Jakarta Disebut Kian Semrawut Sejak Ditinggal Anies, Heru Budi: Dampak 5 Tahun Lalu Enggak Diurus! 

Heru Budi Hartono bereaksi soal kritikan Ketua DPW PKB DKI Jakarta Hasbiallah Ilyas yang menilai ibu kota semakin semrawut.

Istimewa
Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono saat ditemui di Balai Kota Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (2/5/2024). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, CAKUNG - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono bereaksi soal kritikan Ketua DPW PKB DKI Jakarta Hasbiallah Ilyas yang menilai ibu kota semakin semrawut setelah ditinggal Gubernur Anies Baswedan yang purnatugas pada 2022 lalu.

Salah satu yang dikritik Habis ialah terkait kali atau sungai yang dinilai semakin kota.

Terkait hal ini, Heru justru mengklaim di era kepemimpinannya kini sungai atau kali-kali yang ada di Jakarta semakin bersih.

“Semrawut apanya? Yang bener aja, sungai lebih bersih,” ucapnya saat ditemui di Rumah Potong Hewan (RPH) Dharma Jaya, Cakung, Jakarta Timur, Jumat (14/6/2024).

Bila masih ada saluran air yang kotor, Heru justru menuding hal tersebut merupakan efek dari pemerintahan sebelumnya.

Sebab, program naturalisasi atau normalisasi yang seharusnya dijalankan Pemprov DKI untuk mengatasi banjir justru mangkrak di era kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan.

“Kalau pun kotor satu tahun saya mimpin, mungkin itu dampak lima tahun lalu yang enggak diurus. Masa saya datang, terus kotor, ya enggak gitu,” ujarnya.

“Mungkin itu dampal lima tahun lalu, terlupakan. Lalu diurus sekarang, saya urus. Buktinya banyak masyarakat bilang lebih bersih kok,” sambungnya.

Sebagai informasi, kritikan tersebut disampaikan Ketua DPW PKB DKI Jakarta Hasbiallah Ilyas usai bertemu dengan Anies Baswedan di kantor DPW PKB DKI, Jalan Perintis Kemerdekaan, Pulogadung, Jakarta Timur pada Kamis (13/6/2024) kemarin.

Dalam kesempatan itu, ia menjelaskan salah satu alasannya partainya ingin mengusung Anies di Pilkada Jakarta 2024 lantaran kondisi ibu kota yang kian memprihatinkan.

Selain soal kali yang disebutnya makin kotor, ia juga menyoroti Bantuan Operasional Tempat Ibadah (BOTI) yang diinisiasi Anies kini nominalnya banyak disunat semenjak Jakarta dipimpin Heru Budi Hartono selaku penjabat Gubernur.

Hasbi mengaku banyak mendapatkan informasi akan hal itu dari sejumlah pengurus masjid dan musala di Jakarta.

"Mohon maaf Jakarta setelah ditinggalkan Pak Anies dua tahun. Pengurus masjid dan musala, rumah ibadah lah terutama, dulu biasanya musala sama Pak Anies itu dapat Rp1,5 juta. Hari ini turun, dipotong 50 persen," kata Hasbi saat sambutannya di kantor DPW PKB DKI Jakarta, Kamis (18/6/2024).

Padahal, untuk sekadar biaya operasional tentunya tidak cukup bila hanya mengandalkan uang amal.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved