Heboh Risiko Anemia Aplastik di Obat Sakit Kepala, Simak Penjelasan Lengkapnya!

Risiko anemia aplastik terncum di efek samping sejumlah obat sakit kepala. Bahkan beberapa diantaranya berasal dari obat merek ternama.

|
Tangkapan layar di Instagram dan TikTok
Penampilan terakhir komika Babe Cabita sebelum meninggal dunia, pada Selasa (9/4/2024). 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA -  Komika Babe Cabita atau yang bernama asli Priya Prayogra Pratama meninggal dunia pada (9/4/2024) lalu.

Ia diketahui mengidap penyakit anemia aplastik. Dilansir dari Kompas.com, anemia aplastik disebabkan oleh banyak hal dan bisa terjadi tanpa alasan pasti.

Penyakit ini umumnya menyerang orang yang berusia 15-25 tahun dan 60 tahun ke atas. Bahkan gejalanya berbeda-beda pada tiap orang.  Semua tergantung pada jenis sel darah mana yang terpengaruh dan menjadi penyebab kelainan tersebut.


Beberapa waktu berselang anemia aplastik kian menjadi pembicaraan hangat usai masyarakat mengetahui beberapa obat sakit kepala mencatumkan risiko tersebut.

Beberapa merek obat yang dapat mencamtumkan risiko anemia aplastik di bagian efek samping pun viral di media sosial.


Guru Besar Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Zullies Ikawati membenarkan jika ada beberapa obat yang dilaporkan memiliki efek samping meningkatkan risiko anemia aplastik ini.

Namun bukan hanya obat sakit kepala saja tapi dibeberapa obat lain juga memiliki potensi risiko serupa. Hanya saja kejadian anemia aplastik akibat penggunaan obat sangat jarang.

"Apalagi seperti obat sakit kepala yang hanya digunakan dalam jangka pendek dan itupun digunakan jika perlu saja," kata Zullies dalam keterangan yang dikutip Tribunnews, Sabtu (20/4/2024).


Sejauh ini lembaga pengawasan obat yakni BPOM RI belum menjumpai laporan kejadian anemia aplastik akibat obat. "Selama digunakan sesuai dengan petunjuk, lalu ada informasi pada kemasan tentang risiko menyebabkan anemia aplastik itu memang perlu dicantumkan sesuai aturan BPOM. Kejadian ini sangat jarang, yaitu 1 kasus per 1 juta pengguna," tambahnya.


Berikut beberapa obat yang dilaporkan berisiko menyebabkan anemia aplastik meliputi antibiotik Chloramphenicol, Obatan anti-inflamasi nonsteroid, seperti indomethacin dan fenylbutazon, bisa berisiko menimbulkan anemia aplastik, meskipun kasusnya jarang.

Kelompok antibiotik ini, termasuk sulfasalazine dan trimethoprim-sulfamethoxazole, turut dikaitkan dengan anemia aplastik.

Selain obat antikonvulsan yang digunakan untuk mengobati epilepsi, seperti carbamazepine dan phenytoin, juga berpotensi menyebabkan anemia aplastik.

Tidak hanya itu, obat tiroid seperti propylthiouracil dan methimazole yang digunakan untuk mengobati hipertiroidisme.

Obat sitotoksik dan kemoterapi, obat antiretroviral dalam beberapa kasus, obat-obatan yang digunakan untuk mengobati HIV/AIDS telah dilaporkan menyebabkan anemia aplastik.

(Kompas.com/Tribunnews)


Dapatkan Informasi lain dari TribunJakarta.com via saluran Whatsapp di sini

Baca artikel menarik TribunJakarta.com lainnya di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved