Pengakuan Mencengangkan Kades Kohod, Ngaku Jadi Korban dari Pihak Lain Terkait Surat Izin Pagar Laut

Setelah lama tak terlihat, Kepala Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Arsin bin Asip, akhirnya muncul ke publik. 

Kolase Foto Tribun Jakarta/KOMPAS.com/Acep Nazmudin
PAGAR LAUT TANGERANG- Kepala Desa Kohod, Arsin saat meninjau area laut yang memiliki SHGB dan SHM, di Desa Kohod, kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (24/1/2025) dan pagar laut di Tangerang 

TRIBUNJAKARTA.COM - Setelah lama tak terlihat, Kepala Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Arsin bin Asip, akhirnya muncul ke publik. 

Dalam konferensi pers di kediamannya, Jumat (14/2/2025), Arsin menyampaikan permohonan maaf atas kegaduhan yang terjadi di desanya dan mengklarifikasi berbagai tuduhan yang beredar. 

Arsin menegaskan bahwa dirinya tidak pernah menghilang atau kabur ke luar negeri seperti yang dituduhkan. 

Menurut kuasa hukumnya, Yunihar Arsyad, Arsin tetap berada di Desa Kohod namun memilih untuk jarang terlihat guna menjaga kondusivitas masyarakat.

"Bahwa tidak benar klien kami kabur keluar negeri ataupun menghilang. Faktanya, klien kami selalu berada dan tinggal di Desa Kohod sebagaimana tempat tinggalnya saat ini," kata Yunihar. 

Ia juga mengungkapkan bahwa kliennya dalam kondisi tidak sehat akibat tekanan dari kasus pagar laut serta penerbitan Sertifikat Hak Milik (SHM) dan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) lahan yang menjeratnya. 

Arsin juga disebut kerap pulang larut malam karena proses pemeriksaan di Bareskrim Polri. 

"Karena dalam proses pemulihan, malam tadi pun kami pulang larut malam setelah selesai BAP (berita acara pemeriksaan)," kata dia.

Arsin pun mengaku bahwa dirinya adalah korban dalam kasus tersebut. 

"Saya ingin menyampaikan bahwa saya juga adalah korban dari perbuatan yang dilakukan oleh pihak lain," ujar Arsin

Ia mengakui bahwa dirinya lalai sebagai pelayan publik dan peristiwa ini menjadi pelajaran berharga baginya. 

"Evaluasi akan dilakukan agar hal-hal dalam pelayanan masyarakat Desa Kohod di kemudian hari tidak terulang lagi," tambahnya. 

Sebelumnya, Arsin menjadi sorotan publik usai terlibat perdebatan dengan Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Nusron Wahid pada 24 Januari 2025. 

Setelah insiden tersebut, ia dikabarkan menghilang hingga warga Desa Kohod membentuk "Gerakan Tangkap Arsin" sebagai bentuk protes. 

Istri Diperiksa 

Menanggapi tudingan bahwa dirinya sengaja menghindari penggeledahan rumah oleh Bareskrim Polri pada 10 Februari 2025, Arsin melalui pengacaranya menyatakan bahwa ia memang sedang berada di luar desa dan tidak mengetahui adanya penggeledahan. 

"Beliau itu kurang lebih sekitar jam setengah 10 malam meninggalkan rumah untuk kegiatan di luar Desa Kohod, masih di wilayah Tangerang," kata Yunihar. 

Ia menegaskan bahwa ketidakhadiran Arsin saat penggeledahan bukan karena ingin menghindar, melainkan karena ada kegiatan lain yang tidak bisa ditinggalkan.

Saat ini, Arsin masih menjalani pemeriksaan di Bareskrim Polri dan berupaya memulihkan kondisi fisik serta mentalnya akibat tekanan dari kasus yang dihadapinya.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved