Cerita Kriminal
Firasat Anak Telepon Tetangga Minta Awasi Ayahnya, 20 Menit Sebelum Sang Ibu Dimutilasi
Lisna atau Lilis seperti sudah memiliki firasat buruk akan ulah ayahnya, Tarsum (51) yang memutilasi ibunya, Yanti.
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM - Lisna atau Lilis seperti sudah memiliki firasat buruk akan ulah ayahnya, Tarsum (51).
Dia sempat menelepon tetangga agar mengawasi Tarsum yang memang kondisi mentalnya sedang tidak stabil.
20 menit kemudian, Tarsum menghabisi nyawa istrinya, Yanti, dan memutilasinya.
Aksi pembunuhan di lUakr nalar terjadi di Blok Cimeong, Dusun Sindangjaya, RT 08, Desa Cisontrol, Ciamis, Jawa Barat, Jumat (3/5/2024).
Telepon Tetangga
Mulanya, Yanti yang lebih dulu menelepon Lilis pada Jumat pagi.
"Di hari Jumat pagi teh Lilis masih sempat nelpon ke Uak Yanti, yang ngangkat juga Uak Acumnya (Tarsum)," ungkap Herawati, keponakan Tarsum di media sosial TikTok.
Kala itu Lilis menanyakan kondisi sang ayah kepada ibunya.
Diketahui pada Selasa (30/3/2024) Tarsum mengamuk.
Ia membenturkan kepalanya ke tiang listrik hingga berdarah-darah. Tarsum akhirnya dibawa ke Puskemas setempat.
Berikut adalah percakapan antara Lilis, korban yakni Yanti, dan tersangka yakni Tarsum sebelum kejadian:
"Naon lis (apa Lis)," kata Tarsum.
"Tolong kasih HP-nya ke Emak," pinta Lilis.
"Gimana ma, bapak udah dimakan obat yang dari Pak Anton?" tanya Lilis.
"Baru makan obat yang dari Purwa, nanti minum obat yang dari Pak Anton mah kalau obat yang dari Purwa udah satu jam," jawab Yanti.
"Bapak sudah makan?" tanya Lilis.
Yanti saat itu merasa senang, karena akhirnya Tarsum sudah mau makan.
"Sudah, sekarang mah sudah mau makan, makannya juga sudah mau ngambil sendiri, gak diambilin lagi, makanya juga banyak Lis, emak juga mau ke mesjid mau pengajian," jawab Yanti bersemangat.
Setelah menelepon ibu dan bapaknya, Lilis pun menghubungi tetangganya.
Kala itu Lilis meminta tetangganya untuk melihat kondisi di rumahnya.
Lilis rupanya memiliki firasat tertentu dan cemas dengan kondisi sang ayah.
"Teh Lilis juga sempat telepon tetangganya, Teh Wiwin yang rumahnya kesorot pas TKP itu, menanyakan mamahnya. Kata teh Wiwin pagi itu lihat Uak Yanti pergi ke warung," ungkap Herawati.
Tak disangka, beberapa menit setelah Lilis menelepon tetangga, tragedi mengejutkan terjadi di rumahnya.
Secara membabi buta Tarsum memukuli sang istri hingga tewas.
Tarsum lalu memutilasi Yanti di jalanan dekat rumahnya.
"20 menit dari teh Lilis telepon, teh Wiwin telepon lagi ke teh Lilis 'Lis, emak kamu Lis, ke sini buruan'," kata Herawati.
Penyebab Tarsum Depresi
Kenal baik dengan Tarsum, Herawati syok melihat tingkah Ua-nya berubah drastis.
Kala itu Herawati menduga Ua-nya stres karena bisnisnya jual beli kambing tidak lancar.
"Akhir-akhir ini ua itu mulai kelihatan perubahan yang mencolok ya jadi gelisah banyak melamun, kadang menepak jidatnya sendiri. Diajak ngobrol juga kadang tidak nyambung, semangat untuk berusahanya pun hilang, malah menjadi pemurung," akui Herawati.
Polemik bisnis Tarsum yang tak mengalami kemajuan itu diketahui oleh keluarganya, termasuk Herawati.
Terlebih sebelum berbisnis kambing, Tarsum juga pernah melakoni usaha lain namun gagal total.
"Akhir-akhir ini usaha jual beli kambingnya omsetnya menurun dan beliau juga banyak yang menanam modal untuk usaha tersebut dari anaknya teh Lilis, dari temannya, dari bank, karena kan wajar ya orang bisnis usaha jual beli pula harus banyak modal. Mungkin ini ijuga yang menjadi salah satu pikiran ua Acum, uang modal usaha tidak lancar kadang mengalami kerugian," ungkap Herawati.
Potongan Tubuh Dibawa Pakai Baskom
Yoyo Tarya, Ketua RT 08, Desa Cisontrol, mengatakan, pembunuhan itu terjadi pagi hari, sekitar pukul 7.30 WIB.
Dia bisa tahu lantaran, pelaku menyamperinya dan memberikan potongan tubuh korban.
Saat itu, pelaku bahkan masih memegang pisau yang digunakan untuk membunuh istrinya.
Potongan tubuh dibawa pelaku menggunakan baskom.
Tentu saja Yoyo tidak menerimanya. Ia kaget dengan apa yang dilihatnya, dan langsung melapor polisi.
"Saya langsung lari melapor ke Polsek Rancah," kata Yoyo kepada TribunPriangan.
Saat membawa potongan tubuh dalam baskom, pelaku seperti menjual daging tersebut menyebutkan nama istrinya.
"Pelaku nawari saya katanya 'Peser Daging si Y, Peserta Daging si Y' (Beli Daging Y, Beli Daging Y)," kata Yoyo.
Yoyo yang syok tidak sempat memerhatikan potongan tubuh bagian mana yang dibawa pelaku.
"Saya kurang tahu berapa potongnya," kata Yoyo.

Sempat Pukul Pakai Balok
Yoyo juga memberi kesaksian bahwa pelaku sempat memukul istrinya sebelum memutilasi.
Di saat korban kesakitan, dia lantas berlari ke rumahnya untuk mengambil pisau dan membunuh korban.
"Sebelumnya korban sempat dipukul pelaku, kemudian pelaku pergi ke rumahnya dan membawa pisau hingga akhirnya tega membunuh dan memutilasi tubuh istrinya sendiri," terang Yoyo.
Sempat Rekam dan Dengar Teriakan
Setelah memotong beberapa bagian tubuh korban seperti tangan dan kaki, pelaku menyeret potongan tubuh dan mengumpulkannya di dekat pos ronda di wilayah tersebut.
Warga yang diam-diam sempat merekam kejadian tersebut, sontak kaget
Potongan tubuh korban juga tergeletak di sana dalam kondisi ada yang di dalam karung, lalu ditutupi oleh kain sebelum dievakuasi oleh petugas kepolisian.
Warga lainnya juga sempat mendengar teriakan tak berdaya dari korban sebelum dibunuh suaminya sendiri.
Jasad korban yang sudah terpotong dibawa ke RSUD Ciamis untuk diotopsi.
Pelaku pun sudah diamankan aparat Polsek Rancah dan diteruskan ke Polres Ciamis.

Diduga Depresi
Menengok ke belakang, tiga hari sebelum kejadian, Yoyo mengaku melihat pelaku seperti depresi.
Namun ia belum tahu jelas penyebabnya.
Yoyo mengaku sempat lihat pelaku ditagih utang.
Pelaku sendiri merupakan penjual kambing di dusun itu.
Pelaku Syok Lihat Pemakaman Istrinya
Kasus mutilasi itupun sudah ditangani aparat Polres Ciamis.
Kapolres Ciamis, AKBP Akmal, mengatakan, pelaku TS (51) akan diperiksa kejiwaannya setelah jajarannya melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Menurut Akmal, terduga pelaku terlihat syok pada saat pemakaman istrinya berlangsung.
Jika dilihat secara kejiwaan, kata Akmal, terlihat masih reaktif atau labil.
"Kita juga telah berkoordinasi dengan pihak terkait yakni dokter kejiwaan maupun psikiater,” kata AKBP Akmal.
Dapatkan Informasi lain dari TribunJakarta.com via saluran Whatsapp di sini
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Sekuriti di Jakarta Timur yang Tusuk Istri di Hadapan 3 Anak Diringkus Polisi |
![]() |
---|
Tusuk Istri di Depan 3 Anaknya yang Masih Kecil, Sekuriti di Jaktim Meracau saat Diamankan |
![]() |
---|
Perwira TNI Gadungan Dibekuk di Duren Sawit, Kedok Terbongkar Gara-gara Kasus Pencurian |
![]() |
---|
Selesai Upacara HUT ke-80 RI, Polsek Cilincing Bekuk Pengedar Ekstasi dari Hotel di Sunter dan Medan |
![]() |
---|
5 Hal Seputar Sidang Polisi Tembak Polisi: Dadang Dituntut Mati, Ibu Korban Bergetar Tahan Tangis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.