Imlek 2025
Ternyata Ini Alasan Mengapa Imlek Identik dengan Warna Merah, Dipercaya Bawa Kemakmuran?
Ternyata Ini Alasan Mengapa Imlek Identik dengan Warna Merah, Dipercaya Sebagai Simbol Kemakmuran
TRIBUNJAKARTA.COM - Tahun baru Imlek identik dengan nuansa merah.
Biasanya kita dapat melihat berbagai dekorasi hingga pakaian dikenakan oleh masyarakat Cina ketika merayakan Tahun Baru Imlek.
Ini bukan tanpa alasan. Dalam tradisi masyarakat Cina, warna merah memiliki makna tersendiri.
Beberapa sumber menyebut, warna merah diyakini salah satunya sebagai simbol kemakmuran.
Dikutip dari Kompas.com, budaya Cina memaknai warna merah sebagai lambang api dan energi sehingga dikaitkan dengan simbol vitalitas, perayaan, hingga kemakmuran.
Tribunjakarta.com (2024) menuliskan, seorang peneliti dan budayawan Tionghoa, David Kwa pernah menjelaskan arti warna merah dalam perayaan Imlek.
Dalam budaya Tionghoa, warna merah memiliki makna sebagai kebahagiaan.
Menurut David, warna merah merupakan unsur dari 'yang'.
Warna tersebut juga memiliki arti warna panas, warna matahari dan api yang diharapkan dapat memberi suasana kehangatan atau kebahagiaan.
Selain itu, serba-serbi warna merah saat Imlek juga menggambarkan pengharapan di tahun yang baru.
Masyarakat Cina percaya, segala kesedihan dan kegelapan akan sirna dan digantikan dengan kebahagian.
Itulah makna warna merah dalam perayaan Imlek.
Asal usul kue keranjang
Selain warna merah, hal lainnya yang identik dengan Imlek yakni adanya kue keranjang.
Kue keranjang ini jadi salah satu hidangan wajib di setiap perayaan Imlek.
Di beberapa wilayah Indonesia, kue keranjang sering juga disebut dengan nama lain yakni dodol China.
Kue tersebut memiliki tekstur lengket mirip seperti dodol dengan citarasa yang manis.
Disebut kue keranjang, karena memiliki bentuk bulat, wadahnya juga berbentuk seperti keranjang.
Dalam bahasa Mandarin, kue ini disebut dengan Nian Gao (年糕 /nyen-gao/'kue tahun').
Ada beberapa versi sejarah diciptakannya kue keranjang.
Namun dikutip TribunJakarta.com dari China Highlights, asal-usul kue ketan manis niangao diyakini ada kaitannya dengan legenda Dewa Dapur.
Dewa Dapur diyakini bersemayam di rumah-rumah.
Menurut cerita rakyat, setiap tahun Dewa Dapur akan membuat laporan kepada Kaisar Langit.
Orang-orang menawarkan kue niangao untuk mencegahnya menjelek-jelekkan laporan tentang rumah mereka.
Kue tersebut disediaman sebagai suguhan untuk menutup mulut.
Oleh karena itu, kue ini dipersiapkan untuk dipersembahkan sebelum Tahun Baru Imlek.
Kue keranjang atau niangao (/nyen-gaoww/) memiliki nada yang hampir mirip jika dibaca dengan kata (年高) yang berarti tahun yang tinggi.
Masyarakat Cina percaya, kue ini menyimbolkan rezeki yang lebih baik di tahun baru.
Dari situ, muncul tradisi yang mengatakan jika memakan kue keranjang di perayaan Imlek, maka diyakini akan mendapatkan keberuntungan sepanjang tahun.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.