Potensi Megathrust, Ratusan Siswa SMPN 50 Jakarta Ikuti Simulasi Hadapi Gempa
Ratusan siswa SMPN 50 Jakarta, Kramat Jati mengikuti simulasi bencana gempa bumi diadakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta.
Penulis: Bima Putra | Editor: Satrio Sarwo Trengginas
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, KRAMAT JATI - Ratusan siswa SMPN 50 Jakarta, Kramat Jati mengikuti simulasi bencana gempa bumi diadakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta.
Dalam simulasi yang diikuti sekitar 300 siswa SMPN 50 Jakarta, para murid diberi pemahaman tentang bagaimana cara menyelamatkan diri ketika terjadi bencana gempa bumi.
Ketua Subkelompok Urusan Kesiapsiagaan BPBD Jakarta, Embai Suhaimi mengatakan simulasi ini bentuk kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi Megathrust atau gempa berskala besar.
"Sekarang kan isunya Megathrust. Ini salah satu mitigasi untuk para siswa dari tingkat TK, SD, SMA, Madrasah, maka kita pengenalan tentang kebencanaan," kata Embai, Kamis (19/9/2024).
Simulasi diawali dengan suara peringatan gempa, di mana para siswa diarahkan untuk merunduk berlindung di bawah meja dalam keadaan menutupi area kepala hingga leher.
Anak-anak diberi pemahaman ketika awal gempa mereka tidak langsung melakukan evakuasi, karena bila berlari saat gempa maka justru berisiko terjatuh dan membahayakan keselamatan.
Baru setelah guncangan berhenti, mereka diperbolehkan melakukan evakuasi ke lapangan terbuka untuk mencegah tertimpa konstruksi bangunan terdampak gempa bumi.
"Pertama diajarkan (saat awal gempa) tidak ada ada anak-anak yang melakukan evakuasi. Sirine kedua menandakan bahwa gempa selesai, maka baru dilakukan evakuasi," ujarnya.
Embai menuturkan dalam proses evakuasi tersebut para guru berperan mengarahkan seluruh siswa ke lapangan, dan melakukan pendataan untuk memastikan seluruh murid lengkap.
Kemudian siswa yang menjadi anggota Palang Merah Remaja (PMR) dan Pramuka berperan membantu memberikan pertolongan medis pertama bagi murid-murid terluka.
Bila ada murid yang terluka, maka guru akan melaporkan ke fasilitas kesehatan terdekat agar murid dapat segera mendapatkan penanganan medis untuk pemulihan.
"Kemudian diajarkan denah evakuasi (titik aman di lapangan), itu dibiasakan. Agar pada saat terjadi gempa mereka sudah tahu apa yang harus dilakukan, arahnya ke mana," tuturnya.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Gudang Penyewaan Tenda di Kramat Jati Terbakar, Kerugian Capai Rp400 Juta |
![]() |
---|
Detik-detik Tawuran Bersenjata Tajam di Cawang Bikin Resah, Pengendara Terjebak Macet |
![]() |
---|
RS Polri Ungkap Keluarga Anak Korban Penyiksaan di Kebayoran Lama Datang Membesuk |
![]() |
---|
Anak Korban Penyiksaan di Kebayoran Lama dapat Diajak Bicara Usai Operasi Patah Tulang Rahang |
![]() |
---|
Sempat Gizi Buruk, Berat Badan Anak Korban Penyiksaan di Kebayoran Lama Naik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.