Hari Ini Rebo Wekasan, Simak 5 Hal Pantang Dilakukan di Hari Rabu Terakhir Bulan Safar

Ketahui lima pantangan yang tidak boleh dilakukan pada Rebo Wekasan atau hari Rabu terakhir Bulan Safar, pamali!

Editor: Muji Lestari
Freepik.com
Ilustrasi berdoa 

TRIBUNJAKARTA.COM - Berikut ini 5 pantangan yang tidak boleh dilakukan pada hari Rabu terakhir bulan Safar alias Rebo Wekasan, pamali!

Masyarakat Indonesia khususnya Jawa, mengenal Rabu terakhir bulan Safar dengan sebutan Rebo Wekasan.

Tradisi Rebo Wekasan menjadi satu kebiasaan bagi umat muslim di Indonesia.

Diperingati setipa hari Rabu terakhir di bulan Safar, Rebo Wekasan tahun ini jatuh pada 30 Safar 1446 H bertepatan dengan tanggal 4 September 2024.

Hingga saat ini, Rebo Wekasan menyimpan sejumlah mitos yang diyakini secara turun temurun.

Bahkan Rebo Wekasan disebut-sebut menjadi hari paling sial sepanjang tahun.

Pada hari Rebo Wekasan dipercaya sebagai hari di mana diturunkannya malapetaka dan bencana ke bumi.

Menghindari terjadinya hal buruk tersebut, orang-orang dulu meyakini ada sejumlah pantangan ketika datangnya Rebo Wekasan.

Demi terhindar dari kesialan yang tak terduga, masyarakat dilarang untuk melakukan beberapa hal pada bulan Safar khususnya saat mendekati Rebo Wekasan.

Lantas, apa saja pantangan saat Rebo Wekasan datang?

Pantangan saat Rebo Wekasan

1. Larangan menikah pada saat Rebo Wekasan

Ilustrasi Menikah
Ilustrasi Menikah (medan.tribunnews.com)

Pada Rebo Wekasan terdapat larangan untuk menikah.

Sebagian masyarakat percaya bahwa menikah pada saat Rebo Wekasan akan mendatangkan musibah dan kesialan seperti terjadinya konflik dalam rumah tangga, sulit mendapatkan rejeki, hingga terkena penyakit.

Oleh karena itu, mereka memilih untuk menikahkan anak mereka di bulan lain yang dianggap sebagai bulan yang baik.

2. Larangan keluar rumah saat Rebo Wekasan

Pada Rebo Wekasan terdapat larangan untuk keluar rumah.

Sebagian masyarakat percaya bahwa melakukan perjalanan atau berpergian saat Rebo Wekasan akan mendatangkan musibah berupa kecelakaan dan lain sebagainya.

Bahkan, kaum Arab Jahiliyah percaya bahwa diakhir bulan Safar akan berhembus angin yang membawa penyakit di perut seseorang yang keluar rumah.

Ilustrasi Traveling
Ilustrasi Traveling (Pixabay)

3. Tidak Membuka Usaha Baru

Bagi Anda yang ingin membuka suatu usaha, sebaiknya menghindari pembukaan usaha pada Rabu Wekasan.

Sungguh sangat disayangkan jika nantinya akan ditimpa kesialan. Misalnya, seperti sepinya pembeli pada hari pertama pembukaan usaha baru, maupun kebangkrutan usaha yang akan Anda alami.

4. Tidak Membeli Barang-barang Mahal

Tak hanya membuka usaha baru, larangan membeli barang-barang mahal juga sebaiknya Anda implementasikan.

Semua itu demi menjaga Anda dari perilaku boros pun agar tidak terjadi hal buruk yang datang dari barang mahal Anda.

5. Tidak Berhubungan Seksual

Kegiatan lainnya yang dilarang untuk dilakukan pada Rabu Wekasan bulan Safar tak lain adalah pantangan tidak berhubungan seksual bagi pasutri.

Adanya energi negatif dan hal-hal mistis yang kuat pada waktu tersebut dapat menimbulkan suatu kesialan.

Masyarakat Jawa percaya bahwa jika ada pasutri yang tetap melakukan pantangan tersebut, maka tabiat kurang baik akan timbul dari salah satu pasangan.

Cuma Mitos

Bulan Safar yang kerap dianggap sebagai bulan pembawa sial ternyata cuma mitos.

Merujuk pada bahasa, Safar berarti 'kosong'. Istilah ini diambil dari kebiasaan mengosongkan tempat karena dahulu kala banyak masyarakat Arab yang bepergian di bulan Safar.

Masyarakat Arab dulu juga menganggap Safar sebagai penyakit yang muncul di perut.

Penyakit digambarkan sebagai sesuatu yang mematikan. Karena hal ini-lah Safar dianggap sebagai bulan pembawa sial.

Namun demikian, sesungguhnya anggapan Safar sebagai bulan pembawa sial hanyalah mitos belaka.

Hal tersebut bahkan telah dibantah oleh Rasulullah SAW, sebagaimana dijelaskan dalam hadis berikut.

"Tidak ada wabah [yang menyebar dengan sendirinya tanpa kehendak Allah], tidak pula ramalan sial, tidak pula burung hantu, dan tidak ada kesialan pada bulan Safar. Menghindarlah dari penyakit kusta sebagaimana engkau menghindari singa." (HR Imam Al-Bukhari dan Muslim)

Alih-alih menganggapnya sebagai hari pembawa sial, umat Islam justru diajak menganggap Rabu terakhir di bulan Safar ini sebagai hari pembawa berkah.

Sebuah hadis bahkan menyebutkan bahwa Rabu adalah hari dimana Allah SWT menciptakan cahaya alam semesta.

"Allah Yang Maha Agung menciptakan tanah di hari Sabtu.. dan menciptakan cahaya di hari Rabu.." (HR Muslim)

 

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved