Banjir di Jakarta

Rano Karno Diminta Hati-Hati Bicara Relokasi Warga ke Rusun, Ada Bom Waktu Utang Penghuni Rp 95 M

Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno mencanangkan relokasi bagi warga terdampak banjir ke rumah susun atau rusun.

Dionisius Arya Bima Suci/TribunJakarta.com
RANO KARNO DIINGATKAN - Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno alias Si Doel tengah berbincang dengan pengelola Rusun Pekasih, Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat (21/2/2025). Rano diingatkan soal wacana mau memindahkan warga terdampak banjir ke rusun. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno mencanangkan relokasi bagi warga terdampak banjir ke rumah susun atau rusun.

Namun, program tersebut ternyata menyimpan bom waktu. Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna mengingatkan.

Yayat mengatakan, program relokasi warga ke rusun sudah berlangsung sejak beberapa era gubernur sebelumnya.

Namun, pada pelaksanaannya, tidak berjalan lancar seperti diharapkan.

Warga yang dipindahkan ke rusun, tidak selalu digratiskan, melainkan mereka harus menyewa.

Yayat mengungkapkan, dari seluruh rusun yang ada, jika dirata-rata, penghuni masih berhutang sewa sebesar Rp 95,5 miliar.

"Gini-gini, perlu hati-hati bagaimana menempatkan warga di rumah susun," kata Yayat di program Lanturan, Youtube Kompas TV, tayang Rabu (5/3/2025).

Kata Yayat, utang penghuni sebesar nyaris Rp 100 miliar itu dihitung sejak 2010 hingga saat ini.

"Jakarta sebenarnya sudah teriak. Yang tinggal di rumah susun itu punya utang hampir 100 miliar, 95,5 miliar. Ngutang nunggak bayar rusunawanya dari tahun 2010 sampai sekarang," kata Yayat.

Penghuni yang menunggak sewa rusun itu mayoritas merupakan peserta program relokasi.

"Ternyata setelah dipilah-pilah itu ada dua kelompok. Kelompok yang ikut program karena relokasi dan kelompok yang umum."

"Nah mereka-mereka yang (relokasi dari) tempat banjir, mohon maaf ya, yang dulu di Waduk Pluit, yang dulu di sini, dipindahkan ke sana," paparnya.

Yayat mengatakan, program relokasi yang kerap kali disertakan subsidi biaya sewa untuk waktu tertentu, ternyata terlihat kelemahannya saat biaya sewa mulai diberlakukan.

"Sudah masuk ininya (uang) enggak ada untuk bayar sewa bulanannya. Yang kedua hati-hati, kemarin ada  program (relokasi) apa yang di bawah kolong jembatan, yang di bawah itu, dipindahlah ke rumah susun gratis, gratisnya enam bulan, setelah ituah itu gimana."

"Fakta menunjukkan mereka yang sekarang tinggal di rumah susun itu hampir 17.000 unit rumah susun itu nunggak sampai Rp 95,5 milia. Padahal tinggal rumah susun itu harus ada pemeliharaan," paparnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved