Sosok Keluarga Pemilik Toko Bingkai Saudara Frame Korban Kebakaran Maut Diungkap Warga dan Ketua RT
Sosok keluarga pemilik toko bingkai Saudara Frame korban kebakaran maut di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan diungkap warga dan Ketua RT.
TRIBUNJAKARTA.COM - Sosok keluarga pemilik toko bingkai Saudara Frame korban kebakaran maut di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan diungkap warga dan Ketua RT.
Kebakaran maut tersebut menewaskan tujuh orang dalam insiden yang terjadi pada Kamis (18/4/2024) malam.
Keluarga pemilik yang menjadi korban tewas yakni kakek, ibu, dan dua anak pemilik rumah bernama Phang Tji Men (75), Henni (39), Riichi Kyle Yap (2), dan Austin Raizel Yap (8).
Kemudian korban tewas lainnya yakni ART bernama Sella Sayola Fitria (22), Jesika Rama Dani (18), dan Indah Ayu Tiara Sari (25).
Kemudian, empat korban yang merupakan kakek, ibu, dan dua anak pemilik rumah yakni Phang Tji Men (75), Henni (39), Riichi Kyle Yap (2), dan Austin Raizel Yap (8).
Warga dan Ketua RT 06 Kelurahan Mampang Prapatan mengungkapkan keluarga tersebut kerap membagi-bagi rezeki bagi warga sekitar.
Keluarga pemilik toko bingkai Saudara Frame juga bersosialisasi dengan warga sekitar.
Mereka sering membagikan sembko kepada warga sekitar.
“Dia orangnya bagus, baik, dermawan. Secara personal sih enggak begitu kenal, kalau lewat, ya saya tegur. Enggak kenal yang ngomong-ngomong (dekat),” kata warga Mampang Prapatan bernama Cecep (60) dikutip dari Kompas.com, Jumat (19/4/2024).
Cecep menuturkan keluarga tersebut suka memberikan sembako melalui RT. Ia pun juga mendapatkan sembako saat bulan Ramadan.
"Jadi, RT yang kasih ke warga, setiap tahun. Kemarin saja, saya pas puasa dapat kok,” ucap Cecep.
Berdasarkan pengalaman Cecep, isi sembako yang dia terima dari keluarga toko bingkai Saudara Frame ini berisi beras dan lain-lain.
“Beras lima kilogram, terus mie instan, sirup, gula, teh. Ya itu saja. Iya (ke banya warga),” ujar Cecep.
Tak hanya warga, keluarga pemilik toko juga sering memberikan rezeki berupa sembako kepada para pemulung yang berada di Jalan Mampang Prapatan.
Hal itu pun dibenarkan, Ketua RT 06/RW 03 Kelurahan Mampang Prapatan, Entin Sutinah.
Entin menuturkan keluarga pemilik toko bingkai Saudara Frame kerap menyalurkan sembako kepada warga tidak mampu selama dua tahun terakhir.
“Iya, maksudnya enggak melalui RT saja, kadang-kadang dia kasih sendiri juga, tapi ya kadang melalui RT juga. Tapi, itu enggak rutin. Misal dia telepon, 'Bu RT, ini beras sudah saya kirim',” ujar Entin.
Terkadang, kata Entin, pemilik toko bingkai mengirimkan uang dan meminta membelanjakan sembako.
“Setelah belanja, saya bungkus, lalu kasih ke warga yang kurang mampu. Misal, nenek-nenek jompo, anak yatim, kaum duafa. Pokoknya, se-Kelurahan Mampang,” ucap Entin.
Meski tidak merata, Entin mengucap syukur karena warga Kelurahan Mampang Prapatan yang kurang mampu ini sudah merasakan kebaikan sang pemilik toko bingkai Saudara Frame.
“Pokoknya, satu kali penyaluran itu 50 bungkus. Kadang, satu bulan, kadang dua bulan, enggak menentu. Pokoknya sedikasihnya sama dia saja. Enggak rutin. Saya sih enggak pernah minta, asal dia telepon, baru disalurkan,” pungkas Entin.
Jenazah Dipulangkan

Sementara itu, seluruh jenazah korban kebakaran toko bingkai Saudara Frame telah dipulangkan ke keluarga masing-masing, Jumat (19/4/2024) malam.
Jenazah ketujuh korban dipulangkan usai berhasil diidentifikasi di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, sejak Jumat pagi sampai malam.
Sebanyak enam mobil jenazah tiba di Gedung Instalasi Kedokteran Forensik RS Polri pada pukul 21.05 WIB.
Tiga dari enam mobil jenazah itu berasal dari Yayasan Jabar Agung Rumah Duka Jelambar. Sedangkan tiga lainnya adalah mobil jenazah swasta.
Masing-masing mobil jenazah mengangkut satu peti mati dikutip dari Kompas.com.
Mobil yang berasal swasta mengangkut jenazah para asisten rumah tangga (ART) yang jadi korban.
Ada tiga ART yang berhasil diindentifikasi, yaitu Sella Sayola Fitria (22), Jesika Rama Dani (18), dan Indah Ayu Tiara Sari (25).
Jenazah pertama yang diangkut adalah Sella. Peti matinya dibawa ke Bogor untuk dimakamkan di sana.
Kemudian, peti mati yang membawa jasad Jesika. Mobil jenazah akan mengantarkannya ke Lampung. Selanjutnya adalah Tiara. Peti matinya diangkut menuju Wonogiri.
Sementara itu, peti mati Phang Tji Men (75), Henni (39), Riichi Kyle Yap (2), dan Austin Raizel Yap (8) dibawa dengan mobil jenazah Yayasan Jabar Agung Rumah Duka Jelambar.
Peti yang diangkut terlebih dahulu adalah yang terdapat jenazah Henni dan Riichi.
Selanjutnya adalah peti mati Austin. Lalu, milik Phang Tji Men.
Pengangkutan jenazah dikelilingi dengan suasana muram.
Setiap keluarga dan kerabat yang menyaksikan pengangkutan peti mati menunjukkan ekspresi sedih pada wajah mereka.
Namun, tidak ada isak tangis yang mengiringi kepulangan para jenazah, kecuali seorang keluarga dari Tiara yang terlihat menangis sekali.
Dapatkan Informasi lain dari TribunJakarta.com via saluran Whatsapp di sini
Baca artikel menarik TribunJakarta.com lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.