Parenting

Mama Sedang Mempersiapkan MPASI Anak? Simak Beberapa Makanan yang Harus Dihindari Versi WHO

WHO mengatakan, anak usia 6 bulan sudah bisa makan dengan memperhatikan frekuensi, takaran, dan tekstur dari menu yang disajikan.

Editor: Siti Nawiroh
Freepik
WHO mengatakan, anak usia 6 bulan sudah bisa makan dengan memperhatikan frekuensi, takaran, dan tekstur dari menu yang disajikan. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Mama sedang mempersiapkan MPASI anak? Simak beberapa makanan yang perlu dihindari versi WHO.

WHO mengatakan, anak usia 6 bulan sudah bisa makan dengan memperhatikan frekuensi, takaran, dan tekstur dari menu yang disajikan.

Pastinya sebagai orangtua, mama ingin memberikan makanan yang paling baik untuk si kecil.

Mulai dari bahannya hingga peralatan yang digunakan.

Namun jangan diabaikan juga, apa saja makanan yang perlu dihindari si kecil.

Versi WHO, ada 6 poin yang perlu dihindari dalam pemberian makanan si kecil:

1. Makanan olahan

2. Batasi makanan yang mengandung tepung

3. Makanan dan minuman dengan pemanis tambahan

4. Makanan tinggi gula dan garam

5. Hindari makanan lemak trans atau makanan lainnya yang memicu peradangan pada tubuh anak atau penyakit janka panjang lainnya

6. Batasi pemberian jus buah walaupun 100 persen buah

KLIK SELENGKAPNYA: Apa Itu Emesis Gravidarum? Kondisi yang Dialami Meita Irianty Penganiaya Anak hingga Dibawa ke RS
KLIK SELENGKAPNYA: Apa Itu Emesis Gravidarum? Kondisi yang Dialami Meita Irianty Penganiaya Anak hingga Dibawa ke RS
Kebutuhan MPASI

Dosen Prodi Kebidanan Universitas Respati Indonesia (Urindo), Yuna Trisuci Aprillia mengungkapkan banyak masyarakat yang kurang teredukasi soal MPASI.

Parahnya, fakta yang didapati pihaknya ialah banyak orangtua yang menggunakan MPASI pabrikan.

"Iya masih kurang sekali pengetahuan tentang MPASI. Kurang teredukasi dan mereka seringnya menggunakan MPASI pabrikan," katanya kepada TribunJakarta.com, Kamis (12/1/2023).

Yuna menjelaskan, pemberian MPASI bisa dilakukan sejak bayi berusia 6 bulan.

Tentunya MPASI yang diberikan harus memenuhi kebutuhan energi, protein dan mikronutrien anak.

"Mereka (masyarakat) biasanya memberikan MPASI pabrikan yang ada di warung dan supermarket. Padahal MPASI diberikan ketika bayi berusia 6 bulan, yang aman dikonsumsi yaitu MPASI rumahan dengan bahan lokal gizi seimbang," lanjutnya.

Adapun risiko bila MPASI diberikan terlalu dini atau kurang dari 17 minggu diantaranya asupan dan produksi ASI berkurang, risiko infeksi diare meningkat.

Kemudian kurangnya faktor perlindungan alergi, kesulitan mencerna makanan, gangguan pencernaan, serta gangguan penyerapan makanan sehingga asupan zat gizi rendah.

Begitu juga bila MPASI diberikan terlambat atau lebih dari 26 minggu. Maka bayi akan memiliki risiko gangguan tumbuh kembang, anemia defisiensi, besi, munculnya berbagai masalah makan, hingga kurangnya asupan gizi.

"Pertanyaan yang sering ditanyakan bagaimana cara buat yang benar?. Kemudian bagaimana cara pembuatan MPASI yang ga ribet. Ada juga pertanyaan seputar cara buat dan bahannya apa saja ya?. Apakah mahal?" ungkapnya.

"Oleh sebab itu, edukasi yang kami sampaikan saat PKM juga mengenai hal-hal yang pelu diperhatikan saat MPASI, seperti usia bayi, frekuensi pemberian makan, jumlah banyaknya makanan, tekstur makanan, variasi keberagaman makanan, responsif atau pemberian makan secara aktif/responsi, hingga kebersihan," lanjutnya.

Ia pun berharap makin banyak masyarakat yang melek akan MPASI dan menghindari pembelian MPASI pabrikan.

"Harapannya mereka membuat MPASI berbahan pangan lokal. Jadi menu keluarga yang dijadikan MPASI. Cara membuatnya juga mudah simple dengan menggunakan alat yang ada di rumah seperti saringan, ulekan dan alat masak lainnya di rumah," pungkasnya.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved