2 Anak dari Satu Keluarga yang Tewas di Apartemen Penjaringan Ternyata Sudah 1 Tahun Putus Sekolah
Dua anak dari satu keluarga yang tewas usai melompat bersama dari Apartemen di Penjaringan ternyata sudah 1 tahun putus sekolah.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Pebby Adhe Liana
Sebagai informasi, keempat korban tewas sebelumnya jatuh dari apartemen bersamaan dalam kondisi tangan yang saling terikat.
Dalam proses penyelidikan terkini, polisi pun juga mengecek DNA yang melekat pada tali terikat di tangan keempat almarhum tersebut.
Proses pemeriksaan DNA ini dilakukan sebagai upaya mengungkap kasus lewat metode scientific crime investigation.
"Pertanyaan besar apakah bunuh diri ataukah ada pihak lain? Itu yang kemudian kita harus jawab menggunakan scientific crime investigation," kata Gidion.
"Kita menunggu hasil pemeriksaan dari Puslabfor tentang DNA. DNA di mana? DNA yang ada di tali yang ditemukan di TKP, satu melekat pada korban dan satunya terlepas dari tangan korban," jelas Gidion.
Adapun sejak kejadian Sabtu 9 Maret lalu hingga hari ini, polisi sudah melakukan tiga kali olah TKP di apartemen tersebut untuk memperkuat analisa-analisa tertentu yang dikumpulkan dalam penyelidikan.
Berdasarkan hasil penelusuran CCTV, sebelumnya terlihat gelagat aneh dari sang ayah dan ibu yang mengajak kedua anaknya mengakhiri hidup bersama-sama.
Gelagat aneh yang pertama ditunjukkan oleh sang ayah, EA.
Ia tampak merangkul dan menciumi kening istri serta dua anaknya di dalam lift, sebelum akhirnya melompat dari rooftop apartemen bersama-sama.
Selain itu, sang ibu AEL juga sempat meminta ketiga orang terdekatnya itu mengumpulkan handphone mereka masing-masing.
Handphone mereka lalu dimasukkan AEL ke dalam tasnya sebelum mereka naik ke rooftop tempat kejadian perkara.
Baca artikel menarik lainnya di Google News.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.