Siswa SMA Korban Bullying Senior

Setelah Kepsek, Polisi Akan Periksa Guru BP dan Wali Kelas Korban Soal Dugaan Bullying Siswa SMAN 70

Penyidik Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan masih mengusut kasus dugaan bullying di SMAN 70 Bulungan, Kebayoran Baru.

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

TRIBUNJAKARTA.COM - Penyidik Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan masih mengusut kasus dugaan bullying di SMAN 70 Bulungan, Kebayoran Baru.

Saat ini, penyidik telah memeriksa tiga orang saksi yaitu korban berinisial ABF dan ayahnya serta Kepala SMAN 70 Jakarta.

Dalam waktu dekat, polisi akan memanggil guru bimbingan penyuluhan (BP) dan wali kelas korban.

"Pemanggilan dari guru BP, kemudian dari wali kelas. Itu yang disiapkan oleh penyidik," kata Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma Dewi, Kamis (19/12/2024).

Namun, Nurma mengaku belum mendapatkan informasi terkait waktu pemeriksaan terhadal dua saksi tersebut.

"Waktunya nanti di-update. Tanggal, hari, dan jam masih di penyidik," ujar mantan Wakapolsek Pasar Minggu itu.

Kepala SMAN 70 Jakarta, Sunaryo, sebelumnya membeberkan pengakuan para pelaku yang menganiaya korban di toilet sekolah saat diperiksa sebagai saksi pada Rabu (18/12/2024).

"Ya, pemeriksaannya tentang klarifikasi apa yang sudah dilakukan oleh anak-anak kelas XII terhadap anak kelas X. Tentang membuka pengakuan-pengakuannya gitu ya, ternyata memang ya kondisinya seperti itu," kata Sunaryo.

Sunaryo mengungkapkan, para pelaku berinisial F alias C, A, B, M, dan R mengaku ingin membuat geng di sekolah.

lihat fotoUsai borok George Sugama Halim, anak bos toko kue di Cakung, Jakarta Timur terkuak, kini giliran borok pemilik 'Lindayes' yang dikuliti. Si bos rupanya tak bayar gaji karyawan sejak Oktober 2024 lalu.
Usai borok George Sugama Halim, anak bos toko kue di Cakung, Jakarta Timur terkuak, kini giliran borok pemilik 'Lindayes' yang dikuliti. Si bos rupanya tak bayar gaji karyawan sejak Oktober 2024 lalu.

"Kalau dari perjanjian yang pernah dibuat oleh si pelaku, dia pernah ingin membuat geng gitu kan. Tapi kan sudah sempat kita panggil dan kita bikin surat perjanjian," ungkap dia.

Di dalam geng tersebut, para pelaku yang merupakan siswa senior diduga meminta setoran uang Rp 50 ribu kepada juniornya termasuk korban.

Jika menolak, mereka akan mengambil paksa handphone (HP) dan sepatu korban.

"Mereka sebenarnya berteman, cuma kan yang satu kelas X, yang satu kelas XII. Nah, terus salah satunya tadi ya dimintain uang itu," ujar Sunaryo.

"Jadi itu, kalau dia mau handphone-nya kembali, harus kasih uang Rp 50 ribu, dia (korban) nggak sanggup," imbuh dia.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved