Kini Sukses Jadi Wanita Karir, Delisa Menangis Ceritakan Detik-detik Tsunami Aceh 2004 di Live IG

Kisah Delisa, korban Tsunami Aceh yang pernah difilmkan dengan judul Hafalan Shalat Delisa menyorot perhatian.

Tangkap layar IG santosoim
Delisa, korban tsunami Aceh tahun 2004 

TRIBUNJAKARTA.COM - Kisah Delisa, korban Tsunami Aceh yang pernah difilmkan dengan judul Hafalan Shalat Delisa menyorot perhatian.

Pasalnya, kisah ini memang diangkat berdasarkan kejadian asli yang menimpa pemilik nama lengkap Delisa Fitri Rahmadani pada tahun 2004 silam.

Kini, wanita asal Aceh itu sudah sukses menjadi wanita karir yang bekerja di Bank Syariah Indonesia yang ada di Aceh.

Kendati demikian, memori pilu kejadian 20 tahun silam itu masih teringat jelas di benaknya.

Ia pun menceritakan kembali dalam live di instagram pribadinya hari ini, Senin (11/11/2024).

Mulanya, ia ditanyai oleh warganet terkait kejadian tersebut.

Sebab banyak warganet yang baru saja mampir ke instagramnya usai kabar terkini Delisa viral kembali.

Delisa bercerita, saat Tsunami Aceh, ia sempat tak sadarkan diri.

Namun, orang terakhir yang membersamainya saat itu adalah sang ibu yang turut menjadi korban jiwa dalam Tsunami Aceh.

Gempa yang terjadi pada pagi hari, membuat suasana saat itu seolah mencekam. Ia diminta sang ibu keluar rumah, begitu juga dengan kakak-kakaknya.

lihat fotoMasih ingatkah dengan sosok Delisa, korban Tsunami Aceh di tahun 2004?. Namanya cukup dikenal usai kisahnya difilmkan dengan judul 'Hafalan Shalat Delisa'. Kini, Delisa sudah besar bahkan sukses menjadi wanita karir dan bekerja dibidang perbankan.
Masih ingatkah dengan sosok Delisa, korban Tsunami Aceh di tahun 2004?. Namanya cukup dikenal usai kisahnya difilmkan dengan judul 'Hafalan Shalat Delisa'. Kini, Delisa sudah besar bahkan sukses menjadi wanita karir dan bekerja dibidang perbankan.

Diketahui, saat kejadian itu, sang ayah tak berada di Aceh karena sedang bekerja di Jakarta.

Tak lama kemudian, banyak orang yang sudah berlari mencari dataran yang lebih tinggi ketika air laut naik.

"Yang di belakang teriak 'air laut naik, air laut'. Dicek ke belakang air laut itu tinggi hitam. (Delisa) survive sendiri," katanya dikutip Tribun Jakarta.

Begitu gulungan ombak menyapu, Delisa berpisah dengan ibunya dan para kakaknya.

Dia tersadar dalam posisi terapung dengan kondisi kaki yang terluka.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved