Terkuak! Segini Rata-rata Gaji Warga Indonesia yang Jadi Admin Judi Online di Luar Negeri
Terkuak, segini rata-rata gaji warga Indonesia yang jadi admin judi online di luar negeri.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, CILINCING - Di tengah maraknya judi online di Indonesia, tak sedikit anak bangsa yang sampai harus ikut terlibat menjadi pegawai di situs-situs judi.
Pegawai situs judi yang kebanyakan anak-anak muda ini bahkan rela diterbangkan ke luar negeri oleh para bandar judi untuk melancarkan bisnis hitam mereka.
Alvero (nama samaran) merupakan salah seorang anak bangsa, warga Jakarta Utara, yang terjerat dalam dunia hitam judi online di Indonesia.
Pria lajang 27 tahun itu dipekerjakan oleh salah seorang bandar besar untuk mengurusi sekitar 30 situs judi, dengan tugas sebagai telemarketing.
Alvero mengungkapkan, gaji yang diterimanya selama sebulan ketika bekerja di Indonesia sebesar Rp 4,2 juta, itu belum termasuk bonus.
“Pas di Jakarta sih gua cuma nerima gaji kadang Rp 4.200.000, kalo bonus bisa megang sampai Rp 7-8 juta,” katanya kepada TribunJakarta.com, Rabu (19/6/2024).
Gaji yang ia terima ketika ikut bekerja di Filipina ternyata tak jauh berbeda.
Alvero menerima gaji pokok sebesar Rp 5 juta, ditambah uang makan yang diberikan dalam mata uang peso.
“Kalo di Filipina gaji gua kemarin mentok Rp 5 juta. Paling dikasih uang makan doang, paling sekitar 13.000 peso, sekitar Rp 3 jutaan lebih, tapi dalam bentuk uang peso ya, bukan rupiah. Jadi kalo ditotal per bulan di Filipina megang sekitar Rp 8 juta,” ucap dia.

Alvero menjalani pekerjaan sebagai telemarketing situs judi ini sudah selama tiga tahun belakangan.
Ia ditarget mencari minimal 10 member baru setiap harinya, melalui metode WhatsApp blasting, alias mengirimkan pesan kepada nomor-nomor acak lewat aplikasi tersebut untuk bergabung di situsnya.
“Tergantung situsnya ya, rata-rata sehari lu harus bisa dapet 10 member baru. Tergantung, kadang dapet, kadang enggak,” katanya.
Alvero mengaku terpaksa menjalankan pekerjaan ini lantaran dirinya kesulitan mencari pekerjaan di Jakarta, terlebih ketika dirinya hanyalah seorang lulusan SMA.
Di tengah rasa frustasinya mencari pekerjaan, Alvero dihubungi temannya pada tahun 2021 lalu yang menawarkan lowongan di situs judi.
Alvero akhirnya bekerja selama 3 tahun di kantor situs judi tersebut dan baru berhenti ketika merasa sudah tak kuat lagi akan tekanan dari atasannya.
"Fisik sih nggak ada, cuman kayak tekanan mental, omongan-omongan yang kayak, lu yang bener dong kerjanya, masa kalah sama website yang ini, web kita kalah nih, sehari transaksinya segini, paling kayak gitu tekanannya," katanya.
"Akhirnya gua nggak kuat dan berhenti," tutup Alvero.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.