Pertuni DKI Ungkap Cuma Terminal Pulo Gebang yang Ramah Disabilitas, Simak Sejarahnya
Pertuni DKI Jakarta mengungkapkan hanya Terminal Pulo Gebang yang ramah disabilitas. Simak sejarah Terminal Pulo Gebang.
Penulis: Bima Putra | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Blok A memiliki sembilan pintu dengan jalur 28 unit bus, dan luas 1.824 meter persegi.
Blok B berfungsi untuk ruang tunggu penumpang. Blok tersebut juga menjadi tempat keberangkatan bus AKAP.
Blok C digunakan sebagai tempat kedatangan bus AKAP dan bus dalam kota. Luasnya mencapai 2.880 meter persegi dengan 14 pintu dan 16 jalur bus dalam kota.
Blok D merupakan gedung bagi area bus transjakarta. Luas blok D mencapai 409 meter.
Blok tersebut merupakan tempat beroperasinya transjakarta koridor 11, yang melayani rute Kampung Melayu-Pulogebang.
Pun terdapat area parkir motor atau mobil pribadi luas di pelataran terminal.
Puluhan perusahaan bus dengan puluhan rute berbeda datang dan berangkat dari terminal
Dari Terminal Pulo Gebang, penumpang bisa memilih berbagai rute tujuan antarprovinsi mulai dari ke Jawa Barat seperti Cirebon, Kuningan, dan Tasikmalaya.
Penumpang juga bisa ke Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat hingga Sumatera.
Di Terminal Pulo Gebang juga menjadi tempat transit bagi banyak perusahaan bus ke seantero Indonesia dari Jakarta. Malah, tak sedikit juga yang turun atau melewati tempat wisata.
Misalnya saja salah satu PO langsung menuju ke Candi Prambanan.
Terminal Pulo Gebang bisa jadi salah satu terminal aman karena memiliki 64 CCTV serta Pos keamanan bersama polisi, Garnisun TNI, dan Satpol PP di setiap sisi terminal.
Selain itu di Terminal Pulogebang juga terdapat fasilitas penginapan berukuran sekitar 3x2 meter tersebut dilengkapi fasilitas kasur, AC, serta kamar mandi di bagian luar.
Fasilitas itu sudah ada sejak akhir 2020. Fasilitas penginapan ini biasanya karena transit atau tiba di terminal terlalu awal atau sudah larut malam untuk pulang ke rumah.
Total ada 15 bilik kamar di Terminal Pulo Gebang. Kamar itu hanya bisa menampung satu orang dewasa saja. Untuk kamar pria dan wanita tetap terpisah walaupun berstatus suami istri.
Dapatkan Informasi lain dari TribunJakarta.com via saluran Whatsapp di sini.
Baca artikel menarik TribunJakarta.com lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.