Kasus DBD RSUD Tamansari Meningkat Sejak Awal tahun, Simak Gejala dan Cara Pencegahannya

Kasus DBD mulai terjadi kembali. Simak bagaimana gejala dan pencegahannya.

ist
Ilustrasi fogging di permukiman warga di Pisangan Baru untuk mencegah penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Pasien demam berdarah dengue (DBD) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tamansari terus meningkat setiap bulannya.

Hal ini diungkap Kepala Seksi Pelayanan Medik RSUD Tamansari, dr Ngabila Salama. Ia mengatakan peningkatan pasien sejak Januari sampai April 2024 sudah terlihat.

"Data pagi ini 30 April 2024 ham 07.00 masih ada 8 kasus DBD dirawat di RSUD Tamansari: 3 dewasa dan 5 anak. Akan tetapi tidak ada kasus kematian. Semua masih aman terkendali, karena belum ada perubahan keparahan pada kasus DBD yang ditemukan. 55 persen kasus yang dirawat adalah anak mayoritas usia SD dan SMP," katanya melalui pesan singkat, Selasa (30/4/2024).

Tercatat, pada Januari terdapat 8 kasus DBD. Kemudian di bulan Februari ada 14 kasus DBD. Pada bulan Maret terdapat 45 kasus DBD dan pada bulan ini mencapai 55 kasus DBD.

Kata dia, DBD neglected tropical disease yang sudah endemi dan polanya pasti sama dari tahun ke tahun. Perbedaan kenainan kasus yaitu 1 bulan dari musim hujan.

Misal pada bulan Maret puncak hujan, maka DBD kasusnya akan puncak di bulan April. Siklus perkembang biakan nyamuk 2 minggu.

"Peningkatan kasus terjadi efek dari kemarau ekstrem panjang / el nino Juli - November 2023 di Indonesia. Trend kasus DBD akan meningkat pasca el nino dan di musim penghujan dengan pola sama dari tahun ke tahun akan mulai meningkat Desember, puncak April, lalu kembali turun," ungkapnya.

Pencegahan

Ngabila menjelaskan, musim hujan menyebabkan peningkatan kelembaban udara atau rlative humidity (RH) dan nyamuk mudah berkembang biak.

Tetesan air hujan juga memudahkan telur menetas menjadi jentik. Selain itu juga kontainer berisi air bisa menjadi tempat berkembang biak jentik menjadi nyamuk.

"Selama puncak DBD April 2024 lakukan cegah sakit dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan utamanya PSN 3M plus & vaksinasi. Gencarkan G1R1J / gerakan 1 rumah 1 kader jumantik dgn menunjuk petugas PSN (pemberantasan sarang nyamuk) di rumah apa ibu / bapak / anak / ART, dan sebagainya serta melakukan dengan prinsip 3 x 10 setiap jumat pagi," paparnya.

Adapun yang dimaksud dengan 3 x 10 adalah jam 10 pagi, durasi 10 menit efektif dan selama minimal 10 minggu.

Pada jam 10 pagi karena nyamuk DBD aktif pada pagi jari jam 08.00-10.00 dan sore hari jam 15.00-17.00.

"Untuk cegah komplikasi dan kematian kuncinya: DETEKSI DINI dilanjutkan tatalaksana pemberian cairan / rehidrasi segera agar tidak syok dan meninggal. Jika demam 1x24 jam demam atau keluhan tidak membaik di rumah, bawa segera ke puskesmas terdekat, periksa darah dan rapid test DBD (NS1) GRATIS di seluruh puskesmas kecamatan Jakarta," jelasnya.

Gejala

Ngabila mengungkapkan gejala DBD pda orang dewasa seperti infeksi virus lainnya yakni demam tinggi diatas 39 derajat, demam naik turun, nyeri belakang mata, pegal sendi dan otot, mual, muntah.

Kemudian pada anak gejala bisa tidak khas seperti muncul gejala infeksi saluran cerna dan nafas: batuk, pilek, diare, sulit buang air besar. Beberapa juga bisa infeksi campuran dengan typhoid / tipes.

"Jika sudah terkena DBD 1x masih bisa terkena sampai 4x karena DBD punya 4 varian saat ini DEN 1,2,3,4. Jika sudah sembuh DBD juga dapat langsung dilakukan vaksinasi dengue tanpa menunggu," pungkasnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved