Berbeda dengan Mothers Day, Ini Sejarah Hari Ibu Nasional yang Diperingati Setiap 22 Desember
Diperingati setiap tanggal 22 Desember, Hari Ibu Nasional rupanya tidak sama dengan Hari Ibu Sedunia alias Mother's Day. Simak perbedaannya.
TRIBUNJAKARTA.COM - Beda dengan Mothers Day, begini sejarah Hari Ibu Nasional di Indonesia yang diperingati setiap tanggal 22 Desember.
Masih banyak yang mengira Hari Ibu Nasional sama dengan peringatan Hari Ibu Sedunia atau Mothers Day.
Rupanya, Hari Ibu yang ada di Indonesia memiliki sejarahnya tersendiri dan berbeda dengan Mothers Day.
Hari Ibu Nasional tahun ini jatuh pada Minggu, 22 Desember 2024.
Hari Ibu merupakan bentuk penghargaan atas peran perempuan Indonesia yang berjuang untuk mengubah nasib perempuan di tanah air.
Dalam laman kemenpppa.go.id, disebutkan makna dari Hari Ibu yang dirayakan secara nasional berbeda dengan Mothers Day yang dirayakan secara Internasional.
Hari Ibu Nasional bukan Mothers Day
Peringatan Hari Ibu hadir melalui keputusan Kongres Perempoean Indonesia III di Bandung pada 22 Desember 1938.
Sehingga, peringatan Hari Ibu setiap tahun diharapkan menjadi momentum untuk mengenang dan menghargai perjuangan perempuan Indonesia dalam merebut dan mengisi kemerdekaan.
“Peringatan Hari Ibu lebih dari sekedar Mother’s Day."
"PHI adalah momentum kebangkitan bangsa, penggalangan rasa persatuan dan kesatuan serta gerak perjuangan perempuan dalam berbagai sektor pembangunan untuk Indonesia maju yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia," terang Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), Giwo Rubianto pada sebuah kesempatan.
Momentum Peringatan Hari Ibu bertujuan meningkatkan kualitas hidup dalam pemenuhan hak perempuan dan anak.
Sejalan dengan Giwo, pegiat literasi Indonesia, Maman Suherman, mengatakan peran perempuan sangat penting.
Sehingga perilaku objektif terhadap perempuan harus dihilangkan.
Perempuan juga merupakan subjek pembuat keputusan dalam proses pembangunan bangsa, bukan properti dalam kehidupan.
Maman menegaskan, berbagai persoalan terkait perempuan bukan hanya menjadi masalah perempuan saja, tapi ini masalah kemanusiaan.
"Jadikan perempuan sebagai mitra yang setara dengan laki laki," katanya.
Keterangan dari kedua tokoh di atas tak lepas dari sejarah perjuangan kaum perempuan dalam mencari keadilan dan hak perempuan di Indonesia.
Untuk mengetahui lebih lanjut, simak sejarah Hari Ibu berikut ini.
Sejarah Hari Ibu Nasional
Dikutip dari bkdaceh.kemenag.go.id, rapat organisasi perempuan di Sumatera dan Jawa dilakukan di Dalem Jayadipuran, Yogyakarta.
Mereka mengemukakan berbagai gagasan dan pemikiran dalam Kongres Perempuan 1 pada tanggal 22 Desember 1928.
Kongres Perempuan Indonesia I
Dalam Kongres Perempuan Indonesia pertama ini, berhasil mengumpulkan perempuan-perempuan pejuang yang datang dari 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera.
Acara tersebut berhasil mengumpulkan perempuan-perempuan pejuang yang datang dari 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatra.
Selama tiga hari, dari 22-25 Desember 1928, mereka membahas isu-isu penting tentang perempuan dan sosial.
Isu yang dibahas antara lain, pendidikan bagi anak perempuan, perkawinan anak-anak, kawin paksa, permaduan, dan perceraian secara sewenang-wenang.
Dalam kongres tersebut, mereka juga membahas tentang perbaikan nasib kaum perempuan dan perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita.
Kaum perempuan juga sepakat untuk membentuk organisasi yang bernama Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia (PPPI) untuk memperjuangkan cita-cita mereka.
Kemudian di tahun 1929 organisasi itu berubah nama menjadi Perikatan Perkoempoelan Istri Indonesia (PPII).
Kongres Perempuan Indonesia II
Setelah Perikatan Perkoempoelan Istri Indonesia (PPII) terbentuk, mereka melanjutkan Kongres Perempuan Indonesia II yang digelar di Jakarta pada 1935.
Kongres tersebut berhasil membentuk Badan Kongres Perempuan Indonesia.
Hasil lain dari kongres kedua adalah menetapkan fungsi utama Perempuan Indonesia sebagai Ibu Bangsa.
Mereka berkewajiban menumbuhkan dan mendidik generasi baru yang lebih menyadari dan lebih meningkatkan rasa nasionalisme.
Kongres Perempuan Indonesia III
Kongres Perempuan Indonesia III dilaksanakan di Bandung pada 1938, yang menyatakan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu.
Permintaan tersebut ditetapkan oleh Pemerintah dengan Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur tertanggal 16 Desember 1959.
Kemudian, Badan Kongres Perempuan Indonesia berubah nama menjadi Kongres Wanita Indonesia (Kowani).
Hari Ibu Nasional Diperingati setiap Tahun
Peringatan Hari Ibu tidak hanya ditujukan kepada ibu dan kaum perempuan saja.
Menteri Negara Urusan Peranan Wanita pada 1986, L Sutanto, mengharapkan Hari Ibu dapat diperingati oleh seluruh elemen masyarakat, khususnya generasi muda.
Peringatan tersebut bertujuan untuk menghayati arti kebangkitan dari peran wanita.
Sehingga, nilai luhur yang terkandung dalam sejarah kebangkitan wanita dapat diwariskan kepada seluruh rakyat Indonesia.
Bedanya Hari Ibu Nasional dengan Mothers Day
Mothers Day secara harafiah dapat diartikan sebagai Hari Ibu. Meski begitu, peringatan Hari Ibu di Indonesia berbeda dengan Mothers Day.
Dilansir dari Britannica, perayaan Mothers Day berawal dari Amerika Serikat pada 12 Mei 1907.
Perayaan tersebut diselenggarakan setiap tahun pada hari Minggu kedua bulan Mei.
Mothers Day diadakan untuk menghormati para ibu yang ada di negara-negara di seluruh dunia.
Hari ini dihabiskan dengan memberikan kartu ucapan dan hadiah kepada para ibu.
Sebaliknya, KemenPPPA menyatakan Hari Ibu di Indonesia bukan sekadar perayaan Mothers Day melainkan peringatan atas peran perempuan dalam memajukan bangsa.
Hari ini juga diperingati untuk merayakan kekuatan dan peran perempuan dalam pembangunan Indonesia.
Menteri PPPA, I Gusti Bintang Darmawanti mengatakan peringatan Hari Ibu di Indonesia sebagai momen penting bagi penghargaan dan penghormatan terhadap perempuan Indonesia atas peran, dedikasi, serta kontribusi bagi keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.
"Diperingatinya Hari Ibu setiap tahunnya juga diharapkan dapat menjadi daya ungkit untuk mendorong semua pemangku kepentingan dan masyarakat luas agar memberikan perhatian dan pengakuan akan pentingnya eksistensi perempuan dalam berbagai sektor pembangunan," imbuh dia dalam rilis resminya.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
| Peringatan Hari Ibu, Isu KDRT Jadi Pembahasan Utama Para Emak-Emak |
|
|---|
| Hari Ibu 2024, Ingat 7 Adab Anak Terhadap Orangtua yang Kerap Gen Z Lupa |
|
|---|
| Selamat Hari Ibu, Ini 8 Ide Hadiah yang Bisa Kamu Berikan pada Ibu di 22 Desember 2024 |
|
|---|
| Kata-Kata Manis Tentang Ibu, Cocok Dibagikan Saat Hari Ibu 22 Desember |
|
|---|
| 8 Ide Hadiah yang Bisa Kamu Berikan di Hari Ibu 22 Desember 2024, Mama Pasti Suka |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/Ilustrasi-kado-hari-ibu.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.