Viral di Media Sosial
Tak Takut Peringatan Sekolah, Tabiat Ibu Kantin Pembuang Jualan Siswi Mts Kerap Ancam Pelajar
Terkuak tabiat ibu kantin, Suminah (70) yang membuang dagangan milik siswi Mts Nurul Huda Losari, Brebes. Pantas tak takut peringatan sekolah.
TRIBUNJAKARTA.COM - Terkuak tabiat ibu kantin bernama Suminah (70) yang membuang dagangan milik siswi Mts Nurul Huda Losari, Brebes, Jawa Tengah.
Ternyata, Suminah kerap mengancam pelajar yang membeli jajanan di luar sekolah.
Suminah juga berulang kali mendapat peringatan dari pihak sekolah.
Namun, ia tidak menggubrisnya. Ternyata, Suminah memiliki hubungan dengan pihak yayasan.
Ia merupakan adik pemilik yayasan. "Masih keluarga yayasan, tapi di luar manajemen madrasah. Ibu kantin ini sebagai adik pemilik yayasan, masih saudara ada hubungan famili. Keluarga, kakak adik dari orang pendiri yayasan, pendiri yayasan kakaknya, pemilik kantin sebagai adiknya," terang Kepala MTs Nurul Huda, Basuni.
Meski memiliki hubungan keluarga, Basuni telah berulang kali memberi peringatan pada Sominah.
"Sering kita peringati kita kasih nasihat ingatkan supaya tidak seperti itu agar kondisi belajar di lingkungan madrasah berjalan kondusif, aman nyaman," katanya.
Ancam Pelajar
Basuni mengungkapkan Suminah kerap memaksa para siswa untuk membeli dagangannya.
Basuni mengatakan hal tersebut diketahuinya dari laporan siswa kepadanya.
"Sebetulnya hal yang sudah biasa terjadi di lingkungan madrasah kami bahwa ibu kantin ada sedikit paksaan untuk membeli jajanan di kantin internal madrasah," ujarnya dikutip dari YouTube tvOne, Sabtu (21/12/2024).
Terkait aduan tersebut, dia mengungkapkan pihak madrasah kerap menasihati Suminah.
Namun, nyatanya, nasihat dari pihak madrasah seakan tidak digubris oleh Suminah.
Basuni menjelaskan sebenarnya kantin yang menjadi tempat berjualan Suminah bukan milik pihak madrasah.
Dia mengatakan kantin tersebut merupakan milik Suminah yang dikelola secara mandiri. Adapun Suminah merupakan adik dari pemilik yayasan MTs Nurul Huda.
"Sebenarnya, adik dari (pemilik -red) yayasan, masih saudara, ada hubungan famili dengan yayasan," kata Basuni.
"Perlu diketahui bahwa kantin tersebut bukan milik madrasah, tapi milik mandiri di luar manajemen madrasah. Jadi, kantin (milik) keluarga yayasan, tapi di luar manajemen madrasah," sambungnya.
Lebih lanjut, Basuni mengatakan setelah viralnya video Suminah membuang dagangan siswa, pihaknya berupaya melakukan mediasi dengan melibatkan beberapa pihak seperti dari kepolisian hingga Kemenag Brebes.
Basuni menyebut peristiwa pelabrakan tersebut bukan baru sekali terjadi.
Ternyata ibu kantin Suminah sering mengomeli siswi yang berdagang. Penyebabnya karena Sominah tidak terima daganganya sepi pembeli.
"Siswa yang jajan di luar juga mendapat ancaman. Selama ini setiap ada kejadian seperti itu kami sampaikan (ke ibu kantin) agar tidak bertindak seperti itu apalagi kasar dengan siswa," ujar Basuni.
Imbas dari peristiwa tersebut, MTs Nurul Huda sampai didatangi petugas dari Polsek Losari, Camat dan kepala desa setempat.
Anak Suminah sampai Datangi Sekolah
Berdasarkan video yang diunggah akun Instagram @updatebrebes, anak Suminah sampai mendatangi seorang guru di ruang guru.
Dengan nada bicara meninggi, akan ibu kantin rupanya tak terima orangtuanya viral.
Anak ibu kantin itu pun meminta kepada guru untuk melarang muridnya berjualan.
"Enggak usah seperti ini, ada laporan lagi. (anak-anak) jangan dagang, ya dimarahi pak. Gimana pak," imbuh anak ibu kantin dalam bahasa Jawa.
Tak cuma itu, guru di MTs Nurul Huda itu juga kabarnya mendapat intimidasi dari anak ibu kantin gara-gara video tersebut viral.
"Bapak Agus Wahid selaku guru di sekolah MTs Nurul Huda Kalibuntu Losari Brebes mengalami intimidasi dari keluarga pihak ibu kantin.
Dikarenakan ada murid yang diperbolehkan berjualan di sekolah, pihak keluarga kantin tidak terima sampai-sampai mendatangi kantor sekolah dan memarahi seorang guru," tulis postingan akun @updatebrebes.
Kegiatan Dagang
Sebelumnya, Basuni juga menjelaskan kegiatan siswa dan siswi di MTs Nurul Huda berupa berjualan di sekolah adalah proyek pengajaran bernama Penguatan Profil Pelajar Pancasila Rahmatan Lil Alamin.
Hasil dari jualan siswi tersebut akan dikumpulkan untuk modal wirausaha siswi yang lebih besar.
"Pembina OSIS mengkoordinir siswa untuk berwirausaha dengan membuat program. Mereka berjualan jajanan kekinian hasilnya dikumpulkan," kata Basuni dikutip dari Kompas.com.
Sementara, Bagian Kurikulum MTs Nurul Huda, Sahroni mengatakan bahwa dagangan yang dibuang Sominah bukan jualan siswa atau orang tua siswa.
Dagangan itu merupakan hasil karya siswa untuk materi kewirausahaan sesuai Kurikulum Merdeka Proyek Profil Pelajar Pancasila Rahmatan Lil Alamin (P5RA).
"Dalam kurikulum itu ada penguatan profil Pancasila, salah satunya kewirausahaan. Bentuk pengembangan pelajar Pancasila, dikoordinasi koordinator ibu Kholifah," jelasnya.
"Jadi itu bukan jualan siswa, atau orang tua siswa. Yang viral di medsos narasinya memang berbeda, sehingga terjadi semacam tumpang tindih kesalahpahaman," tambah Sahroni.
Saat ini masalah tersebut pun sudah berakhir damai. Kedua pihak saling memaafkan.
Ibu kantin tersebut juga berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya.
Namun, Suminah kembali disorot. Meski sepakat damai dan saling memaafkan, ibu kantin ini tidak mengganti kerugian siswi usai dagangannya dibuang.
Sebab pihak siswa menganggap masalah itu sudah selesai dan tidak meminta ganti rugi.
"Untuk mengganti rugi, karena kami tidak menuntut ganti rugi, jadi kami anggap selesai saja," kata Basuni.
Basuni menegaskan pihaknya bertanggung jawab untuk melindungi siswa dan siswi dari aksi bullying.
"Mari ciptakan lingkungan madrasah ini yang nyaman, damai, penuh dengan keakraban dan kegembiraan," tegas dia.
Sebelumnya viral video dagangan seorang siswa yang dibuang oleh Ibu kantin.
Dalam video yang beredar terlihat korban menangis sambil melihat jualan makanannya yang berserakan di lantai.
Jajanan seperti sosis, roti, dan mie dijual dengan cara keliling, namun dilarang oleh ibu kantin.
Video tersebut pertama kali diunggah di akun Facebook Mas Doel.
Pengunggah menuliskan narasi, siswi terpaksa berjualan di sekolah untuk membantu orangtua.
Jajanan yang dibuang ibu kantin dibuat oleh ibu siswi yang harus menyiapkan sejak dini hari.
"Anak sekolah MTS Kalibuntu Losari Brebes menangis karena dagangannya dibuang sama ibu kantin."
"Ia terpaksa sekolah sambil dagang karena ingin membantu orang tua, tapi setelah ketahuan ibu kantin ia dimarahi dan dagangannya dibuang, padahal ibunya sudah susah payah menabung untuk modal dagangan, dan bangun tengah malam untuk mempersiapak dagangan," tulis akun Facebook Mas Doel.
Tindakan ibu kantin sempat ditegur penjaga sekolah, namun ibu kantin justru semakin marah dan terlibat cekcok. (TribunJatim/Wartakota)
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.