Daftar 7 Terminal Utama dan Tambahan di DKI Jakarta Selama Masa Mudik Lebaran 2024, Ada Sejarahnya
Simak daftar tujuh terminal utama dan tambahan di DKI Jakarta yang disiapkan selama masa mudik Lebaran 2024. Ada sejarahnya.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Simak daftar tujuh terminal utama dan tambahan di DKI Jakarta yang disiapkan selama masa mudik Lebaran 2024.
Dinas Perhubungan DKI Jakarta menyiapkan tujuh terminal tersebut untuk melayani para pemudik di lima wilayah kota administrasi Jakarta.
Dishub DKI juga menyiapkan ribuan bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dari 152 Perusuhaan Otobus (PO) pada masa Angkutan Lebaran 2024.
“Total bus yang kami siapkan ada 2.258 unit,” kata Kepala Dishub DKI Syafrin Liputo saat dikonfirmasi, Selasa (26/3/2024).
Sementara itu untuk empat terminal utama yakni:
1. Terminal Pulo Gebang
Terminal Pulo Gebang dibangun tahun 2009. Namun sebenarnya Terminal Pulo Gebang sudah dirancang sejak tahun 2001 oleh arsitek Paul Tanjung Tan.
Pada sejarah Terminal Pulo Gebang, proyek ini diprakarsai oleh Dinas Perhubungan dan Transportasi Provinsi DKI Jakarta dan menghabiskan dana sebesar 450 miliar rupiah.
Terminal ini dibangun untuk menggantikan fungsi Terminal Pulo Gadung yang sudah tidak layak serta menghilangkan terminal bayangan di Jakarta yang selama ini menjadi penyebab kemacetan.
Terminal Pulo Gebang juga dibangun sebagai terminal percontohan di Indonesia karena menyediakan fasilitas transportasi yang nyaman, aman, dan aksesibel.
Meski sudah dibangun sejak tahun 2009, Terminal Pulo Gebang baru diresmikan 28 Desember 2016 tepatnya saat arus mudik Natal dan Tahun Baru.
Saat ini Terminal Pulo Gebang menjadi terminal bus terbesar se-Asia Tenggara. Bentuk dan fasilitas Terminal Pulo Gebang pun seperti Bandara.
Terminal Pulo Gebang dibangun di atas tanah 9 hektare dengan 100 ribu meter persegi yang di antaranya berupa bangunan.
Terminal Pulo Gebang memiliki empat lantai dan dilengkapi dengan lift, eskalator, pintu otomatis, dan CCTV.
Di lantai pertama tedapat Masjid Darul Musyarifin yang bisa menampung 700 jemaah, area komersial, ruang loker, dan toliet.
Lantai dua digunakan untuk loket tiket bus AKAP, bus transjakarta, dan ruang pengumuman. Lantai tiga berisi foodcourt dengan 54 kios.
Sementara lantai empat menjadi kantor pengelola terminal dan ruang perwakilan PO bus dan control room.
2. Terminal Kampung Rambutan
Sejarah Terminal Kampung Rambutan sendiri dimulai tahun 1986.
Terminal ini dibangun pada tahun 1986 untuk menggantikan Terminal Cililitan yang kelak akan menjadi Pusat Grosir Cililitan.
Seperti namanya, Terminal Kampung Rambutan dulunya merupakan Kebun Pohon Rambutan.
Pada Sejarah Kampung Rambutan, dulunya wilayah ini mayoritas dihuni etnis Betawi. Kawasan Kampung Rambutan memang dulunya kawasan Kebun Pohon Rambutan pada abad ke-19.
Saking banyaknya pohon rambutan di wilayah tersebut, hampir setiap rumah Betawi memiliki pohon rambutan di halamannya.
Pohon bernama ilmiah Nephelium Lappaceum itu tumbuh di kebun-kebun dan halaman rumah penduduk yang kebanyakan beretnis Betawi.
Karena menghasilkan dan memasok banyak buah rambutan, akhirnya wilayah itu dikenal dengan nama Kampung Rambutan.
Sejak Jakarta menjadi Ibu Kota, lama-kelamaan kawasan pinggiran Jakarta seperti Kampung Rambutan di Ciracas, Jakarta Timur berubah menjadi pemukiman padat.
Sedikitnya lahan untuk pohon rambutan membuat pohon tersebut semakin hilang dari waktu ke waktu.
Kawasan itu semakin padat saat dibangunnya Terminal Kampung Rambutan. Terminal Kampung Rambutan dibangun sekitar tahun 1982.
Dalam proses pembangunannya memakan waktu hingga 10 tahun. Adapun yang meresmikan Terminal Kampung Rambutan saat itu yakni Gubernur DKI Jakarta Wiyogo Atmodarminto.
Saat itu, Wiyogo meresmikan Terminal Kampung Rambutan sebagai pengganti terminal bus antarkota di Cililitan.
Namun, bekas Terminal Cililtan tak lama terminal itu diubah menjadi sebuah bangunan pusat perbelanjaan.
