Rocky Gerung Respons Kasus Gus Miftah Hina Pedagang Es Teh: Umum Bagi Orang yang Mendadak Berkuasa
Pengamat politik, Rocky Gerung, menanggapi kabar viral tentang Miftah Maulana atau Gus Miftah yang belakangan menjadi public enemy.
TRIBUNJAKARTA.COM - Pengamat politik, Rocky Gerung, menanggapi kabar viral tentang Miftah Maulana atau Gus Miftah yang belakangan menjadi public enemy.
Gus Miftah, yang kini menduduki jabatan mentereng di pemerintahan sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, mengolok-olok seorang penjual es teh di sebuah pengajian.
Rocky menilai sikap pongah semacam itu sebenarnya bukan hanya dilakukan oleh Gus Miftah saja.
Menurutnya, perbuatan itu sebenarnya juga dilakukan oleh orang-orang yang mendadak memegang jabatan tinggi atau kekuasaan di pemerintahan negeri ini.
"Sebetulnya, kalau kita jujur untuk melihat kondisi psikososial bangsa ini, ini kasus umum yang diidap sebetulnya oleh orang yang tiba-tiba punya kekuasaan, tiba-tiba sukses menjadi tim sukses," katanya seperti dikutip dari Rocky Gerung Official yang tayang di Youtube pada Rabu (4/11/2024).
"Tiba-tiba berada di sekitar kantor presiden. Tiba-tiba ada di dalam wilayah pengendalian komunikasi politik istana. Itu yang timbul, mereka yang tiba-tiba dapat banyak proyek untuk mengatur komunikasi massa, komunikasi politik melalui survey semua itu kan semacam arogansi itu. Bahwa ada kekuasaan, ada harkat, ada hirarki maka ada kepentingan," tambahnya.
Rocky melanjutkan Presiden Prabowo Subianto harus mengambil langkah khusus terhadap kasus-kasus semacam itu, bukan sekadar memberikan teguran.
Rocky juga berpandangan bahwa semestinya rakyat lah yang harus bersikap 'angkuh' atau sangat tajam terhadap pejabat bukan sebaliknya.
"Kita boleh ajukan sekasar-kasarnya itu apa aja, karena mereka (pejabat) yang punya kekuasaan, yang mampu untuk membuat rakyat itu menderita. Jadi terhadap elite, anda (rakyat) harusnya bersikap angkuh, sangat kritis atau sangat tajam," katanya.
Viral di media sosial
Gus Miftah baru-baru ini kembali membetot perhatian publik di media sosial.
Dalam sebuah potongan video, Gus Miftah diduga menghina seorang pedagang es dan air mineral keliling di sebuah pengajian.
Gus Miftah awalnya bertanya kepada pedagang es teh yang sedang berjualan di acara pengajian tersebut.
"Es tehmu sih akeh (masih banyak), enggak? Ya sana jual g****k," ujar Gus Miftah.
Gus Miftah diduga menggoda sang penjual es teh dengan guyonan soal konsep rezeki menurut Islam.
"Jual dulu. Nanti kalau belum laku, ya sudah takdir," sambung Gus Miftah.
Potongan video itu mendadak viral dan panen kritik.
Publik menilai candaannya dianggap kelewatan.
Apalagi, Gus Miftah, yang diketahui seorang pendakwah, menggunakan kata kasar dalam melempar guyonan.
Sikap Gus Miftah tersebut juga turut dikomentari pakar hukum dan politik, Amstrong Sembiring.
Menurutnya tokoh publik seharusnya menggunakan gaya bahasa santun saat menyampaikan ceramah.
"Dalam komunikasi, terutama oleh tokoh publik atau pejabat, penting untuk menggunakan bahasa yang menghormati dan membangun," kata dia pada Selasa (3/12/2024).
Sontak begitu viral, pedagang es teh yang dihina oleh Gus Miftah turut menjadi sorotan.
Bahkan, sosoknya pun dicari-dicari publik.
Mereka menaruh simpati terhadap pedagang es teh tersebut.
Tak sedikit juga dari netizen yang mendoakan dan berniat memberikan sejumlah rezeki kepada pedagang itu.
Kini keberadaan sang pedagang es teh itu diketahui.
Akun @mediakewarasan di TikTok membagikan video keberadaannya.
"Nama Pak Pun alamat Gesari, Banyusari, Graham Magelang," tulisnya.
Namun, akun tersebut menerangkan bahwa kepala dusun di wilayah tempat Pak Pun tinggal diduga mendapatkan intimidasi dari pihak tertentu.
"Dapat alamat rumah beliau, tapi sayang pihak Kadus diduga diiintimidasi oleh pihak tim GU........ ,tulisnya.
Sosok Sunhaji
Lantas siapakah sosok bapak penjual es tes itu?.
Dari penelusuran Tribun Jakarta, bapak itu bernama Sunhaji.
Biasa disapa Pakde, ia mengaku memiliki dua orang anak yang masih duduk di bangku sekolah.
Katanya, keuntungannya menjual es teh tak menentu. Pernah dalam satu hari satu malam, ia hanya mendapatkan keuntungan Rp 10 ribu.
"Bapak Sunhaji berjualan es teh menghidupi kedua anak yg masih sekolah dan keluarganya. Bapak cerita pernah dapat 10 rb beliau tabung untuk uang jajan sekolah," katanya dikutip dari Instagram sayaphati.
Sunhaji melanjutkan, dulunya ia merupakan tukang kayu.
Namun karena kecelakaan, akhirnya beralih pekerjaan menjadi tukang es teh dan air mineral.
Akun @sandaljepitanbareng di Instagram juga mengunggah sosok Sunhaji.
Di dalam postingan terbarunya, akun tersebut mengumumkan membuka donasi untuk sang pedagang.
Ia lalu menceritakan sekelumit mengenai sosok sang pedagang es teh tersebut.
Pedagang itu diketahui bernama Sunhaji.
Dalam keterangannya, Sunhaji baru berdagang es teh selama satu tahun.
Sebab, ia dulu sempat bekerja di sebuah pemotongan kayu.
Namun, musibah menimpa Sunhaji.
Ia mengalami cedera patah tulang tangan dan tidak bisa melanjutkannya.
Akhirnya, Sunhaji memutuskan untuk berdagang es teh.
Saat ini, Sunhaji merupakan tulang punggung dari istri dan kedua anaknya yang masih duduk di bangku SD dan SMP.
Ia juga masih numpang tinggal di rumah mertua.
"Yuk sahabat kita open donasi ya untuk apresiasi kegigihan dan perjuangan bapak."
"Saya bersyukur kami juga didampingi oleh @polsekgrabagpolrestamagelang dan juga perangkat desa setempat dan sesepuh desa untuk kita akan mendampingi bersama-sama," tulisnya.
Ditegur Mayor Teddy
Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah) mengaku ditegur Sekretaris Kabinet (Seskab) Mayor Teddy Indra Wijaya karena mengolok-olok pedagang es teh dalam suatu acara.
Gus Miftah mengatakan, Mayor Teddy memintanya untuk lebih berhati-hati saat berbicara di hadapan masayrakat umum.
"Saya juga sudah ditegur oleh Bapak Seskab yang hari ini berada di Kupang untuk lebih berhati-hati menyampaikan pendapat dan pidato di depan masyarakat umum," ujar Gus Miftah, dikutip dari YouTube KH Infotainment, Rabu (4/12/2024).
Kompas.com telah mendapat konfirmasi dari Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi terkait pernyataan Gus Miftah tersebut.
Dalam video tersebut, Gus Miftah juga menyampaikan permintaan maaf atas ucapannya yang mengolok-olok pedagang es teh.
Ia mengaku kerap bercanda dengan siapa pun.
"Maka untuk itu, atas candaan kepada yang bersangkutan, saya akan meminta maaf secara langsung. Dan mudah-mudahan dibukakan pintu maaf untuk saya," kata dia.
Gus Miftah pun mengaku akan introspeksi diri setelah perkataannya yang menghina pedagang es teh viral di media sosial dan menuai kritik dari warganet.
"Saya juga meminta maaf pada masyarakat atas kegaduhan ini, yang merasa terganggu dengan candaan saya, yang dinilai oleh masyarakat mungkin berlebihan, untuk itu saya minta maaf," kata Gus Miftah.
"Ini juga merupakan introspeksi bagi saya untuk lebih berhati-hati berbicara di depan publik dan masyarakat," ujar dia. Sosok Gus Miftah tengah menjadi sorotan warganet karena mengolok-olok pedagang es teh saat sedang mengisi sebuah acara.
Dalam video yang beredar, Gus Miftah melontarkan kata-kata tak pantas kepada seorang pedagang es teh yang berjualan di hadapan para hadirin.
"Es tehmu isih akeh (masih banyak)? Ya, sana jual goblok. Jual dulu, nanti kalau belum laku, ya sudah, takdir," ujar Gus Miftah.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
SOSOK Ali Sadikin Eks Gubernur Jakarta Dianugerahi Jenderal Kehormatan, Sederet Terobosannya di DKI |
![]() |
---|
Makan Siang Gratis Gibran-Dasco? Simak Analisis Motif Politik 3 Presiden di Baliknya |
![]() |
---|
3 Menu di Meja Makan Gibran dan Dasco, Pengamat Baca Segitiga Hubungan Prabowo-Megawati-Jokowi |
![]() |
---|
Syahganda Nainggolan Bocorkan Obrolan dengan Dasco, Sejumlah Nama Disebut Masuk Amnesti Jilid 2 |
![]() |
---|
Marak Bendera Bajak Laut 'Jolly Roger', M Qodari: Justru Prabowo Adalah One Piece Itu Sendiri! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.