Pilkada DKI 2024
Dukungan Jokowi ke RK Demi Eks Presiden Tak Ditarik ke Kubu Pramono, 2 Cagub Bersaing Satu Putaran
Pengamat Adi Prayitno menilai dukungan terbuka Presiden ke-7 RI Jokowi ke Ridwan Kamil agar tidak ditarik-tarik ke kubu Pramono Anung-Rano Karno.
Sehingga, kata Adi, tidak heran bila Jokowi memberikan dukungan politik kepada Ridwan Kamil maka diamplifikasi sebagai bentuk dukungan total.
Dimana, harapan terbesar pemilih Jokowi yang beririsan dekat dengan pemilih Prabowo Subianto terkonfirmasi hanya kepada Ridwan Kamil-Suswono.
Mengenai dugaan, Jokowi turun gunung imbas elektabilitas RIDO yang tertahan di Pilkada Jakarta, Adi Prayitno memberikan analisanya.
Menurut Adi, seluruh calon jelang akhir masa kampanye akan mencoba seluruh sumber politik yang dimilikinya untuk memastikan kemenangan.
Sebelum Jokowi turun gunung, Adi menuturkan telah muncul sejumlah artis yang memberikan dukungan kepada paslon secara terbuka.
Adi mengatakan pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Pramono Anung-Rano Karno sudah memiliki modal yang cukup untuk lolos ke putaran kedua. Namun, ia melihat sinyal kedua paslon tersebut menginginkan Pilkada Jakarta berlangsung satu putaran.
Sehingga kedua paslon itu memaksimalkan seluruh mesin politik yang dimilikinya.
"Bukan hanya Jokowi tapi Anies dan para jubirnya dukungan politik kepada Pram dan Rano ini kan untuk memastikan supaya baik Pramono Anung ataupun Ridwan Kamil ini menang satu putaran itu," katanya.
Pengaruh Endorsement
Sementara itu, pengamat politik dari UIN Jakarta, Ahmad Bakir Ihsan menilai, pemilih Jakarta punya ciri khas tersendiri.
Meski Jakarta menjadi pusat pemerintahan negara, warganya dinilai lebih melekat dengan sosok gubernur mereka.
“Kalau bicara efektif tidaknya dukungan, yang pertama terkait dengan momentum, di mana ini Pilkada Jakarta, tentu masyarakatnya ini yang paling lekat dalam ingatannya adalah pada sosok yang pernah memimpin di Jakarta,” ujar Ahmad dikutip dari Kompas.com.
Sosok Presiden ke-7 RI Joko Widodo misalnya. Meski pernah menjadi gubernur Jakarta pada 2012-2014, pengaruhnya pada Pilkada Jakarta 2024 dinilai tidak terlalu signifikan karena masa kepemimpinannya singkat.
“Walaupun Jokowi pernah memimpin di Jakarta, tapi waktunya sangat singkat,” ujar Ahmad.
Namun, sebaliknya, Gubernur Jakarta periode 2014-2017 Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dianggap punya pengaruh cukup besar di pilkada.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.