Bocah Terbungkus Karung di Bekasi

Wajah Sok Tenang Didik Setiawan Berubah Bonyok Dihajar Ortu Korban di Bekasi, Murka Anaknya Dibunuh

Wajah Didik Setiawan sok tenang ketika warga beramai-ramai menggerebek rumahnya di Kelurahan Ciketing Udik, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi.

|

TRIBUNJAKARTA.COM - Wajah Didik Setiawan sok tenang ketika warga beramai-ramai menggerebek rumahnya di Kelurahan Ciketing Udik, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat pada Minggu (2/6/2024). 

Ia merasa seolah-olah tak tahu apa yang sebenarnya terjadi di rumahnya. 

Didik tak menampakkan wajah takut.

Tak ada sesuatu yang mencurigakan dari raut wajahnya. 

Padahal, ia telah menyembunyikan mayat GH (9), bocah perempuan yang dibunuhnya setelah disetubuhi. 

Hal itu diungkapkan oleh Ketua Karang Taruna di wilayah itu, Deni Darmansyah

"Ketika ditanya, dia bersikap tenang seolah tidak terjadi apa-apa," katanya.

Namun, warga tak tertipu dengan wajah tenang Didik. 

Warga dan orang tua korban curiga terhadap Didik lantaran dia adalah orang terakhir yang bertemu dengan korban. 

Bahkan, orang tua korban sempat menggedor rumah pelaku tetapi tak ada respons pada Jumat (31/5/2024). 

"Karena itu lah Sabtu siang kami langsung menggeledah rumah pelaku tetapi keberadaan korban tidak diketahui," ujarnya. 

Tapi pada saat digerebek warga, pelaku tidak mengaku hingga Polisi datang dan berhasil menemukan korban pada Minggu (2/6/2024) dini hari. 

Korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, jasadnya dimasukkan ke dalam karung warna putih lalu disembunyikan di dalam lubang mesin pompa air. 

Korban ditemukan meninggal dunia terbungkus karung, jasadnya disembunyikan di dalam lubang sumur pompa air sedalam dua setengah meter. 

Lubang berukuran sekitar 60 x 60 sentimeter itu berada di bagian belakang rumah.

Wajah bonyok dihajar ortu korban

Setelah korban ditemukan, orang tua GH begitu murka hingga menyerang Didik Setiawan

Wajah sok tenang Didik seketika berubah bonyok setelah mendapatkan bogem dari orang tua korban. 

Terlihat dari foto saat Didik diamankan di rumahnya, wajahnya terlihat lebam. 

Wajahnya tampak lesu. Tubuhnya bersandar di salah satu sudut ruangan. 

Keesokan harinya, Senin (3/6/2024), Didik Setiawan dihadirkan dalam konferensi pers pengungkapan kasus yang dipimpin Kepala Satuan Reserse Kriminal AKBP Muhammad Firdaus pada Senin (3/6/2024). 

Menggunakan baju tahanan berwarna oranye, Didik digiring anggota Reskrim ke hadapan wartawan untuk ditampilkan ke publik. 

Didik hanya bisa tertunduk selama mengikuti konferensi pers, sorot kamera wartawan membuat pria dewasa itu takut menengadah. 

Tersangka mengalami luka lebam di wajah bawah mata sebelah kiri, diduga dihajar orang tua korban yang kesal anaknya dibunuh. 

Kepala Satuan Reserse Kriminal AKBP Muhammad Firdaus mengatakan, tersangka dikenakan pasal berlapis terkait kekerasan seksual terhadap anak dan pembunuhan. 

"Disangkakan pasal berlapis, Pasal 82 undang-undang RI nomor 17 tahun 2016 dan pasal 80 ayat 3 tentang perlindungan anak dan juga pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman 15 tahun penjara," kata Firdaus, Senin (3/6/2024). 

Pihak kepolisian juga masih mendalami motif dari pembunuhan tersebut. 

Diduga ada praktik perdukunan

Rumah sering kedatangan tamu, pelaku pembunuhan bocah perempuan berusia sembilan tahun di Bantargebang, Kota Bekasi diduga lakukan praktik perdukunan. 

Didik Setiawan alias DS (61) pelaku pembunuhan bocah berinisial GH tinggal di RT 03 RW 07, Kelurahan Ciketing Udik, Kota Bekasi sejak cukup lama. 

Didik dalam beberapa tahun terakhir tinggal sebatang kara, hal ini diketahui setelah kedua anak serta istrinya memilih minggat. 

Umah, tetangga dekat kediaman pelaku mengatakan, aktivitas Didik sehari-sehari lebih sering di dalam rumah ketimbang keluar. 

"Enggak pernah keluar di dalem terus, lah iya enggak pernah akrab sama tetangga," kata Umah, Senin (3/6/2024). 

Tidak ada warga terdekat yang tahu persis pekerjaan Didik, hanya sebatas informasi lampau yang menyebut pelaku berprofesi sebagai montir panggilan. 

Karena aktivitasnya yang sering di rumah, warga ragu pelaku benar-benar berprofesi sebagai montir atau bekerja. 

Umah selaku tetangga terdekat cukup heran, Didik yang tinggal seorang diri dan tak pernah terlihat bekerja bertahan hidup dari penghasilan apa. 

"Enggak kerja setahu saya di rumah terus keseringan cuma jarang keluar, enggak tahu makanya saya heran orang enggak kerja enggak apa," ungkap Umah. 

Aktivitas yang sering diketahui warga yakni, rumah pelaku cukup sering kedatangan tamu hingga larut malam atau bahkan sampai pagi buta. 

Menurut Umah, tamu yang biasa datang rata-rata berperawakan bapak-bapak berkelompok. 

"Tamunya sekali datang rame bapak-bapak semua, sering ditamuin, datangnya malam jam 7 jam 8 sampe pagi," kata Umah. 

Umah tak tahu persis tujuan kedatangan tamu ke rumah pelaku, aktivitas yang sampai pagi cukup mengganggu warga. 

"Sering (ada tamu) makanya pernah adek saya ngomel karena terlalu sering ada tamu sampe pagi berisik," ungkap Umah. 

Pihak kepolisian sempat menemukan barang bukti berupa benda-benda yang mirip dengan sarana untuk praktik perdukunan seperti kendi dan sesajen. 

TribunJakarta.com juga berhasil mendapatkan foto kondisi di dalam rumah pelaku, menunjukkan benda-benda seperti yang disebutkan Polisi. 

Foto diambil oleh warga yang ikut menggerebek rumah pelaku, terdapat keris, kendi, bukhur atau wadah untuk membakar wewangian. 

Lalu beberapa benda-benda lain yang disusun atau diletakkan di satu meja khusus beralaskan kain hitam dan hijau. 

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved