Prabowo Pangkas Anggaran Momentum Reshuffle Menteri, Rocky Gerung : Kabinet Bengkak Alami Obesitas
Rocky Gerung menilai perintah Presiden Prabowo Subianto pangkas anggaran jadi momentum reshuffle menteri dalam Kabinet Merah Putih.
TRIBUNJAKARTA.COM - Pengamat Politik Rocky Gerung menilai perintah Presiden Prabowo Subianto untuk efisiensi APBN menjadi momentum reshuffle menteri dalam Kabinet Merah Putih.
Rocky melihat masyarakat kini berpikir kritis agar penghematan anggaran juga berdampak pada perampingan kabinet.
Pasalnya, Rocky mengungkapkan Kabinet Merah Putih yang dibentuk Prabowo Subianto cukup besar.
Ia mengungkit adanya tujuh posisi Menteri Koordinator dan bertambahnya jumlah menteri yang menyebabkan membengkaknya birokrasi.
"Itu artinya tidak efisien juga jadi tuntutan penghematan juga harus diperlihatkan oleh Presiden Prabowo. Mumpung ada kesempatan untuk reshuffle ya pangkas saja juga separuh kalau anggaran dipangkas 50 persen yang mengakibatkan geliat ekonomi di daerah itu tidak tumbuh ya pangkas saja sekalian," kata Rocky Gerung dikutip TribunJakarta.com dari akun Youtube Rocky Gerung Official, Kamis (30/1/2025).
Menurut Rocky, pemangkasan kabunet itu lebih masuk akal dan diterima di masyarakat terkait aspek keadilan.
"Publik akan melihat oke kami bayar pajak tapi kami tidak dapat limpahan proyek dari pemerintah dalam bentuk aktivitas daerah kalau ada seminar, ada perjalanan dinas tapi kami mengerti itu karena presiden juga sekaligus memangkas kabinetnya," ujarnya.
"Penghematan itu juga sekaligus adalah penghormatan terhadap efisiensi itu Jadi kalau kabinetnya bengkak itu artinya tubuh kabinet itu mengalami obesitas obesitas itu konsumsi karbohidratnya tinggi sekali jadi kelihatannya gampang jadi publik juga sangat kritis," sambung Rocky Gerung.
Rocky menuturkan pemangkasan menteri Kabinet Merah Putih juga dapat menghemat pengeluaran gaji. Selain itu, Presiden Prabowo juga dapat langsung mengevaluasi menteri yang kinerjanya tidak efektif.
"Menteri-menteri yang tidak bermutu ya mungkin memang 70 persen tidak bermutu karena kapasitas untuk membayangkan Indonesia ke depan itu enggak pernah kita dengar dari menteri-menteri ini kan," ujar Rocky Gerung.

"Perampingan artinya ada reshuffle artinya ada yang diberhentikan kira-kira itu yang diinginkan publik kita hanya membaca bagaimana persepsi publik terhadap borosnya kabinet hari ini," tambahnya.
Rocky mengingatkan publik kini mampu mengekspresikan ketidaksukaan pada hak istimewa para pejabat yang dipertontonkan ke masyarkaat.
Ia mencontohkan pejabat dan menteri yang menggunakan pengawalan kini menjadi sorotan publik.
"Sekelompok orang masih petentang-petenteng dengan mobil-mobil mewah dan beberapa menteri yang sebetumnya enggak ada fungsinya tapi terus memanfaatkan fasilitas negara untuk masuk ke Jalan busway atau hal-hal yang menjengkelkan. Padahal kita tahu menteri itu sebetulnya enggak ada gunanya di situ kan, demikian juga beberapa influencer yang berupaya untuk menopang kekuasaan tapi tidak peka terhadap penderitaan rakyat kecil," jelasnya.
Keputusan Sri Mulyani
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.