DPO Kasus Vina Cirebon Ditangkap
LPSK Temui Aep, Saksi Kunci Kasus Vina Cirebon yang Bermukim di Bekasi
Aep (30), saksi kunci kasus pembunuhan 'Vina Cirebon' didatangi Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Nur Indah Farrah Audina
Laporan wartawan TribunJakarta.com Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, CIKARANG UTARA - Aep (30), saksi kunci kasus pembunuhan 'Vina Cirebon' didatangi Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) pada Jumat (24/5/2024).
LPSK temui Aep di Kantor Desa Karang Asih, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi dengan maksud menawarkan perlindungan terhadap saksi kunci.
Wakil Ketua LPSK Susillaningtias mengatakan, tujuannya menemui Aep sebagai langkah jemput bola memberikan pelayanan terhadap saksi.
"Kami ngobrol-ngobrol dengan salah satu saksi (Aep), kami juga menawarkan perlindungan kepada yang bersangkutan ini, tapi kami sifatnya masih diskusi," kata Susillaningtias.
LPSK dalam hal ini menawarkan perlindungan, keputusan apakah bakal dilakukan atau tidak tergantung kehendak saksi.
Dalam pertemuan ini, Aep masih menimbang tawaran perlindungan saksi yang diajukan LPSK untuknya.
"Kita sih sudah mencoba untuk menyampaikan soal perlindungan, tapi saksi masih memikirkan dan masih berdiskusi dulu, jadi belum ada kepastian dulu," tegasnya.
Sayangnya, Aep belum mau diwawancarai ketika dijumpai di Kantor Desa Karang Asih usai pertemuan dengan LPSK.
Aep diketahui tinggal di Desa Karang Asih, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi dan pernah merantau ke Cirebon.
Di Cirebon, Aep bekerja di sebuah steam cuci mobil sejak 2011 dan balik lagi ke kediamannya di Cikarang pada 2016 silam.
Pada saat kejadian, Aep merupakan saksi yang melihat kejadian pembunuhan Vina Dewi Arsita dan kekasihnya Rizky Rudiana alias Eky.
Aep sedang nongkrong di sebuah warung dekat tempat kejadian perkara (TKP), melihat kawanan pelaku menyerang sejoli pengendara motor.
"Kebetulan saya lagi di warung terus ada pengendara motor yang berseragam XTC lewat terus langsung dilempari batu (Vina dan Eky)," kata Aep di Cikarang Jumat (26/5/2024).
Kala itu sempat terjadi kejar-kejaran antara kelompok remaja tersebut dengan korban.
Sekiranya ada delapan orang, akan tetapi yang memepet korban sebanyak empat motor.
"Terus dikejar-kejar, bicara melempar saya kurang tau ya (jumlah orang yang terlibat pelemparan). Berhubung saya takut di situ akhirnya saya pulang saja," jelasnya.
Aep mengaku hanya sekedar mengenal secara muka saja terhadap delapan orang tersebut.
Terlebih, kelompok remaja itu sering nongkrong di sebrang cuci steam tempat dirinya bekerja.
"Gak pernah (interaksi). Ini saya tau saja anak-anak sering nongkrong di sana depan bengkel saya," ucap Aep.
Aep mengungkap jika dia sempat bertemu dengan ayah dari Eky. Di situ Ayah dari Eky bertanya informasi kepadanya.
"Dia menanyakan apakah kamu tau semalem ada kejadian ribut-ribut di sini? Saya spontan bilang ya saya tahu pak. Terus kamu tau pelaku-pelakunya? Ya saya tau pak. Biasa nongkrong di mana? Itu pak di depan. Sudah begitu dia kasih nomor GP ke saya langsung dia bilang kabari saya ya kalau anak-anaknya pada nongkrong," katanya.
Dia pun langsung memberi kabar kepada ayah Eky ketika melihat sekelompok remaja itu nongkrong sekitar pukul 17.00 WIB.
Tak lama beri kabar, kepolisian langsung datang dan dia melihat langsung proses penangkapannya.
"Tau, (lokasi penangkapan) ya di depan bengkel saya di tempat tongkrongan itu," kata Aep.
Dapatkan Informasi lain dari TribunJakarta.com via saluran Whatsapp di sini
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.