Kecelakaan Subang
Tepat 30 Menit Sebelum Kecelakaan, Intan Siswa SMK Lingga Kencana Chat Ibunya Minta Satu Hal Ini
Di media sosial beredar chat siswi SMK Lingga Kencana Depok bernama Intan Rahmawati (18) kepada ibundanya 30 menit sebelum kecelakaan!
TRIBUNJAKARTA.COM - Di media sosial beredar chat siswi SMK Lingga Kencana Depok bernama Intan Rahmawati (18) kepada ibundanya.
Chat tersebut dikirim Intan Rahmawati tepat 30 menit sebelum bus yang ditumpangi mengalami kecelakaan maut di Ciater, Subang.
Diketahui kala itu Intan Rahmawati baru saja merasakan perpisahan dengan teman-teman sekolahnya di Bandung.
Lalu di saat perjalanan pulang, bus yang dinaiki Intan Rahmawati mengalami rem blong hingga kecelakaan, pada Sabtu (11/5/2024) pukul 18.45 WIB.
Dalam kecelakaan tersebut, 11 orang termasuk Intan Rahmawati meninggal dunia.
Ternyata 30 menit sebelum kecelakaan tersebut, tepatnya pada 18.15 WIB, Intan Rahmawati mengirim chat melalui WhatsAppa kepada ibunya.
Tangkapan layar chat terakhir Intan Rahwamati dibagikan sang ibunda di status WhatsApp.
"Ini yang terakhir kamu chat Mamah," tulis Ibunda Intan Rahwamati.
Dalam tangkapan layar tersebut terlihat Intan Rahwamati mengambari sang ibunda kalau dirinya membeli oleh-oleh baju untuk sang adik.
"Aku beliin si Mila baju
Cuma dapat baju 1 doang, terus tadi beli mochi sama dodol," tulis Intan Rahmawati.
Intan Rahmawati lalu meminta sang ibunda untuk menjemputnya.
"Nanti jemput ya
Ntar kalau udah deket aku WhatsApp ini masih istirahat masih jauh," tulis Intan Rahmawati.
Intan Rahmawati lalu menyebut dirinya masih berada di sekitar Tangkuban Prahu.
Siapa sangka 30 menit berselang, bus yang Intan Rahwati tumpangi kecelakaan.
Ayahnya Sudah Berfirasat
Ayah dari Intan Rahmawati mengaku sudah memiliki firasat bahwa putrinya tidak selamat dalam kecelakaan tersebut.
Hal ini menyebabkan pria yang disapa Sahrudin itu langsung menuju kamar jenazah begitu tiba di RSUD Sabang.
“Pertama kali dapat berita kecelakaan itu sekitar pukul 19.00 WIB. Saya bawa istri dan saudara, langsung ke beberapa tempat evakuasi. Di grup Whatsapp orang tua siswa, sudah ramai berita anak siapa ada di mana,” kata Sahrudin.
Awalnya, ia sempat sibuk mencari informasi keberadaan anaknya melalui kontak orang tua siswa lain yang juga ikut dalam perjalanan tersebut.
Namun, karena banyak informasi simpang siur, akhirnya Sahrudin memutuskan untuk langsung menuju RSUD Subang.

“Saya yang awalnya optimistis, sepanjang jalan jadi mulai ragu. Kok tidak ada satu pun yang tahu anak saya di mana. Paling tidak, pasti ada yang melihat, kalau memang masih hidup,” kenangnya.
Begitu sampai di RSUD Subang, Sahrudin langsung meminta agar istrinya berjaga di pintu masuk instalasi gawat darurat (IGD), sedangkan ia langsung menuju ruang jenazah.
“Tidak tahu kenapa perasaan saya kuat betul kalau Teteh itu sudah tidak ada. Pertama, karena dia sudah tidak bisa dihubungi. Kedua, masa segitu banyak orang tidak ada yang lihat anak saya kalau memang dia dibawa ke ruang perawatan,” jelas Sahrudin.
Tak lama setelah tiba di RSUD Subang, daftar nama korban meninggal pun dikeluarkan oleh pihak rumah sakit.
“Tidak lama kok, sekitar pukul 21.00 WIB sudah keluar daftarnya. Di situ saya dan istri langsung menangis,” kata Sahrudin.
Dapatkan Informasi lain dari TribunJakarta.com via saluran Whatsapp di sini.
Baca artikel menarik TribunJakarta.com lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.