Caleg DPR Otaki Pembunuhan

Orangtua Indriana Terima Sate Misterius Sebelum Tahu Anaknya Tewas, Ternyata Dibunuh 6 Hari Lalu

Sebelum tahu anaknya dibunuh, orangtua Indriana sempat terima kiriman sate misterius. Ada chat pakai Hp almarhum tanya 'Enak gak Bu'

|
Bima Putra/TribunJakarta.com
Unit kontrakan tempat Indriana Dewi Eka Saputri tinggal bersama kedua orangtuanya di RT 06/RW 14, Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur Minggu (3/3/2024). 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Orangtua Indriana Dewi Eka Saputri (24) dapat kiriman makanan misterius sebelum mengetahui anaknya sudah tewas dibunuh.

Paket makanan itu dikirimkan ke rumah kontrakan mereka di kawasan Cipinang Besar Utara, Jatinegara, pada Senin (26/2/2024) malam.

Ketua RT setempat, Eko Sudiyanto mengatakan orangtua Indriana yakni Mohamad Roi dan Endang Tatik saat itu belum mendapat informasi soal kematian anaknya oleh Polda Jawa Barat.

Paket makanan berupa sate itu diantarkan oleh ojek online ke rumah kontrakan mereka, atas nama almarhum Indriana.

"Dikiriman makan, sate oleh seorang wanita (driver Ojol). Itu sebelum polisi datang, karena polisi datang Selasa pagi jam 07.00 WIB," kata Ketua RT 06/RW 14, Eko Sudiyanto, Minggu (3/3/2024).

Tak berselang lama, ibu korban menerima pesan chat yang dikirim dari Hp Indriana.

Pesan tersebut menanyakan soal sate yang sudah dikirimkan.

"Pas kiriman sate ada pesan WhatsApp dari nomor almarhumah. Isinya 'enak enggak bu? Coba dimakan'. Tapi karena waktu itu sudah malam satenya enggak dimakan," ujar Eko.

Diduga, sate ataupun pesan tersebut bukanlah dikirimkan oleh Indriana.

Sebab berdasar keterangan Polda Jawa Barat, Indriana tewas dibunuh di kawasan Bukit Pelangi Bogor pada Selasa (20/2/2024).

Ia dibunuh oleh kekasihnya bernama Didot Alfiansyah, pacar Didot yakni Devara Putri Prananda, dan pembunuh bayaran Muhammad Reza Swastika.

Jasad Indriana lalu dibuang ke jurang pada Jumat (23/2/2024) di Kota Banjar, Jawa Barat.

Menurut keterangan orangtua Indriana, meski anaknya tewas dibunuh sejak 20 Februari 2024 ia masih kerap merespon chat yang dikirim oleh keluarganya sejak pergi meninggalkan rumah dengan alasan berlibur ke Puncak.

Namun setiap ditelepon, Hp Indriana tidak pernah menjawab. Lagi-lagi, Hp tersebut hanya merespon lewat chat.

Orangtua Indriana pun tak memakan sate yang dikirimkan ke rumah kontrakannya saat itu juga lantaran kondisi yang sudah malam.

Hingga keesokan harinya, pada Selasa (27/2/2024) pagi, sejumlah anggota Ditreskrimum Polda Jawa Barat datang dan menyampaikan kabar kematian Indriana.

Ketika itulah, orangtua Indriana menceritakan telah menerima kiriman sate atas nama anaknya tadi malam.

Ada kecurigaan, paket sate yang diterima orangtua korban dikirim oleh komplotan pelaku pembunuhan.

"Akhirnya sate itu dibawa sama polisi. Mungkin buat dicek, takutnya ada niat jahat juga. Apa ada racun atau bagaimana saya enggak tahu. Karena secara logika Indriana sudah meninggal," tutur Eko.

Terjepit Cinta Segitiga

Sebelumnya diberitakan, Indriana tewas dibunuh di Bukit Pelangi Bogor, pada 20 Februari 2024 lalu.

Berdasar penyelidikan sementara polisi, pembunuhan ini dilatarbelakangi oleh cinta segitiga.

Indriana, menjalin hubungan asmara dengan Didot Alfiansyah.

Di sisi lain, Didot memiliki pacar bernama Devara Putri Prananda.

Devara yang mengetahui hubungan kekasihnya dengan Indriana pun cumburu buta.

Ia meminta Didot untuk membunuh Indriana. Hal ini pun malah disetujui Didot yang juga kekasih Indriana.

Didot lalu meminta bantuan Muhammad Reza Swastika yang merupakan temannya untuk menghabisi Indriana Dewi Eka.

Pada 20 Februari 2024, Didot dan Reza awalnya berpura-pura mengajak korban pergi jalan-jalan dari Jakarta ke Sentul, Bogor.

Mereka pergi bersama menggunakan mobil Avanza yang disewa.

Setibanya di kawasan Bukit Pelangi Sentul, Reza menjerat leher korban dengan ikat pinggang selama 15 menit sampai korban tewas.

Setelah itu, Didot Alfiansyah dan Reza langsung tancap gas ke Jakarta menjemput Devara Putri Prananda sambil membawa jasad korban.

Keesokan harinya atau pada Rabu (21/2/2024) siang, para pelaku membawa jasad korban menuju Pangandaran melalui Tol Cipali Cirebon.

Namun saat sampai di daerah Kuningan, mobil yang mereka gunakan rusak sehingga harus ditowing atau diangkut ke bengkel.

Selama di dalam mobil, pelaku menutup mulut korban menggunakan masker sehingga seolah-olah terlihat sedang tidur.

Jasad korban berada di dalam mobil itu selama empat hari.

Hingga Jumat (23/2/2024) sekitar jam 02.00 WIB, Didot Alfiansyah dan Devara Putri Prananda mengeluarkan jasad Indriana dari mobil tersebut.

Mereka lalu membuangnya ke jurang di belakang Tugu Gajah Kota Banjar dengan ditutup menggunakan selimut.

Baca artikel menarik lainnya di Google News.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved