Sisi Lain Metropolitan

Miris! Puluhan Keluarga Tinggal di Kolong Jembatan Pasar Ikan, Tidur dalam Gubuk Mirip Goa Tepi Kali

Puluhan kepala keluarga tinggal di kolong Jembatan Pasar Ikan, Jalan Lodan Raya, Pademangan, Jakarta Utara.

Tribunjakarta/Gerald Leonardo
Mirisnya kehidupan warga di kolong jembatan kali Pasar Ikan, Pademangan, Jakarta Utara. 

Secara garis besar, gubuk-gubuk di kolong jembatan itu terbuat dari triplek dan bambu.

Meski kondisinya sangat tidak layak untuk ditinggali, namun gubuk-gubuk di kolong jembatan itu ternyata masih dipasangi listrik.

Keberadaan gubuk tempat tinggal warga di kolong Jembatan Pasar Ikan, yang terbagi di wilayah Pademangan dan Penjaringan tersebut, nyatanya sudah bertahun-tahun.

Komsiah, salah seorang penghuni kolong jembatan, mengungkapkan dirinya sudah 3 tahun tinggal di sana.

"Saya sudah 3 tahun tinggal di sini, yang penting nggak kehujanan, nggak tidur di jalanan," kata dia saat ditemui di lokasi, Sabtu (9/6/2024).

Ibu dua anak itu terpaksa menghuni kolong tol karena penghasilan sang suami yang tak pernah menentu, sementara ia tidak bekerja.

Adapun suami Komsiah bekerja serabutan menjadi buruh harian lepas di Pelabuhan Sunda Kelapa, sesekali di Pelabuhan Muara Baru.

"Laki saya kerja di pelabuhan. Kalo di pelabuhan lagi sepi ya nggak kerja," katanya.

Beda lagi dengan Mardianah, yang bahkan sudah 10 tahun menempati bangunan liar di kolong jembatan itu.

10 tahun tinggal di sana, Mardianah bahkan sudah mulai berdamai dengan keadaan seraya menganggap kolong jembatan sebagai rumah ternyamannya.

"Banjir nggak ada, ular, buaya, nggak ada. Nggak pernah banjir. Kalo saya sudah ada 10 tahun lah tinggal di sini," kata wanita yang sehari-harinya berdagang itu.

Bayar "Uang Rokok" ke Oknum Tiap Bulan

Kehidupan warga di kolong jembatan kali Pasar Ikan, Pademangan, Jakarta Utara.
Kehidupan warga di kolong jembatan kali Pasar Ikan, Pademangan, Jakarta Utara.

Kepada wartawan, Komsiah dan Mardianah mengungkapkan bahwa tinggal di kolong jembatan ternyata tidak gratis.

Per bulannya, Komsiah dan Mardianah harus membayar uang sewa kepada oknum yang tak mereka sebutkan namanya.

Komsiah mengaku tiap bulan mengeluarkan Rp 130.000 belum termasuk listrik.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved