Polemik Tas Biru Sembako Murah

Heru Budi Bagikan Tas Sembako Warna Khas Prabowo-Gibran, Pengamat: Terlalu Vulgar

Aksi Heru Budi saat beri sembako murah dengan tas berwarna khas Prabowo-Gibran jadi sorotan. Pengamat nilai terlalu vulgar tunjukan keberpihakan.

|
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Pebby Adhe Liana
Tribun Network
Potret Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono saat memberikan sembako murah dengan tas berwarna biru muda, khas Prabowo-Gibran. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM - Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahardiansyah menyoroti tindakan Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono yang viral membagikan sembako murah dengan menggunakan tas berwarna biru muda.

Penggunaan tas berwarna biru muda ini jadi sorotan karena dianggap mirip dengan warna seragam khas dari pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Trubus menilai, tindakan Heru itu terlalu vulgar untuk menunjukan keberpihakannya kepada salah satu paslon yang berkontestasi di Pilpres 2024.

"Itu terlalu vulgar. Indikasi memihaknya terlalu terlihat," kata Trubus, Jumat (9/2/2024). 

Menurut Trubus, ini bukan kali pertama Heru menunjukan tindakan yang diduga memihak kepada salah satu paslon.

Sebelumnya, ia juga mengkritisi terpampangnya wajah Heru di sejumlah halte Transjakarta dalam menyerukan pemilu damai.

Trubus menganggap Heru tengah memiliki misi terselubung untuk kepentingan di 2024.

"Sama seperti saat wajahnya terpampamg di Transjakarta, itu kan sama aja dimana arahnya seperti mendukung salah satu paslon," kata Trubus.

Upaya Balas Budi

Trubus menganggap, apa yang dilakukan Heru Budi merupakan bagian dari upaya balas budi terhadap Presiden Joko Widodo.

Sebab, jabatan Pj Gubernur merupakan jabatan yang dipilih langsung oleh Jokowi sebagai kepanjangan tangannya di daerah selama masa transisi menuju pilkada serentak 2024.

Terlebih, Heru juga menjabat sebagai Kepala Sekretariat Presiden.

"Keberadaan dia semata-mata karena kepentingan Jokowi, itu konkrit karena memang bagian yang tak terpisahkan,"

"Nah ini cara dia buat balas budi karena kan perpanjangan Pj tergantung presiden," ujarnya.

Kendati begitu, Trubus menilai cara-cara barbar seperti yang dilakukan Heru itu sudah tak terlalu efektif untuk masyarakat Jakarta yang dianggap sudah cukup cerdas dalam menentukan pilihan.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved