Gudang Peluru di Bekasi Meledak

Fakta Ledakan Dahsyat Gudang Peluru Bekasi: Dipicu Amunisi Sensitif, Peluru dan Granat Berhamburan

Fakta Ledakan Dahsyat Gudang Peluru Bekasi: Dipicu Amunisi Sensitif, Peluru dan Granat Berhamburan

Kolase TribunJakarta.com
Suryadi, warga RT 01 RW 06 Kelurahan Cikiwul, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi yang bermukim dekat Gudmurah Jaya/Bekasi TKP gudang amunisi meledak. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Ledakan dahsyat yang terjadi di gudang peluru Bekasi, membuat heboh masyarakat.

Ledakan yang terjadi pada Sabtu (30/3/2024) malam itu, membuat masyarakat yang bermukim di sekitar lokasi panik hingga harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Dugaan sementara, ledakan itu terjadi akibat ribuan amunisi milik TNI sudah kedaluwarsa setelah lebih dari 10 tahun tak terpakai.

Amunisi tersebut rencananya memang hendak diledakan alias dilakukan disposal karena sudah kedaluwarsa.

Akan tetapi, sebelum didisposal amunisi tersebut malah meledak terlebih dahulu di dalam gudang hingga menyebabkan kebakaran hebat.

Dirangkum TribunJakarta.com, berikut fakta soal ledakan dugang peluru di Bekasi, Sabtu (30/3/2024) malam:

1. Terjadi saat warga sedang berbuka puasa

Diketahui, ledakan tersebut terjadi sekira pulul 18.05 WIB.

Kala itu, warga yang bermukim di sekitar lokasi sedang asyik menikmati momen buka puasa.

Suryadi, salah satu penduduk bercerita, ia bersama warga lainnya seketika panik begitu melihat kobaran api kian membara.

"Pas bedug magrib, pas saya selesai buka puasa, pertama awalnya kecil. Terus saya keluar udah terang, akhirnya saya kabur," kata Suryadi.

Kebakaran yang begitu dahsyat disaksikan oleh Suryadi bersama tetangga lainnya.

Suara ledakan, juga terdengar beberapa kali sehingga warga di sekitar lokasi langsung berhamburan untuk menjauh dari titik kebakaran tersebut.

2. Dipicu gesekan dan suhu panas

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengungkap, meledaknya amunisi kedaluwarsa di gudang peluru Bekasi diduga dipicu oleh gesekan dan juga suhu panas.

Ia menjelaskan, amunisi yang sudah kedaluwarsa memang lebih sensitif dibanding dengan amunisi normal.

Adanya gesekan amunisi tersebut dan juga suhu panas, memicu terjadinya ledakan hebat hingga kebakaran.

"Ya memang kalau sudah expired itu relatif sensitif dia, labil. Dia kena gesekan, gerakan, kena panas, dia akan mudah, mudah meledak," kata Agus saat meninjau lokasi, Minggu (31/3/2024).

Oleh sebab itu, ia menyebut penyimpanan amunisi kedaluwarsa tersebut harus melalui SOP atau prosedur yang benar.

Diantaranya, disimpan di dalam ruangan bawah tanah untuk mengantisipasi apabila sewaktu-waktu terjadi ledakan.

"Kita punya SOP penggudangannya itu di bawah tanah gitu ya, jadi di bawah tanah, karena labil tersebut dan sewaktu-waktu bisa meledak," kata Agus.

"Itu SOP kita, penyimpanannya di bawah tanah, kemudian ada tanggul dan jauh dari pemukiman masyarakat," sambungnya.

3. Banyak peluru dan granat terpental berhamburan

Pada saat ledakan dahsyat terjadi, sejumlah amunisi berhamburan terpental hingga permukiman warga.

Hal ini diketahui dari temuan warga pasca ledakan tersebut terjadi di sekitar kediaman mereka.

Seperti granat, hingga peluru berukuran besar.

Penemuan peluru pasca ledakan itu pun dibenarkan oleh Danton Pleton B Damkar Kota Bekasi, Haryanto.

Haryanto menyebut, amunisi itu ditemukan tersebar di permukiman warga sekitar Yon Armed 7.

4. Sebabkan kerusakan rumah warga

Berdasar informasi terkini, tak ada korban jiwa dari ledakan yang terjadi di gudang peluru tersebut.

Namun, beberapa rumah warga mengalami kerusakan akibat dentuman keras saat terjadi ledakan.

Salah seorang warga bernama Andre mengatakan akibat gudang senjata tersebut meledak, genteng dan kaca di rumahnya hancur.

"Kaca pada pecah, genteng pada bolong," ujar Andri ketika diwawancarai Kompas.com, Minggu (31/3/2024).

Ia pun bersama beberapa warga lain terpaksa harus mengungsi jauh dari perkampungan akibat peristiwa ledakan ini.

5. Damkar pakai bantuan robot padamkan api

Saat proses pemadaman, damkar menggunakan bantuan tenaga robot pada titik ledakan gudang.

Kadis Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta, Satriadi Gunawan mengatakan, penggunaan bantuan robot tersebut untuk meminimalisir risiko terhadap para personel.

Mengingat lokasi kebakaran, berbeda dari biasanya sehingga membutuhkan penanganan secara khusus.

"Jadi memang untuk mengalihkan risiko terhadap personel kita menggunakan dua unit robotik. Nah itu jangan sampai risiko, karena kan ini masuk ke gudang peluru yang memang SOP-nya harus penanganan khusus," kata Satriadi di lokasi tadi malam.

Dengan robot itu, petugas damkar bisa melakukan proses pemadaman dari jarak jauh dengan lebih aman.

Unit robotik tersebut bisa dioperasikan jarak jauh hingga 500 meter oleh operator.

Robot tersebut juga dilengkapi dengan kamera canggih yang bisa membaca titik api.

"Saya tadi lihat posisi amannya ada 200 meter dari gudang. Jadi anggota masih bisa menggerakaan (robot) dengan 200 meter itu. Karena di robot itu ada kameranya juga, terlihat juga kondisinya seperti apa," bebernya.

Selain mengerahkan unit pemadam robot, Dinas Gulkarmat DKI Jakarta juga mengerahkan beberapa unit mobil pompa lainnya.

Api akhirnya bisa dipadamkan pada pukul 3.45 WIB, Minggu dinihari.

 

Dapatkan Informasi lain dari TribunJakarta.com via saluran Whatsapp di sini.

Baca berita dan artikel menarik dari TribunJakarta.com lainnya di Google News.

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved