Hadapi Cuaca Ekstrem, Dedi Mulyadi Bakal Modifikasi Cuaca Selama 10 Hari dan Ungkit Jakarta

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berbicara mengenai kesiapan menghadapi cuaca ekstrem dan hujan deras. Ia juga ungkit Jakarta.

akun instagram @dedimulyadi71/TribunBekasi.com/Rendy Rutama Putra
BANJIR KOTA BEKASI --- Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan suasana di depan pintu masuk Pondok Gede Permai (PGP), Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi yang tidak dapat dilintasi karena terendam banjir pada Selasa (4/3/2025). Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berbicara mengenai kesiapan menghadapi cuaca ekstrem dan hujan deras. Ia juga ungkit Jakarta. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berbicara mengenai kesiapan menghadapi cuaca ekstrem dan hujan deras.

Hal itu mengacu pada peringatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) antara tanggal 10-20 Maret 2025. 

"Mudah-mudahan saya tidak salah dalam melihat,"  kata Dedi Mulyadi dikutip dari akun instagram @dedimulyadi71, Jumat (7/3/2025).

Dedi mengungkapkan Pemprov Jawa Barat akan melakukan Modifikasi Cuaca selama 10 hari.

Ia berharap modifikasi tersebut dapat mengurangi beban air ke wilayah rawan banjir.

"Kami telah memprosesnya mudah-mudahan langkah ini bisa meringankan beban masyaralat jabar yang mengakami kebanjiran termasuk wilayah DKI Jakarta," imbuhnya.

Pasalnya, kata Dedi, hujan berasal dari hulu yang airnya mengalir ke Karawang,Bekasi dan Jakarta.

"Untuk itu saya mengucapkan terimakasih kepada semuanya mohon doanya seluruh jajaran yang menyelesaikan masalah warga diberikan kesehatan. Selamat menjalankan ibadah puasa," kata Dedi

Rencana Pemkot Bekasi

Sementara itu, Pemkot Bekasi merencanakan relokasi bagi warga korban banjir.

Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, rencana relokasi itu sebagai langkah prioritas untuk warga yang tinggal di bantaran sungai.

“Kami terus mengimbau jangan memanfaatkan bantaran sungai sebagai tempat tinggal. Pemerintah akan mencoba merelokasi tempat-tempat yang hari ini mengalami banjir yang selalu mereka derita,” kata Tri saat ditemui awak media di kawasan kantor Pemkot Bekasi, Kecamatan Bekasi Selatan, Jumat (7/3/2025).

Tri menjelaskan rencana relokasi perlu dilakukan mengingat peristiwa banjir besar sudah sering melanda warga yang tinggal di bantaran sungai tersebut.

“Kalau toh memang hari ini sudah menjadi banjir tahunan, mereka yang terdampak banjir tahunan, kami imbau untuk kemudian berpindah,” ucap Tri.

Diketahui, sebanyak 61.000 jiwa warga Kota Bekasi yang terdampak banjir besar pada Selasa (4/3/2025) lalu.

"Bencana banjir besar di Kota Bekasi berada di 132 titik di delapan kecamatan dengan 23 ribu kepala keluarga atau 61 ribu jiwa yang menjadi korban banjir," tuturnya.

Tri menyampaikan saat ini kondisi banjir di seluruh wilayah Kota Bekasi sudah surut, namun masih menyisakan lumpur.

"Aliran listrik juga sudah dikoordinasikan untuk bertahap dinyalakan seluruhnya, terakhir titik banjir berada di Kelurahan Duren Jaya dan sekarang sudah surut dan akses listrik juga sudah terhubung," papar Tri Adhianto.

Tri Adhianto juga mengungkapkan pihaknya sudah bekerjasama dengan beragam instansi terkait untuk segera memulihkan fasilitas publik yang rusak akibat bencana banjir.  

Mengenai upaya rehabilitasi, ia akan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah untuk mempercepat pemulihan serta memitigasi bencana serupa di kemudian hari.

"Infrastruktur seperti jalan yang putus dan sekolah yang terdampak tengah diinventarisasi, dan kami akan segera memperbaikinya dengan bantuan dari BNPB dan pemerintah pusat," ujarnya. (TribunJakarta/TribunBekasi)

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved