"Supaya Tetap Eksis di Politik" Elit PDIP Sindir Usulan Grace Natalie Soal Jokowi Pimpin Koalisi

Elit PDI Perjuangan, Andreas Hugo Pareira menyindir usulan Politikus PSI Grace Natalie mengenai keinginannya agar Jokowi memimpin koalisi parpol.

Sekretariat Presiden
Dalam kunjungan kerjanya ke Jawa Timur, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI di Pangkalan TNI AU Iswahjudi, Kabupaten Magetan pada Jumat, (8/3/2024) didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Elit PDI Perjuangan, Andreas Hugo Pareira menyindir usulan Politikus PSI Grace Natalie mengenai keinginannya agar Jokowi memimpin koalisi parpol. 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Elit PDI Perjuangan, Andreas Hugo Pareira menyindir usulan Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie mengenai keinginannya agar Jokowi memimpin koalisi partai politik.

Ketua DPP PDI Perjuangan itu menilai ide tersebut merupakan bagian dari upaya cawe-cawe dalam jilid selanjutnya.

Pasalnya, Grace menginginkan Jokowi memimpin koalisi parpol setelah tidak lagi menjabat sebagai Presiden RI.

Namun bagi Andreas, keinginan Grace hanyalah seri lanjutan upaya cawe-cawe yang dimulai dari usulan tiga periode, perpanjangan masa jabatan presiden hingga obrak-abrik di Mahkamah Konstitusi (MK).

“Kalau saya melihat ini, ini bagian jilid berikut dari upaya cawe-cawe yang dilakukan supaya tetap eksis dalam dunia politik,” ujar Andreas dikutip dari Kompas TV.

Andreas pun mengingatkan pemimpin politik formal maupun substansi akan berubah pasca-kontestasi Pilpres.

Presiden Jokowi dengan Menko Polhukam Hadi Tjahjanto dan Menteri ATR/BPN AHY.
Presiden Jokowi dengan Menko Polhukam Hadi Tjahjanto dan Menteri ATR/BPN AHY. (Biro Pers Istana)

Ia pun mengatakan Presiden Jokowi tidak akan menjadi pemimpin politik lagi di masa mendatang.

“Kita semua sudah tahu kan, bahwa ke depan pemimpin politik formalnya maupun secara substansi itu juga akan berubah siapa pun yang menang di dalam kontestasi Pilpres, pasti berubah,” kata Andreas.

“Pak Jokowi secara substansi politik, secara formal, you tidak akan menjadi pemimpin politik lagi ke depan," sambungnya.

Selain itu, Andreas pun menjawab pertanyaang mengenai Presiden Jokowi apakah telah mengembalikan Kartu Tanda Anggota (KTA) PDI Perjuangan.

Menurut Andreas, Presiden Jokowi tidak pernah peduli dengan hal yang menurutnya hanya formalitas.

“Kalau itu sebenarnya buat Pak Jokowi tidak penting, dia enggak pernah peduli dengan soal formalitas, soal etik dan moral di dalam berorganisasi, dia nggak peduli, makanya sebenarnya tidak penting juga untuk bicara itu, karena buatnya nggak penting,” ungkap Andreas.

“Kami berharap ya secara formal menyampaikan, karena secara substansi sudah berada pada posisi yang lain di dalam proses sebelum kampanye, pada saat kampanye dan saat ini, oleh karena itu tidak relevan lagi berbicara soal formalitas dan juga etika berorganisasi, karena dia tidak mempedulikan hal-hal itu.”

Usulan Grace Natalie

Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie.
Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie. (Tribunnews.com)

Sebelumnya, Politikus PSI Grace Natalie menilai sosok Jokowi dapat menjembatani antar parpol.

Ia pun menilai, Jokowi sudah semestinya menjadi sosok yang berada di atas semua partai. Hal itu, kata Grace, penting untuk menyongsong cita-cita Indonesia Emas 2045.

Grace mengatakan, usulan tersebut juga diutarakan Ketua Dewan PSI Jeffrie Geovannie agar Jokowi dapat memimpin kaolisi partai politik yang memiliki kesamaan visi menuju Indonesia Emas.

"Saya pikir ide bagus juga, Pak Jokowi mungkin bisa jadi ketua dari koalisi partai-partai."

"Semacam barisan nasional, partai-partai mau melanjutkan atau punya visi yang sama menuju Indonesia emas," kata Grace dilansir WartakotaLive.com, Selasa (12/3/2024).

Menurutnya, tidaklah mudah untuk mencari sosok seperti Jokowi, yang bisa menjembatani semua partai politik dan perkataannya dapat mempersatukan partai-partai tersebut.

"Enggak banyak sih saya pikir yang dengan orang rela ya untuk menerima dan hari ini saya pikir Pak Jokowi satu-satunya orang," ungkap Grace.

Meski demikian, Grace mengaku masih belum ada pembicaraan lebih lanjut tentang hal ini. "Itu kan masih usulan ya, detailnya kita belum tahu juga, kan perlu dibicarakan juga. Ini kan banyak partai, banyak kepentingan, banyak kepala, jadi akan seperti apa dinamikanya belum tahu," ujarnya.

Hal serupa dikatakan Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari terkait isu Jokowi bakal menjadi Ketua Umum Partai Golkar.

Ia melihat Jokowi tidak akan menjadi kader Golkar dan tidak menjabat ketua umum partai berlambang Pohon Beringin itu.

“Sebagai partai besar tentu Golkar partai yang sangat menarik untuk dibahas dan didiskusikan dan karena itu kemudian dikaitkan dengan Pak Jokowi sebagai calon potensial untuk menjadi ketua umum Golkar ke depan,” kata Qodari.

“Nah saya mungkin berbeda dengan beberapa pandangan atau analisa yang berkembang, menurut saya Pak Jokowi tidak akan masuk ke Partai Golkar beliau tidak akan menjadi ketua umum dan beliau akan tetap menjadi tokoh yang berada di atas semua partai politik,” sambung Qodari. (KompasTV/Tribunnews.com)

Baca artikel menarik TribunJakarta.com lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved