Tim Ahli Wapres Sebut Polri Butuh Big Data, Kasus Vina Disinggung Akan Selesai
Pengamat kepolisian, Herman Widjojo, menilai bahwa Polri membutuhkan big data untuk menyelesaikan berbagai persoalan.
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Nur Indah Farrah Audina
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU - Tim Ahli Wapres, Herman Widjojo, menilai bahwa Polri membutuhkan big data untuk menyelesaikan berbagai persoalan.
Menurut dia, big data dapat dimanfaatkan untuk mengambil keputusan saat Polri menangani suatu kasus tindak pidana.
Hal itu disampaikan Herman dalam acara diskusi publik bertajuk "Reformasi Polri dan Kritik atas RUU Perubahan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara RI" di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (1/8/2024).
"Saya yakin banyak permasalahan yang akan muncul banyak kontroversi, tapi itu (big data) pada saat ini menjadi satu-satunya solusi yang bisa memberikan kejelasan kepada semua pihak secara terang benderang bagaimana persoalan bisa dipecahkan secara objektif," kata Herman.
Herman menjelaskan, big data juga dapat menyelesaikan kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon yang terjadi pada 2016 silam.
"Termasuk mungkin kasus Vina, karena kasus vina itu juga permasalahannya sekarang adalah lebih ke isu-isu yang sifatnya adalah non-prosedural," ujar dia.
"Kalau kita sudah mempunyai data yang cukup detail, saya rasa masalah isu-isu seperti Vina akan selesai dengan sendirinya," imbuhnya.
Ia menilai Polri memiliki kesiapan untuk melakukan transformasi digital dengan memiliki big data. Pasalnya, ia menyebut saat ini Polri memiliki banyak sistem IT dan menguasai database.
"Saya rasa mereka sudah setengah siap. Artinya pada saat ini mereka sudah memiliki banyak sistem IT yang mereka sudah menguasai database. Sehingga untuk berubah atau berevolusi kepada big data itu akan jauh lebih mudah," ucap Herman.

Herman mengatakan bahwa big data bisa menjadi investasi bagi Polri, terutama dalam pengungkapan kasus-kasus tindak pidana.
"Long term untuk investasi IT itu biasanya mereka paling nggak dalam 2-3 tahun mereka sudah bisa melihat hasilnya dan bisa dianggap bahwa hasilnya berhasil atau tidak," kata Herman.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.