Pilpres 2024

Sudah Punya Hak Pilih, Pelajar Tak Mau Pemilu 2024 Diwarnai Ujaran Kebencian dan Hoaks

Mayoritas pemilih dalam Pemilu 2024 adalah para generasi muda yakni dari kalangan milenial dan generasi Z.

Elga Hikari Putra/TribunJakarta.com
Para pelajar yang telah memiliki hak pilih menggelar aksi menyuarakan agar Pemilu 2024 tak dipenuhi hoaks. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM - Mayoritas pemilih dalam Pemilu 2024 adalah para generasi muda yakni dari kalangan milenial dan generasi Z.

Salah satu generasi muda tersebut yakni para pelajar yang tentunya telah berusia 17 tahun saat Pemilu 2024 berlangsung.

Di Jakarta saja, ada sebanyak 412 pelajar yang genap berusia 17 tahun tepat di hari pemungutan suara Pemilu 2024 pada 14 Februari 2024.

Pemilu 2024 akan menjadi pengalaman pertama mereka turut andil dalam menentukan suara pemimpin di Indonesia.

Satu diantaranya dirasakan oleh Abdul Faqih Ramadhani, siswa SMK Yapia Parung, Bogor, Jawa Barat.

Dia  berharap Pemilu 2024 tidak diwarnai oleh ujaran kebencian yang bisa memecah belah bangsa.

"Kami harap tak ada lagi ujaran kebencian kepada siapa pun," kata Faqih saat dikonfirmasi, Sabtu (10/2/2024).

Faqih turut hadir dalam aksi bersama ratusan pelajar gabungan dari wilayah Jabodetabek yang tergabung dalam Blok Pelajar Politik Melawan dan Pemuda Indonesia Center (PIC) di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat untuk menolak ujaran kebencian dalam pelaksanaan Pemilu 2024.

Menurutnya, meski ada perbedaan pilihan di Pemilu 2024, namun masyarakat Indonesia harus tetap bersatu dan tak mudah diadu domba oleh hoaks

"Ini sesuai dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, meskipun kita berbeda-beda, tapi kita tetap satu jua," ucapnya.

Faqih menjelaskan, saat aksinya itu, para pelajar menghimbau agar tidak ada lagi penyebaran berita hoaks serta ujaran kebencian yang dapat menimbulkan perpecahan.

Pelajar juga meminta semua elemen yang terlibat dalam pesta demokrasi agar dapat memberikan pendidikan politik yang baik bagi pemuda dan pelajar.

"Kami menuntut agar tdak ada lagi tindakan adu domba di semua kalangan termasuk polarisasi pemuda dan pelajar hanya karena janji politik, janji jabatan serta praktek money politic," katanya.

Faqih menuturkan, para pelajar juga meminta kepada para pakar, akademisi dan politisi untuk menjadi contoh yang baik bagi para pemuda dan pelajar dalam menyikapi dan berkontestasi dalam pesta demokrasi Pemilu 2024.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved