Antisipasi HMPV, Dinkes DKI Siapkan Puskesmas dan RS, Ini Daftarnya
Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menyiapkan sejumlah fasilitas kesehatan guna mengantisipasi penyebaran virus Human Metapneumovirus (HMPV).
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Nur Indah Farrah Audina
Laporan Wartawan TribubJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menyiapkan sejumlah fasilitas kesehatan guna mengantisipasi penyebaran virus Human Metapneumovirus (HMPV).
Deteksi dini pun dilakukan melalui program sentinel Influenza Like Illness-Severe Acute Respiratory Infection (ILI-SIRI) di puskesmas dan rumah sakit yang tersebar di sejumlah wilayah di Jakarta.
“Kami juga gencar melakukan edukasi kepada masyarakat untuk mengenali gejala ISPA, mencegah sakit, dan menghindari penularan dengan etika batuk,” ucap Kepala Dinkes DKI Ani Ruspitawati dalam keterangan tertulis, Jumat (10/1/2025).
“Menggunakan masker ketika sakit, mencuci tangan, hidup sehat untuk meningkatkan daya tahan tubuh,” sambungnya.
Saat ini, tercatat ada lima puskesmas sentinel ILI, yaitu Puskesmas Cengkareng, Puskesmas Duren Sawit, Puskesmas Tanah Abang, Puskesmas Kebayoran Lama, dan Puskesmas Pademangan.
Kemudian, ada enam rumah sakit sentinel SARI, yaitu Rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, RSUD Pasar Minggu, RSUD Cengkareng, RSUD Budhi Asih, RSUD Koja, dan RSUD Tarakan.
Ani pun mengimbau masyarakat tidak panik lantaran virus HMPV ini bukan merupakan virus baru dan sudah dikenal di dunia medis.
Anak buah Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi ini pun meminta masyarakat menerapkan pola hidup sehat untuk mencegah sakit.

“HMPV merupakan salah satu dari banyak mikroorganisme atau agen penyebab ISPA, baik pada saluran napas atas maupun bawah yang ditemukan hampir sepanjang tahun,” ujarnya.
“Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat tidak panik, namun tetap waspada,” tambahnya menjelaskan.
Walau mayoritas penderita ISPA akibat HMPV tidak mengalami sakit berat, namun pada kelompok rentan, seperti kalangan anak, lansia, dan orang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh, infeksi ini dapat menjadi lebih berat dan membutuhkan perawatan untuk penderitanya.
Ani menerangkan, gejala umum penderita ISPA akibat berbagai virus atau mikroorganisme lain juga sama, antara lain bentuk, demam, hidung tersumbat, dan sesak napas.
“Jika terjadi infeksi pada saluran napas bawah, akan menjadi bronchitis, pneumonia atau radang paru,” tuturnya.
Ia menambahkan, setidaknya ada 23 mikroorganisme/agen penyebab lain yang sering ditemukan pada penderita ISPA, seperti Virus Influenza tipe A dan tipe B, Adenovirus, Coronavirus, dll.
Jumlah penderita ISPA dan pneumonia diakui Ani tengah meningkat sejak tahun 2024 lalu, pola ini relatif berulang setiap tahun dimana kasus ISPA cenderung meningkat menjelang akhir tahun hingga awal tahun.
Dari data hasil pemeriksaan, menunjukkan kasus ISPA yang disebabkan oleh HMPV sudah ada sejak 2022 di Jakarta.
Virus penyebab ISPA selain HMPV, yang saat ini beredar dan dominan adalah virus influenza tipe A H1N1 pdm2009, Rhinovirus dan Respiratory Syncytial Virus.
Sampai dengan saat ini, sesuai data yang diperoleh Dinas Kesehatan, jumlah penderita ISPA akibat HMPV sebanyak 19 kasus (2022), 78 kasus (s.d Okt 2023) dan 100 kasus (2024).
“Data ini akan kami terus lengkapi melalui koordinasi dengan berbagai Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Laboratorium yang ada di Jakarta,” tuturnya.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.