Kisah di Balik Penetapan Tanggal 17 Agustus Sebagai Hari Kemerdekaan, Diyakini Sebagai Angka Suci

Tanggal 17 Agustus ditetapkan sebagai Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Berikut kisah di balik penetapan tanggal 17 sebagai Hari Kemerdekaan.

istimewa
Ir Soekarno via TribunJogja.com 

"Revolusi berada di tangan kami sekarang dan kami memerintahkan Bung, kalau Bung tidak memulai revolusi malam ini, lalu.... Lalu apa ? teriak Bung Karno sambil beranjak dari kursinya, dengan kemarahan yang menyala-nyala. Semua terkejut, tidak seorang pun yang bergerak atau berbicara".

Bung Karno lalu kembali bersuara ketika suasana mulai tenang.

Ia menyebut, Kemerdekaan Indonesia direncanakan akan dilakukan pada 17 Agustus 1945.

Tepatnya pada sore hari, Ahmad Soebardjo datang dan berusaha membujuk para pemuda untuk melepaskan Soekarno-Hatta.

Mereka bersedia dengan jaminan bahwa proklamasi akan terjadi esok hari di tanggal 17 Agustus.

Diyakini sebagai angka suci

Dalam sebuah dialog, dijelaskan bahwa alasan Bung Karno memilih tanggal 17 Agustus sebagai Hari Kemerdekaan karena adanya keyakinan bahwa angka tersebut adalah angka yang suci.

Berikut bunyi percakapan antara Bung Karno dan para pemuda di Rengasdengklok terkait pemilihan tanggal 17 Agustus, sebagaimana ditulis oleh Lasmidjah Hardi (1984:60), dikutip dari laman Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, setneg.go.id

"Revolusi berada di tangan kami sekarang dan kami memerintahkan Bung, kalau Bung tidak memulai revolusi malam ini, lalu.... Lalu apa ? teriak Bung Karno sambil beranjak dari kursinya, dengan kemarahan yang menyala-nyala. Semua terkejut, tidak seorang pun yang bergerak atau berbicara".

Saat suasana kembali tenang, Bung Karno pun menjelaskan bahwa merencanakan seluruh kegiatan itu pada tanggal 17.

Salah seorang pemuda yakni Sukarni bertanya, kenapa harus tanggal 17?

"Mengapa tidak sekarang saja," tanya Sukarni.

"Saya tidak dapat menerangkan dengan pertimbangan akal, mengapa tanggal 17 lebih memberi harapan kepadaku. Akan tetapi saya merasakan di dalam kalbuku, bahwa itu adalah saat yang baik. Angka 17 adalah angka suci. Pertama-tama kita sedang  berada dalam bulan suci Ramadan, waktu kita semua berpuasa, ini berarti saat yang paling suci  bagi kita. Tanggal 17 besok hari Jumat, hari Jumat itu  Jumat legi, Jumat yang berbahagia, Jumat  suci. Al-Quran diturunkan tanggal 17, orang Islam sembahyang 17 rakaat, oleh karena itu  kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia". Bunyi dialog antara Bung Karno dengan para pemuda di Rengasdengklok.

Persiapan kemerdekaan Indonesia, akhirnya pun dilakukan usai perdebatan tersebut terjadi.

Rumah Laksamada Maeda, dipilih sebagai lokasi penyusunan naskah Proklamasi.

Rombongan Soekarno-Hatta, kembali ke Jakarta untuk mempersiapkan kemerdekaan tersebut.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved