Viral di Media Sosial

Chaim Fetter, Bule Belanda Pernah Miskin Tapi Kaya Hati: Bangun Sekolah untuk Anak-Anak di Pelosok

Seorang bule bernama Chaim Fetter nekat menjual aset miliknya di Belanda, demi membiayai pendidikan anak-anak jalanan di pelosok Indonesia.

|
Instagram Chaim Fetter
Chaim Fetter, bule Belanda yang nekat jual aset demi dirikan sekolah untuk anak jalanan di Lombok 

Sehari-hari mereka hanya menghabiskan waktu untuk mengamen di lampu merah, tanpa ada bantuan dari siapapun.

"Waktu saya balik ke Belanda, saya pikir karena saya lihat masih banyak anak di jalan (Lombok) yang saya waktu itu gak bisa bantu, saya putuskan jual perusahaan di Belanda dan kembali ke indonesia. Saya beli tanah 1,5 hektare di dekat Mataram, saya buat sekolah dan panti," kata Chaim, dikutip TribunJakarta.com dari tayangan wawancara Kick Andy, yang dibagikan oleh akun Youtube Pedulianak.

Karena merasa iba, Chaim memutuskan menjual aset miliknya di Belanda untuk kembali ke Indonesia.

Uang hasil penjualan perusahaan itu, dipakai Chaim untuk membeli sebidang tanah di pulau Lombok, bersama teman masa kecilnya.

Di lokasi itu, Chaim mendirikan sekolah, hingga tempat penampungan atau panti asuhan dengan nama Yayasan Peduli Anak.

Lewat yayasan ini, Chaim aktif memberikan pendidikan gratis bagi anak-anak jalanan di desa terpencil, Lombok.

Dulu pernah hidup miskin

Melihat banyak anak-anak terlantar di jalan, hati Chaim tergerak untuk memberi bantuan lebih banyak.

Dalam sebuah wawancara yang dikutip dari akun Youtube Pedulianak, Chaim Fetter bercerita dulu dirinya hanya seorang anak biasa yang hidup miskin di Belanda.

Chaim mengaku, bukan berasal dari keluarga kaya.

Ayah dan ibunya bercerai saat Chaim Fetter berusia 6 tahun.

Ketika itu, ia memutuskan untuk tinggal bersama sang ibu dengan kondisi perekonomian yang sulit.

"Ibu saya agak miskin dan dapat bantuan dari pemerintah supaya bisa kita makan," kata Chaim.

Untuk makan sehari-hari, Chaim kecil bersama ibunya mengandalkan bantuan dari Pemerintah di Belanda.

Sekadar untuk membeli baju dan sepatu seperti yang dipakai oleh anak-anak di lingkungan rumahnya, Chaim mengaku ibunya tidak sanggup.

Kata Chaim, dulu ibunya hanya berharap agar Chaim bisa segera lulus sekolah.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved