Mahasiswa STIP Jakarta Meninggal Dunia

Kasus Tewasnya Taruna STIP, Berikut Kata Keluarga Putu: Yakin Pelaku Lebih dari 1 & STIP Lalai

Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta kini tengah disorot usai kasus tewasnya Taruna STIP.

TribunJakarta.com/Bima Putra
Pengacara keluarga Putu, Tumbur Aritonang saat memberi keterangan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (4/5/2024). 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta kini tengah disorot usai kasus tewasnya Taruna STIP, Putu Satria Ananta Rustika pada Jumat (3/5/2024) mencuat.

Adapun dugaan tewasnya Putu yakni lantaran dianiaya oleh seniornya. Sebab Putu tewas dengan kondisi luka lebam di bagian ulu hati.

"Ada dugaan akibat kekerasan yang dilakukan oleh oknum seniornya tingkat 2 dalam kegiatan tadi pagi yang dilakukan oleh senior-seniornya terhadap korban, tetapi kami masih mendalami secara utuh bagaimana rangkaian peristiwa," kata Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan, Jumat malam.

Berikut beberapa pernyataan pihak keluarga yang TribunJakarta.com rangkum:

1. Keluarga buat laporan

Pihak keluarga STIP, Putu Satria mengungkapkan sudah melaporkan kass dugaan penganiayaan yang dilakukan senior ke Polres Metro Jakarta Utara.

Laporan langsung dibuat ke Sentra Pelayanan Kepolisian (SPKT) Polres Metro Jakarta Utara setelah pihak keluarga mengetahui Putu meninggal dunia.

"Pasal 338 KUHP subsider Pasal 351 KUHP ayat 3. Karena di sini (laporan SPKT) telah melaporkan dugaan tindak pidana pembunuhan," kata pengacara keluarga Putu, Tumbur Aritonang di Jakarta Timur, Sabtu (4/5/2024).


Pihak keluarga menilai peristiwa yang dialami Putu bukanlah tindakan manusiawi karena diduga dianiaya hingga mengenai ulu hatinya.

"Pihak keluarga berkeyakinan ini bukan tindakan yang manusiawi. (informasinya) yang dipukul ulu hati, kabarnya begitu. Siapapun itu ulu hatinya dipukul berkali-kali pasti mati," ujarnya.


Kini jenazah Putu sudah dilakukan autopsi di RS Polri Kramat Jati.


2. Yakini pelaku lebih dari 1 orang

Pihak keluarga terang-terangan mengaku mendapatkan bocoran terkait saksi yang diperiksa.

Menurut pihak keluarga sudah ada 40 saksi yang diperiksa penyidik kepolisian dalam kasus tersebut.

"Ya tadi kami sempat bertanya kepada penyidik yang hadir ke sini, katanya sudah ada pemanggilan sekitar 40 orang," kata kuasa hukum keluarga korban, Tumbur Aritonang kepada wartawan di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (4/5/2024).

Tumbur menuturkan sudah ada satu orang yang dicurigai sebagai pelaku penganiayaan dan kemungkinan pelaku tidak hanya satu orang saja.

"Kalau pun ada 1 (pelaku), (pelaku lain) kalau pun dia nggak mukul, tapi ada di situ, megangin misal, seharusnya dia jadi tersangka. Enggak bisa dia beralibi gini, 'Enggak saya cuma lihat doang, saya enggak mukul atau saya cuma pegangin doang. Jadi kami minta tolong diusut secara tuntas, karena keluarga tidak yakin bahwa ini 1 lawan 1. 1 pelaku melawan almarhum Putu itu nggak yakin," ungkapnya.

 

3. STIP dinilai lalai

Pengacara keluarga Putu, Tumbur juga menilai pihak STIP Jakarta lalai lantaran berdasar informasi awal dugaan penganiayaan Putu terjadi masih di dalam toilet sekolah.

Sebab selama kegiatan berada di lingkungan sekolah STIP Jakarta harusnya patut bertanggung jawab.

"Kalau memang dia (STIP Jakarta) enggak tahu, ya lalai berarti, itu saja. Kalau bukan karena program, atau kegiatan berarti ada kelalaian menjaga siswanya," tuturnya.

Menurutnya, STIP Jakarta sebagai lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Kementerian Perhubungan patutnya dapat melakukan pengawasan terhadap seluruh siswanya.

Apalagi kasus perundungan di lingkungan STIP Jakarta bukan pertama kalinya terjadi. Walau demikian, nyatanya pengawasan belum dapat mencegah kasus agar tidak terulang.

"Ini dipukulinya di sekolah, bukan di luar. Jadi menyayangkan (ada dugaan kelalaian), dugaan saya pribadi ya sebagai kuasa hukum. Saya benar-benar enggak habis pikir," ujarnya.

 

Dapatkan Informasi lain dari TribunJakarta.com via saluran Whatsapp di sini

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

 

 

 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved