Dokter dan Pegawai RSKD Duren Sawit Demo Gegara Remunerasi Diduga Disunat

Puluhan pegawai Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit, Jakarta Timur berunjuk rasa mempertanyakan hak remunerasi mereka pada Senin (3/6/2024).

Penulis: Bima Putra | Editor: Nur Indah Farrah Audina
Istimewa
Dokter dan pegawai RSKD Duren Sawit saat berunjuk rasa mempertanyakan hak remunerasi mereka, Jakarta Timur, Senin (3/6/2024) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, DUREN SAWIT - Puluhan pegawai Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit, Jakarta Timur berunjuk rasa mempertanyakan hak remunerasi mereka pada Senin (3/6/2024).

Juru Bicara Pegawai RSKD Duren Sawit, drg. Mirza mengatakan aksi tersebut dilakukan setelah pihaknya mengetahui hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait remunerasi yang tak sesuai.

Bahwa dari hasil audit BPK, remunerasi atau imbal jasa ratusan pegawai RSKD Duren Sawit meliputi tenaga kesehatan hingga sopir diduga dimanipulasi dan dipotong selama 14 tahun.

"Hasil audit BPK ketemu bahwa permainan menaik-naikan level remunerasi. Ketika mengetahui temuan BPK kami kaget bukan main," kata Mirza di Jakarta Timur, Selasa (4/6/2024).

Dalam pembagian remunerasi terdapat level 1 hingga 14, di mana level 14 atau paling tinggi untuk jabatan pimpinan RSKD Duren Sawit dan level 1 paling bawah untuk posisi sebagai sopir.

Tapi karena diduga ada manipulasi pegawai RSKD Duren Sawit yang berada di level 6 menerima remunerasi posisi level 8, sehingga imbalan didapat satu pihak lebih besar dan satu pihak lebih kecil.

Menurutnya potongan remunerasi setiap pegawai dapat mencapai Rp2 juta per orang, sehingga bila pemotongan diakumulasi sejak tahun 2010 maka kerugian mencapai miliaran rupiah.

"Memainkan levelnya, misal level enam tapi dibagikan nomor delapan. Jadi naik dua kali lipat. Nah itu kan merugikan yang lain. Itu kena seluruh pegawai, banyak pegawai dirugikan, resah," ujarnya.

Mirza menduga manipulasi dan pemotongan remunerasi terhadap ratusan pegawai RSKD Duren Sawit dilakukan seorang oknum pejabat yang kini dinonaktifkan dari jabatannya.

Hanya saja sosok itu hingga kini tidak diberhentikan dengan alasan tenaga dan kemampuannya masih dibutuhkan RSKD Duren Sawit, sehingga disesalkan para pegawai.

Para pegawai sudah berupaya mengonfirmasi langsung kasus kepada pimpinan RSKD Duren Sawit, tapi jawaban diberikan tidak memuaskan sehingga mereka memilih berunjuk rasa.

"Walaupun sudah dinonaktifkan karena terbukti korupsi dia (oknum pegawai) masih dipakai buat membagi (remunerasi) lagi. Makannya ini isu yang diangkat saat kita demo," tuturnya.

Ketika demo berlangsung Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) DKI Jakarta, Ani Ruspitawati sempat menemui para dokter dan pegawai RSKD Duren Sawit yang menyuarakan pendapat.

Namun saat dikonfirmasi awak media, pucuk pimpinan Dinkes DKI Jakarta tersebut enggan menjelaskan benar atau tidaknya pemotongan remunerasi yang disuarakan jajarannya di RSKD Duren Sawit.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved