Cara 2 Kades Ini di Luar Nalar Bahagiakan Warganya: Kasih THR Rp 400 Ribu, Bangun Kantor Bak Istana
Dua kades di Jawa Barat dan Jawa Tengah ini memiliki cara di luar nalar membahagiakan warga. Ada kasih THR ke warga dan bangun kantor bak istana.
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Dua kepala desa (kades) di Jawa Barat dan Jawa Tengah ini memiliki cara di luar nalar membahagiakan warganya.
Kepala Desa Rancah, Dedi Hidayat meneruskan gagasan kades sebelumnya, Aman yang membangun Kantor Desa Rancah, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat begitu mewah bak istana.
Meskipun lokasi Kantor Desa Rancah berada di perdesaan.
Dimana, jarak Desa Rancah dari pusat Kota Ciamis sekitar 35 Kilometer dengan menempuh waktu sekira 1 jam.
Sedangkan Kades Wunut, Iwan Sulistiya Setiawan membagikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada warga Desa Wunut, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Mereka menerima THR masing-masing sebesar Rp 400 ribu.
Iwan mengungkapkan pemberian THR ke warga berjalan dua tahun.
TribunJakarta.com merangkum aksi kedua kades tersebut:
Kantor Desa Rancah Bak Istana

Dikutip dari Kompas.com dan TribunJabar, bangunan Kantor Desa Rancah menjadi pusat perhatian bagi warga yang melintas.
Bangunan megah tersebut dilengkapi oleh delapan pilar di depannya dan manik-manik warna emas yang menghiasi pilar.
Bangunan itu terdiri atas dua lantai, didominasi nuansa warna putih dengan ornamen-ornamen berwarna merah seperti sofa dan gorden jendela.
Kantor Desa bak istana itu dibangun pada 2020 dengan modal dari APB Desa, pendapatan asli desa, dan dana aspirasi.
Kepala Desa Rancah, Dedi Hidayat mengatakan kantor desa tersebut dibangun sejak 2020 oleh kepemimpinan kades sebelumnya, Aman, yang mengundurkan diri karena menjadi caleg DPRD Kabupaten Ciamis.
Meski terlihat mewah dan tak seperti gedung pemerintahan, masyarakat bisa memanfaatkan gedung ini untuk aktivitas bersama-sama dan sangat terbuka.
"Kantor desa ini bukan hanya milik pegawai desa saja, melainkan milik masyarakat Desa Rancah semuanya, jadi tempat ini sangat terbuka untuk semuanya dan bisa digunakan juga oleh masyarakat."
"Contohnya kemarin dipakai untuk acara seminar UMKM," ujar Dedi kepada Tribun, Selasa (16/1/2024).
Selain ada fasilitas Aula Utama dan ruang pelayanan, di lokasi tersebut juga ada bangunan Pusat Kesehatan Desa, Gedung Serba Guna, dan ruangan-ruangan lainnya untuk tamu yang berkunjung ke kantor desa tersebut.
Tak hanya itu, fasilitas tempat ibadah juga disediakan khusus di sisi kanan gedung utama.
Menurut Dedi, nuansa yang ingin dibangun di kantor tersebut adalah nasionalisme karena cat yang digunakan didominasi warna merah putih.
Pembangunan kantor desa mewah itu menghabiskan dana Rp 1 miliar lebih.
Dedi Hidayat adalah kepala desa Rancah terpilih PAW yang dilantik pada November 2023.
"Sebelumnya saya kadus di Dusun Cibeureum, Desa Rancah, dan alhamdulillah di sana juga saya bersama warga bisa membangun balai dusun dua lantai dengan anggaran kurang lebih Rp 700 juta, dananya dari swadaya masyarakat," tambahnya.
Bangunan kantor desa tersebut berdiri di lahan seluas 1.000 meter persegi.
Dedi kemudian menunjukkan ruangan apa saja yang ada di dalam kantornya.
Di lantai dasar, ada ruang pertemuan warga, Bumdes, ruang pelayanan untuk warga, mushala, dan garasi ambulans. Ruangan kepala desa juga berada di lantai dasar.
Hal ini untuk memudahkan jika ada warga yang hendak menemui kepala desa.
Di bagian belakang lantai dasar, ada juga ruang yang bisa digunakan warga untuk pertemuan. Selain itu ada dapur untuk keperluan pegawai desa. Di lantai dua, ada tiga ruangan untuk tamu.
"Di sini ada ruangan kantor, ruang kegiatan atau rapat, ruang pelayanan, mushala, ruang BPD, staf, dan LPM. Ada juga ruang Bumdes dan aset desa berupa pertokoan," ujar Dedi.
Kantor desa terdiri dari tiga gedung. Gedung utama dipakai untuk ruang pertemuan warga, kantor kepala desa, dan ruang bumdes.
Gedung sebelah kanan dipakai untuk ruangan pelayanan, BPD, dan LPM. Sementara, gedung di sebelah kiri dipakai sebagai gedung serbaguna.
Biaya pembangunan kantor desa bergaya Eropa ini tidak diambil dari dana desa. "Biaya pembangunan kantor dari pendapatan asli desa," kata Dedi.
Untuk diketahui, Pemerintah Desa Rancah memiliki sekitar 603 kios yang disewakan kepada pedagang di Pasar Rancah.
Dari hasil sewa kios per tiga tahun, desa sanggup menggasilkan dana sekitar Rp 1,8 miliar. "Selain dari sewa kios, ada juga pendapatan desa dari yang lainnya," kata Dedi.
Salah satunya membangun kantor dusun yang ada di Desa Rancah dan pengadaan ambulans.
"Kami juga punya dua unit ambulans. Itu dibeli dari pendapatan desa. Ambulans gratis untuk warga," ujar Dedi.
THR Bagi Warga Wunut

Kepala Desa Wunut, Iwan Sulistiya Setiawan mengungkapkan tujuan pemberian THR itu untuk memberikan bantuan langsung ke masyarakat.
"Hanya namanya saja THR. Kalau dari pemerintah pusat kan BLT, bansos, atau bantuan yang lain. Kita memberikan bantuan ini kita momen pas Lebaran untuk membantu kebutuhan Lebaran," ujar Iwan.
Iwan menuturkan THR ini diberikan ke masing-masing kepala keluarga (KK) sebesar Rp 400.000.
Sementara untuk jumlah penduduk di Desa Wunut sampai saat mencapai 2.000 jiwa.
Uang THR yang diberikan kepada warga merupakan penghasilan desa dari pengelolaan objek wisata Umbul Pelem.
"Kita berikan THR per keluarga. Ada 744 kepala keluarga. Dana kita ambilkan dari BUMDes penghasilan pengelolaan Umbul Pelem, wisata kita," kata dia.
Iwan berharap, tahun depan bisa memberikan THR dengan nilai yang cukup banyak dibandingkan tahun ini.
Saat ini, kata Iwan, Desa Wunut sedang mengembangkan objek wisata yang lain.
Menurut Iwan, harapannya ke depan pemberian THR tidak hanya per KK. Tetapi bisa diberikan kepada masing-masing warga. Program ini bisa diwujudkan secara tunai maupun investasi.
"Kita punya harapan tidak hanya per KK (ke depan). Tapi, per orang. Ada yang diwujudkan secara tunai dan diwujudkan investasi kepada semua warga tidak pandang bulu. Entah yang miskin maupun kaya. Termasuk THR ini tidak pandang bulu," ungkap Iwan.
Di samping memberikan THR, lanjut Iwan, pemdes juga memberikan bantuan kepada warganya yang tidak mampu sebesar Rp 690.000 per orang.
"Kita juga punya program lain. Apabila ada warga kami meninggal ahli waris kita berikan santunan Rp 1 juta. Dana ini kita ambilkan dari dana sosial BUMDes. Terus ada warga yang opnam di rumah sakit kita bantu Rp 500.000 walaupun sudah punya BPJS," ujar dia.
Iwan menyebut, Desa Wunut juga mengikutsertakan warganya dalam program BPJS kesehatan dan ketenagakerjaan. Semua biaya iuran ditanggung dari desa. (Kompas.com/TribunJabar)
Dapatkan Informasi lain dari TribunJakarta.com via saluran Whatsapp di sini.
Baca artikel menarik TribunJakarta.com lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.