Anak Usia 2 Tahun Dianiaya Sadis Oleh Selingkuhan Ibu Sampai Tewas, Dipicu Kalah Judi Online

Nasib malang menimpa SRH bocah 2 tahun di Surabaya. SRH tewas usai dianiaya secara sadis oleh pria yang tak lain selingkuhan ibunya.

Kolase TribunJakarta/surya.co.id
Rizki (baju merah) menundukkan kepala ketika diinterogasi Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Hendro Sukmono, Jumat (16/2/2024). Rizky adalah pebinor (perebut bini orang) yang membunuh bayi laki-laki selingkuhannya 

TRIBUNJAKARTA.COM - Anak berusia 2 tahun bernama SRH tewas usai dianiaya secara sadis oleh selingkuhan ibunya di Surabaya.

Pelaku yakni Rizki asal Kecamatan Tambelangan, Kabupaten Sampang, Madura, sehari-hari tinggal bersama kekasihnya SR alias ibu korban.

Sebagai informasi, SR sebenarnya sudah punya suami.

Namun karena hubungan rumah tangganya kurang harmonis, ia menjalin cinta dengan pria lain yang tak lain adalah Rizki hingga tinggal bersama.

Niat hati ingin mencari kebahagian lain dengan menjalin cinta bersama laki-laki lain, SR malah kehilangan anaknya.

Peristiwa berawal saat SR pergi meninggalkan kos yang mereka tinggali untuk bekerja di tanggal 13 Februari 2024.

Lantaran merasa sang kekasih bisa dipercaya, SR menitipkan anaknya kepada Rizki.

Hal ini pun awalnya disanggupi oleh Rizki.

Akan tetapi, saat SR sudah pergi korban malah tak diurus oleh Rizki.

Korban yang saat itu buang air besar (BAB) didiamkan begitu saja.

Korban yang masih berusia 2 tahun terus menangis sejak ibunya pergi.

Hal ini membuat pelaku kesal dan merasa terganggu.

Saat kejadian, Rizki mengawasi korban sambil bermain judi online.

Kekalahannya saat bermain judi online membuat pelaku semakin disulut emosi.

Ia lalu melampiaskan kekesalannya itu pada SRH yang terus-terusan menangis.

"Saya sebenarnya sudah nenangin korban tapi masih nangis terus," kilah pelaku.

Mendengar suara tangisan korban yang tak henti-henti, pelaku langsung menganiaya bocah malang itu secara sadis.

Pelaku mencekik leher korban, lalu membenturkan kepalanya di lantai.

Korban mengalami patah tulang tengkorak bagian belakang, pendarahan pada otak besar-kecil, batang serta otot dinding perut, hingga tewas.

Suli (50) warga sekitar bercerita, sama sekali tak mengetahui pelaku dan SR adalah pasangan kumpul kebo.

Suli bercerita, memang kerap mendengar suara tangisan dari arah kamar pasangan tersebut.

Namun menurutnya, tak ada tanda-tanda mencurigakan dari pasangan itu.

Mereka, terlihat seperti keluarga pada umumnya.

"Kerja di mana gak tahu, cuma sempat lihat ibunya gendong anaknya keluar kos beli gorengan. Sempat batin badan ibunya sintal, tapi kok anaknya kurus. Cuma tak batin aja," ucap Suli.

Salah satu teman kerja pelaku bernama Heru mengatakan, Rizki awalnya tinggal sendirian.

Namun pada awal 2024 ini ia baru mulai tinggal bersama ibu korban.

Kepada Heru, Rizki yang di lingkungan kerja dikenal dengan nama Susanto itu mengaku sudah nikah siri bersama ibu korban.

"Saya sempat anya Susanto, gak ada acara nikah kok tiba-tiba ada perempuan di kos,"

"Dijawab perempuan itu sudah janda dan mereka sudah nikah siri. Saya pikir waktu itu benar. Lah kok ternyata jadi begitu," ucap Heru.

Ketua RT setempat, Zainul Arifin, mengaku kecolongan.

Ia tak menyangka di lingkungannya ada warga musiman yang merupakan pasangan kumpul kebo. Bahkan, berujung pada kasus penganiayaan sampai tewas.

"Sebenarnya saya sudah minta KTP lewat tuan rumahnya, tapi dibilang belum dikasih pasangan kumpul kebo itu. Ternyata gak lama ada kejadian pembunuhan, saja saya kasihan sama korban," ujar Zainul.

 

Artikel ini diolah dari Surya.co.id.

Baca artikel menarik lainnya di Google News.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved