Pembunuhan Bos Warung Madura
6 Aksi Keponakan Usai Bunuh Paman Dibungkus Sarung: Santai Gotong Karung Mayat, Senyum Tukang Soto
Faizal Arifin (23) hanya bisa menahan nangis setelah membunuh paman, AH (32) bos warung Madura di Tangerang Selatan. Terkuak aksi usai bunuh paman.
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG SELATAN - Faizal Arifin (23) hanya bisa menahan nangis setelah membunuh paman, AH (32) bos warung Madura di Tangerang Selatan.
Terkuak pula, tukang soto berinisial Naedi alias NA (28) menunjukkan reaksi tak terduga mengetahui Faizal membunuh pemilik warung Madura.
Naedi turut membantu Faizal menghabisi nyawa pamannya sendiri di Jalan Lempar Cakram RT 04 RW 06, Benda Baru, Ciputat, Tangerang Selatan pada Jumat (10/5/2024) sore.
Jasad AH lalu dibungkus sarung dan dibuang di di Perumahan Makadam, Pamulang, Tangerang Selatan.
Jenazah korban akhirnya ditemukan warga pada Sabtu (11/5/2024).
TribunJakarta.com merangkum enam aksi Faizal setelah membunuh pamannya sendiri:
1. Faizal Tersungkur
Faizal menahan tangis dan terus menunduk saat dihadirkan dalam jumpa pers kasus jasad terbungkus sarung di Polda Metro Jaya, Selasa (14/5/2024).
Ia mengaku sempat tersungkur setelah membunuh sang paman.
"Sempat saya tersungkur setelah melakukan itu. Saya menyesal, kok bisa sampai segitunya," ungkap dia.
Terhitung sejak Januari 2024, pelaku baru sekitar empat bulan bekerja di warung Madura milik korban.
Selama empat bulan bekerja, FA mengaku kerap mendapat perlakuan buruk dari korban.
"Selama pelaku bekerja di warung rokok tersebut sering mendapatkan perlakukan kurang baik dari korban selaku pemilik warung rokok," kata Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Titus Yudho Ully saat merilis kasus ini, Selasa (14/5/2024).
2. Faizal Ingin Urungkan Niat Membunuh
Faizal mengaku sempat ingin mengurungkan niatnya untuk menghabisi nyawa bos warung Madura sekaligus pamannya, AH (32).
Pengakuan itu disampaikan FA saat dihadirkan dalam jumpa pers pengungkapan kasus ini di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (14/5/2024).
"Ya mulanya awal itu habis Jumatan, sebenarnya saya masih bisa nahan," kata FA.
Namun, FA kembali emosi saat diminta melayani pembeli. Padahal, saat itu FA mengaku sedang jam istirahat.
"Karena pada saat itu saya sudah jam istirahat, terus mau istirahat masih disuruh jaga lagi. Itu saya sudah (emosi)," ujar dia.
3. Santai Berjualan
Faizal masih bekerja seperti biasa setelah membunuh korban.
Hal itu dilakukan untuk meyakinkan polisi jika dirinya bukan pelaku pembunuhan.
"Kayak biasa, setelah kejadian pun masih jualan seperti biasa dia," kata Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Titus Yudho Ully, Senin (13/5/2024).
Faizal merupakan keponakan AH yang diajak bekerja oleh korban di warung Madura tersebut.
Ketika diinterogasi, Faizal beralibi bahwa ia adalah orang terakhir yang bersama korban.
Faizal juga mengatakan korban memiliki permasalahan utang piutang dengan orang lain.
"Dia bikin alibi bahwa dia orang terakhir yang bertemu dengan si korban. Kemudian, si korban itu ada permasalahan dengan orang lain. Jadi dia membuat pengalihan," ungkap Titus.
4. Taruh Mayat di Pinggir Warung
Dalam rekaman CCTV yang diterima TribunJakarta.com, karung berisi jasad AH disandarkan di pom bensin mini yang ada di warung korban.
Rekaman CCTV juga menampilkan satu unit motor terparkir di dekat warung tersebut.
Faizal yang mengenakan baju lengan panjang, sarung, dan peci mencoba menggotong karung tersebut untuk dinaikkan ke bagian depan motor.
Namun, Faizal tampak kesulitan untuk mengangkat karung itu. Pelaku terlihat bolak balik naik dan turun dari motor tersebut.
Tak lama kemudian, pelaku benar-benar turun dari motor dan meletakkan karung berisi mayat korban di pinggir warung.
5. Panggil Tukang Soto
Faizal lalu memanggil seseorang yang diduga tukang soto Naedi (28) dengan memberikan kode lambaian tangan kanan.
Naedi pun langsung mendekat ke arah Faizal dan membantunya mengangkat karung tersebut.
Keduanya tampak santai menggotong karung berisi jasad korban meski saat itu sejumlah pengendara motor lalu lalang melintas di depan mereka.
Bahkan, seorang pengendara motor sempat berhenti di depan warung milik korban untuk membeli sesuatu.
Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Titus Yudho Ully mengungkapkan, Naedi membeli karung yang digunakan untuk menyimpan jasad korban.
Naedi juga berperan membersihkan ceceran darah AH.
"Pada saat kejadian, dia ngawasin sekitar. Habis itu, setelah kejadian, dia ikut serta ngebersihin bekas-bekas darah dan bantu beli karung. Terus bantu ngangkat jenazah ke karung untuk dibuang," ungkap dia.
Selain itu, Naedi juga menghasut Faizal untuk membunuh korban karena merasa sakit hati atas perlakuan AH.
"Kemudian dia juga yang kayak memberikan saran 'sudah habisin', gitu," ujar Titus.
Ia mengatakan, Naedi sakit hati lantaran tidak diperbolehkan berutang saat membeli rokok di toko kelontong milik korban.
"Sering ngutang dia. Kenapa dia sakit hati? Karena dia mau ngutang rokok gak dikasih," kata Titus.
Terungkap pula, Naedi merasa puas akan aksi yang dilakukan Faizal.
Saat itu, Naedi berada di toko roti yang lokasinya berada di seberang lokasi kejadian.
Di sana, Faizal melapor bahwa ia telah membunuh korban.
"Setelah korban meninggal dunia kemudian ditutup dengan kasur lantai, kemudian FA menemui NA yang sedang berada di toko roti donat yang lokasinya seberang warung rokok atau TKP dan memberitahu bahwa sudah dikerjakan (bunuh korban)," kata Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Titus Yudho Ully, Selasa (14/5/2024).
Naedi yang merasa puas membalasnya dengan mengacungkan jempol sambil tersenyum.
"Kemudian NA merespon dengan mengacungkan jari jempol kanan sambil senyum kepada FA," ungkap Titus.
6. Bingung Buang Jasad Korban
Faizal sempat kebingungan saat hendak membuang mayat korban.
Jarak antara tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan dengan lokasi pembuangan jasad korban hanya membutuhkan waktu 20 menit.
"Kalau ditarik garis lurus, hampir sekitar 20 menit," kata Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Titus Yudho Ully, Senin (13/5/2024).
Namun, Faizal berputar-putar selama sekitar satu jam saat mencari tempat untuk membuang jasad korban.
"Tapi si pelaku ke sana hampir satu jam karena muter-muter nyari tempat yang gelap. Jadi itu pun dia nggak tahu lokasi itu," ujar Titus.
Kronologi
Diketahui, polisi mengungkap kronologi kasus jasad pria terbungkus sarung di Perumahan Makadam, Pamulang, Tangerang Selatan.
Bos warung Madura itu tewas dibunuh oleh karyawan sekaligus keponakannya sendiri, Faizal (23).
Terhitung sejak Januari 2024, pelaku baru sekitar empat bulan bekerja di warung Madura milik korban.
Selama empat bulan bekerja, Faizal mengaku kerap mendapat perlakuan buruk dari korban.
"Selama pelaku bekerja di warung rokok tersebut sering mendapatkan perlakukan kurang baik dari korban selaku pemilik warung rokok," kata Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Titus Yudho Ully saat merilis kasus ini, Selasa (14/5/2024).
Pada Kamis (9/5/2024), pelaku curhat kepada karyawan warung soto berinisial Naedi (28). Kepada Naedi, Faizal mengatakan bahwa dirinya tidak betah bekerja dengan korban.
Naedi pun menyarankan Faizal untuk mencari pekerjaan lain. Ia juga menghasut pelaku untuk menghabisi nyawa korban.
"Pada saat curhat tersebut NA menyampaikan secara lisan kepada FA, 'jika kamu merasa tidak senang dengan perlakuan kakak sepupu kamu, kamu cari kerjaan di tempat
lain saja dan terhadap kakak sepupumu kamu bacok saja dan itu ada golok di warung penjual kelapa'," ujar Titus.
Naedi menghasut Faizal untuk membunuh AH karena sakit hati tidak diperbolehkan berutang rokok di warung korban.
Setelahnya pada Jumat (10/5/2024) pukul 04.30, korban membangunkan Faizal yang sedang tertidur secara paksa.
Sarung yang digunakan pelaku sebagai selimut ditarik paksa oleh korban. Saat itu korban juga memarahi pelaku.
"FA mengatakan dalam bahasa Madura, 'kalau kamu tidur-tidur saja di sini, mending tidak usah kerja'. Atas kejadian tersebut pelaku sakit hati dan marah terhadap korban sehingga pelaku setelah kejadian subuh tersebut mendiamkan atau tidak berkomunikasi dengan korban," ucap Titus.
Siang harinya, ketika AH sedang Salat Jumat di masjid, Faizal mendatangi warung kelapa untuk mencari golok.
Setelah menemukan golok yang dicari, pelaku menyimpan senjata tajam itu di tumpukan tabung gas 3 Kg di warung korban.
Emosi pelaku memuncak saat dibangunkan oleh korban yang menyuruhnya untuk melayani pembeli.
"Sedangkan posisi korban saat itu sedang makan mie ayam. Emosi FA saat itu memuncak karena dibangunkan pada saat baru saja tidur," tutur Kasubdit Resmob.
Tak lama setelah melayani pembeli, Fazial mengambil sebilah golok yang sebelumnya sudah disiapkan.
Faizal pun membacok AH dari belakang hingga korban tersungkur ke lantai. Saat korban dalam posisi terlentang, pelaku kembali membacok korban sebanyak tiga kali.
"Satu kali bacokan dari arah belakang korban yang mengakibatkan luka robek pada leher belakang sebelah kanan," ungkap Titus.
"Selanjutnya korban jatuh ke lantai dengan posisi menghadap ke atas, lalu dibacok lagi sebanyak tiga kali yang menyebabkan luka robek
pada tangan kiri dan luka robek pada leher depan sehingga korban meninggal dunia," imbuh dia.
Saat ini tim gabungan Polda Metro Jaya dan Polres Tangerang Selatan telah menangkap dan menetapkan FA dan NA sebagai tersangka.
Keduanya dijerat Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 KUHP Jo Pasal 55 KUHP dan atau Pasal 56 KUHP dan atau Pasal 181 KUHP dan atau Pasal 221 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal penjara seumur hidup. (TribunJakarta.com/Annas Furqon Hakim)
Dapatkan Informasi lain dari TribunJakarta.com via saluran Whatsapp di sini
Baca artikel menarik TribunJakarta.com lainnya di Google News

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.