Padat Penduduk, Warga Cakung Diimbau Tak Hanya Andalkan Jumantik Berantas Nyamuk DBD

Warga Kecamatan Cakung, Jakarta Timur diimbau tak hanya mengandalkan juru pemantau jentik (Jumantik) dalam pencegahan demam berdarah dengue (DBD).

Istimewa
Kegiatan juru pemantau jentik atau jumantik untuk memantau jentik nyamuk di rumah. Pemkot Jakarta Timur mengimbau warganya untuk jadi jumantik mandiri di rumah masing-masing mengantisipasi DBD. Warga Kecamatan Cakung, Jakarta Timur diimbau tak hanya mengandalkan juru pemantau jentik (Jumantik) dalam pencegahan demam berdarah dengue (DBD). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, CAKUNG - Warga Kecamatan Cakung, Jakarta Timur diimbau tak hanya mengandalkan juru pemantau jentik (Jumantik) dalam pencegahan demam berdarah dengue (DBD).

Kepala Puskesmas Kecamatan Cakung, Junaidah mengatakan warga perlu memiliki kesadaran melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) untuk mencegah penyebaran DBD.

Masing-masing keluarga perlu menjadi Jumantik di rumahnya sendiri dengan rutin melakukan 3M yakni menguras, menutup tempat penampungan, dan mengubur barang-barang bekas.

"Tolong satu rumah satu Jumantik itu memberantas jentik nyamuk. Harus memang aktif untuk keluarganya sendiri, jangan menunggu Jumantik," kata Junaidah, Rabu (1/5/2024).

Kecamatan Cakung sebenarnya sudah meningkatkan PSN dari yang awalnya dua hari dalam satu pekan menjadi tiga hari dalam sepekan untuk mencegah penularan DBD.

PSN dilakukan dengan melibatkan kader Jumantik di masing-masing RT/RW, petugas Kelurahan/Kecamatan, hingga personel Bhabinkamtibmas dan Babinsa masing-masing wilayah.

Tapi padatnya jumlah penduduk di Kecamatan Cakung yang mencapai 736 ribu jiwa membuat jumlah Jumantik dan petugas tidak sebanding dengan sebaran warga.

"Satu RT itu rumah bisa 200, bahkan lebih. Masa semuanya harus yang mengerjakan satu orang Jumantik, mana bisa. Pemilik rumah harus bertanggungjawab terhadap rumahnya," ujar Junaidah.

Perlu dicatat bahwa Cakung merupakan kecamatan dengan luas wilayah dan kepadatan penduduk tertinggi di Jakarta Timur, sehingga butuh peran seluruh warga untuk mencegah DBD.

Berdasar data Puskesmas Kecamatan Cakung pada periode 22-27 April 2024 tercatat 56 kasus DBD, yang 32 di antaranya merupakan anak usia 0-18 tahun dan 24 usia 18-60 tahun.

"Jumantik memang tetap bergerak (PSN), tapi kan mereka tidak akan bisa setiap rumah didatangi. Sekarang PSN dilakukan setiap hari Selasa, Jumat, dan Minggu," tutur Junaidah.


Dapatkan Informasi lain dari TribunJakarta.com via saluran Whatsapp di sini

Baca artikel menarik TribunJakarta.com lainnya di Google News

 

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved