Heboh Soal Lepas Jilbab, Begini Sejarah Terbentuknya Paskibraka: Untuk Tumbuhkan Rasa Persatuan
Paskibraka pertama kali dibentuk di Indonesia, ialah bertujuan untuk menumbuhkan rasa persatuan saat pengibaran bendera. Begini sejarahnya
TRIBUNJAKARTA.COM - Belakangan, publik dihebohkan dengan kejadian anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional 2024 yang melepas jilbab saat pengukuhan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (13/8/2024).
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi menjelaskan, hal itu bertujuan untuk mengangkat nilai-nilai keseragaman dalam pengibaran bendera.
Ia pun menyebut tidak ada paksaan untuk anggota Paskibraka putri melepaskan jilbab mereka saat pengukuhan dan pengibaran Bendera Merah Putih.
Hanya saja, dikatakan bahwa hal itu dilakukan oleh anggota Paskibraka putri secara sukarela demi memenuhi aturan yang ada.
"Adalah kesukarelaan mereka dalam rangka mematuhi peraturan yang ada," kata Yudian, dikutip dari Kompas.com, Kamis (15/8/2024).
Hal ini pun mendapat banyak sorotan dari masyarakat.
Banyak pihak menilai, aturan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang menyoalkan anggota paskibraka putri Nasional 2024 mengenakan jilbab tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila sehingga berujung permintaan maaf dari BPIP.
Sejarah terbentuknya Paskibraka bertujuan untuk ciptakan rasa persatuan
Diluar polemik melepas hijab bagi anggota paskibraka putri, sebenarnya tahukah Kamu asal usul terbentuknya paskibraka di Indonesia?
Dalam sejarahnya, paskibraka sebenarnya dibentuk untuk menciptakan rasa persatuan dalam pengibaran bendera merah putih.
Terbentuknya Paskibraka di Indonesia, tak lepas dari peran seorang Mayor yang juga adalah ajudan Bung Karno, bernama M. Husein Mutahar.
Sejarah soal awal mula terbentuknya Paskibraka di Indonesia ini, tertuang dalam Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga RI Nomor 14 tahun 2017, tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 0065 tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka.
Paskibraka sendiri merupakan pasukan pengibar bendera pusaka yang terdiri dari pemuda-pemudi Indonesia yang dipilih dan diseleksi secara ketat.
Mereka ditugaskan untuk mengibarkan sang merah putih saat upacara kemerdekaan tingkat nasional.
Paskibraka sendiri terbentuk seiring dengan proses kemerdekaan Indonesia.
Setelah pernyataan kemerdekaan Indonesia dikumandangkan di Jalan Pegangsaan Timur, Nomor 56 Jakarta, tanggal 17 Agustus 1945, bendera merah-putih atau bendera pusaka yang dijahit Fatmawati Soekarno dikibarkan oleh dua orang muda-mudi dipimpin oleh Latief Hendradiningrat.
Meski saat itu Indonesia sudah menyatakan diri merdeka, namun perjuangan bangsa belum selesai.
Bendera pusaka ketika itu masih berkibar siang-malam di tengah dentuman suara tembakan dan meriam dalam melawan Belanda.
Dalam sejarah, setelah proklamasi Kemerdekaan, Belanda masih ingin menguasai Indonesia.
Tepatnya tanggal 4 Januari 1946, situasi kota Jakarta semakin genting.
Presiden Soekarno meninggalkan Jakarta untuk menuju Yogyakarta sambil membawa bendera pusaka.
Ibukota Negara Indonesia saat itu dipindahkan ke Yogyakarta.
Awal mula terbentuknya pasukan pengibar bendera pusaka atau paskibraka terjadi menjelang peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1946 silam.
Presiden Soekarno ketika itu memerintahkan Mayor Husein Mutahar mempersiapkan upacara kenegaraan.
Husein Mutahar diminta untuk mempersiapkan peringatan detik-detik proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1946 di halaman Istana Presiden Gedung Agung, Yogyakarta.
Kala itu, Husein Mutahar berpikir bahwa pengibaran bendera pusaka sebaiknya dilakukan oleh pemuda Indonesia.
Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa persatuan bangsa Indonesia.
Ia pun menunjuk 5 orang pemuda yang terdiri dari 3 orang putri dan 2 orang laki-laki yang ada di Yogyakarta, sebagai perwakilan daerah untuk pengibaran bendera.
Hal ini yang kemudian menjadi cikal bakal dari terbentuknya paskibraka Nasional.
Karena situasi Indonesia saat itu masih genting, Belanda kembali melakukan serangan.
Belanda melancarkan agresi yang kedua tanggal 19 Desember 1948.
Presiden Soekarno, kemudian memberikan tanggung jawab kepada Husein Mutahar untuk menyelamatkan bendera pusaka.
Proses penyelamatan bendera pun dilakukan oleh Mutahar.
Ide soal pemuda-pemudi pasukan pengibar bendera kembali dipakai lagi era Soeharto
Pada tahun 1967, Husein Mutahar yang sedang menjabat sebagai Dirjen Urusan Pemuda dan Pramuka Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan, dipanggil oleh Presiden Soeharto.
Husein Mutahar dipanggil untuk menangani masalah pengibaran Bendera Pusaka kembali dengan ide gagasan seperti pada pelaksanaan tahun 1946 di Yogyakarta.
Dari sinilah, ia kemudian mengembangkan ide untuk membentuk pasukan pengibaran yang terdiri dari 3 kelompok.
Kelompok tersebut adalah kelompok 17 sebagai pengiring depan, kelompok 8 sebagai pembawa bendera, dan kelompok 45 sebagai pengawal.
Tiga kelompok tersebut diambil dari gambaran tanggal proklamasi kemerdekaan Indonesia, yaitu 17-8-45.
Nama pasukan pengibar bendera pun baru muncul pada tahun 1973.
Idik Sulaeman sebagai pembina pasukan pengibar bendera mengusulkan nama Pasukan Pengibara Bendera.
Penyebutan Paskibraka sendiri, baru terjadi pada tahun 1973.
Idik Sulaeman, ketika itu melontarkan akronim untuk pasukan pengibar bendera pusaka yaitu Paskibraka.
Sejak saat itulah, pasukan pengibar bendera pusaka dikenal dengan sebutan Paskibraka.
Itulah sejarah tentang awal mula terbentuknya paskibraka di Indonesia.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.