Pada tahun 1992, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membangun terminal ini menjadi lebih besar dengan menambahkan berbagai fasilitas seperti tempat penjualan tiket, toilet, kantin, dan beberapa ruko untuk usaha mikro dan kecil.
Terminal itupun sekarang menjadi terminal Tipe-A yang melayani hilir mudik penumpang dari dan ke berbagai kota di provinsi lain maupun berbagai tempat di dalam DKI Jakarta.
Terminal Kampung Rambutan kerap menjadi salah satu pintu masuk perantau dari Jawa Tengah, Jawa Barat, atau Jawa Timur.
Rencananya dalam waktu dekat, Terminal Kampung Rambutan akan direvitalisasi sekaligus di-upgrade dan diintegrasikan dengan stasiun LRT Jabodetabek dan menyusul stasiun MRT fase 4 yang rencana pembangunannya juga bekerjasama dengan investor Korea Selatan.
3. Teminal Kalideres
Terminal Bus Kalideres di Jakarta Barat direvitalisasi setelah 38 tahun berdiri.
Terminal Kalideres melayani dua keberangkatan bus yakni bus area Jawa dan Sumatera, serta bus untuk dalam kota.
"Terminal Kalideres difungsikan sejak 1985. Nah Terminal Kalideres terdiri dari dua layanan. Ada layanan antar kota antar provinsi, ada layanan terminal dalam kota," kata Kepala Terminal Kalideres, Revi Zulkarnaen saat ditemui Warta Kota di lokasi, Sabtu (18/11/2023).
Dalam kepemimpinannya itu, Revi bersama UPT Terminal membenahi potret usang Terminal Kalideres agar lebih menarik perhatian pengunjung, di akhir 2023 ini.
Yakni dengan pembenahan infrastruktuur serta revitalisasi loket-loket PO bus yang semula berjumlah 42 menjadi 52.
Selain itu, loket PO bus juga ditata sedemikian rupa sehingga menjadi lebih rapih nan estetik dengan nuansa putih keabu-abuan.
Rencananya, penumpang bakal menikmati layanan baru Terminal Kalideres pada awal Desember 2023.
Adapun layanan yang disediakan di gedung lama yang direvitalisasi tersebut adalah loket pelayanan tiket khusus Sumatera dan Jawa, kios, serta ruang tunggu penumpang.
4. Terminal Tanjung Priok
Revitalisasi Terminal Tanjung Priok, Jakarta Utara, hampir rampung dikutip dari Harian Kompas.
Dimana, pengelola terminal meningkatkan pelayanan dari segi waktu keberangkatan serta menambah trayek baru.
Warga DKI Jakarta kini memiliki banyak pilihan karena terminal itu juga mulai melayani perjalanan darat ke Bali.
Terminal Tanjung Priok, pada Senin (7/8/2023), dipadati beragam kendaraan, mulai dari bus antarkota antarprovinsi, bus Transjakarta, angkot, hingga mikrotrans.
Kepala Terminal Bus Tanjung Priok Muzofar Surya Alam mengatakan, untuk meningkatkan pelayanan, pihaknya menambah satu gedung baru.
Gedung berlantai dua yang proses pembangunannya telah mencapai 80 persen itu dilengkapi mushala hingga kios-kios pedagang cepat saji.
”Saat ini sudah ada kepastian keberangkatan. Kami menghilangkan terminal-terminal bayangan yang selama ini ada. Calon penumpang yang selama ini membeli tiket di terminal bayangan, harus kembali mencintai terminal,” katanya, Senin (7/8/2023).
Terminal itu juga menampung 600 mikrotrans.
Menurut Muzofar, selain peningkatan kualitas layanan, Terminal Tanjung Priok juga membuka trayek baru yang melayani penumpang dari Tanjung Priok ke Bali. Sebelumnya, angkutan kota antarprovinsi dari Tanjung Priok hanya sampai di Madura, Jawa Timur.
Secara umum, Terminal Tanjung Priok memiliki 10 trayek antarkota antarprovinsi. Setiap trayek itu dilayani 28 bus. Terminal Tanjung Priok juga menampung sekitar 600 kendaraan mikrotrans.
Tiga Terminal Tambahan:
- Terminal Muara Angke
- Terminal Grogol
- Terminal Lebak Bulus
Selain itu, ada 150 unit bus cadangan yang juga disiapkan guna mengantisipasi penumpukan pemudik di terminal.
Apalagi, Korps Lalu Lintas Polri berencana melakukan sistem satu arah di sejumlah ruas tol saat arus mudik, sehingga menyulitkan bus dari daerah untuk masuk ke Jakarta.
“Oleh sebab itu kami harus siapkan bus cadangan, jantan sampai penumpang yang sudah ada di terminal menunggu lebih dari 12 jam,” tuturnya. (Wartakota/TribunJakarta)
Dapatkan Informasi lain dari TribunJakarta.com via saluran Whatsapp di sini.
Baca artikel menarik TribunJakarta.com lainnya di Google News
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/tampak-depan-terminal-pulo-gebang-di-cakung-jakarta-timur-selasa-462019.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.