Kisah Bocah SD Jadi Tulang Punggung usai Ayah Meninggal dan Ibu Sakit, Jualan Cilok Bawa 2 Adik
Riski Herdiana berusaha untuk tegar diusianya yang baru menginjak 14 tahun. Bocah kelas 5 SD ini menjadi tulang punggung keluarga.
TRIBUNJAKARTA.COM - Riski Herdiana berusaha untuk tegar diusianya yang baru menginjak 14 tahun.
Bocah kelas 5 sekolah dasar (SD) ini menjadi tulang punggung keluarga usai ayahnya meninggal dan ibunya sakit-sakitan.
Bahunya dipaksa kuat demi ibu dan kedua adiknya yang masih kecil. Satu diantaranya juga sudah sekolah.
"Ia harus bekerja mencari nafkah demi ibu dan kedua adiknya," dikutip dari instagram bahebanghelmi, Jumat (8/11/2024).
Peran ayah dan ibu dipikulnya sekaligus. Untuk menghidupi keluarga, Riski keliling berjualan cilok sembari mengasuh dua diknya.
Setiap pulang sekolah, ia langsung bergegas membuat cilok. Entah ilmu dan resep dari mana yang didapatnya.
Namun, tangannya terlihat lihat membuat adonan cilok hingga sambel kacangnya.
Ibunya pun hanya terbaring di atas kasur. Keningnya diusap dengan lap basah oleh Riski dengan hati-hati.
Setelahnya, ia langsung menyuapi adik-adiknya.

Aktivitas ini selalu dilakoninya sebelum berangkat sekolah maupun sebelum berjualan.
Sang ibu terlihat hanya bisa menangis melihat perjuangan putra sulungnya itu.
Kini, kisah perjuangan Riski pun sudah menjadi perhatian.
Sang perekam berharap, ada uluran tangan untuk membantu Riski mewujudkan cita-citanya.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.