Banjir di Bekasi
SMAN 21 Bekasi Porak Poranda Diterjang Banjir, Dedi Mulyadi Upayakan Ujian Tak Diundur: Mohon Tenang
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berikan semangat untuk seluruh murid SMAN 21 Bekasi yang porak-poranda diterjang banjir.
TRIBUNJAKARTA.COM - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberikan semangat untuk seluruh murid, staf dan guru SMAN 21 Bekasi yang porak-poranda diterjang banjir.
SMAN 21 Bekasi menjadi sekolah yang paling parah terdampak banjir. Gedung sekolah terendam air setinggi 4 meter.
Lokasi sekolah itu berada di Perumahan Pondok Gede Permain (PGP) Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi.
"Semangat terus teman-teman di SMAN 21 Bekasi," kata Dedi Mulyadi dikutip dari akun instagram @dedimulyadi21, Selasa (11/3/2025).
Dedi menyampaikan rasa keprihatinannya atas bencana banjir yang mengganggu kegiatan belajar mengajar di SMAN 21 Bekasi,
Politikus Gerindra itu memahami bahwa selama ini SMAN 21 Bekasi menggunakan bangunan dan tanah milik orang lain.
SMAN 21 Bekasi berstatus menyewa lahan dan bangunan sekolah untuk kegiatan belajar mengajar.
Menanggapi hal tersebut, Dedi mengatakan pihaknya pada tahun ini sudah mengalokasikan untuk pembelian tanah dan bangunan.
"Saya ingin sekaligus kedua-duanya berjalan sehingga mereka tidak terganggu kegiatan belajar mengajarnya ke depan," imbuh Dedi.
Selain itu, Dedi mendapatkan informasi mengenai pengunduran ujian gara-gara banjir.
"Mohon tenang saja, Gubernur Jawa Barat mengupayakan agar teman-teman tidak usah diundur ujiannya," kata Dedi.

Dedi mengatakan pihaknya akan mencari alternatif-alternatif baru agar peserta didik SMAN 21 Bekasi dapat ujian yang sama dengan sekolah lainnya.
Ia pun menyemangati siswa SMAN 21 Bekasi untuk terus belajar dan bertekun dalam hidup.
"Tidak usah khawatir bahwa Pemprov Jabar bertanggung jawab dalam sistem pendidikan SMAN 21 Bekasi. Salam buat orangtua dan gurunya. Utamakan pendidikan untuk kecerdasan bangsa," kata Dedi.
Belum Pulih
Sepekan setelah banjir melanda, kondisi SMAN 21 Bekasi belum juga pulih dari sisa banjir berupa lumpur dan sampah menggunung pada Senin (10/3/2025).
Wakil Kepala SMA Negeri 21 Kota Bekasi, Lala Kardasih mengatakan, kondisi sekolah masih jauh dari kata pulih karena masih banyak barang dan fasilitas yang dibersihkan.
"Kondisinya sekarang kurang lebih 30 persen, kita baru bisa memasukkan beberapa barang ke dalam ruangan," kata Lala.
Akibatnya, proses belajar mengajar saat ini terpaksa ditiadakan karena kondisi sekolah yang belum memungkinkan.
"Sampai hari ini anak-anak masih kita minta tolong bantuannya untuk beres-beresin meja kursi ke kelas masing-masing," jelasnya.
Selama proses pembersihan ini, sekolah mendapat bantuan tenaga dari berbagai pihak mulai dari TNI dan siswa OSIS dari SMA N 22 Kota Bekasi.
Saat ini, pihaknya masih terus berupaya melakukan pembersihan dengan mengerahkan kekuatan baik guru dan siswa.
"Kita akan fokus pembersihan, saat ini siswa memang kita minta bantuan untuk sama-sama bertanggung jawab meja dan kursi kelas mereka masing-masing," tegas dia.
Ujian Ditunda
Banjir yang melanda juga berdampak pada pelaksanaan ujian Penilaian Sumatif Akhir Jenjang (PSAJ).
Sebanyak 278 pelajar kelas 12 yang awalnya dijadwalkan mengikuti ujian pada 10-24 Maret 2025, harus menunda jadwal tersebut menjadi 9 April 2025.
"Untuk kelas 12 ada 278 pelajar, yang terdampak 130 pelajar. Kami sudah minta reschedule 9 April," kata Wakil Kepala Sekolah SMAN 21 Bekasi Lala Kardasih di lokasi, Senin (10/3/2025).
Saat ini, fokus mereka adalah membersihkan puing-puing sisa banjir. Tantangan besar masih dihadapi, yaitu menghilangkan lumpur sisa banjir yang menempel di berbagai area.
Pihak sekolah membutuhkan alat berat untuk menyemprot maupun mengangkut lumpur ke luar lingkungan.
"Kami masih menunggu konfirmasi semacam mobil sampah untuk mengangkut sampah ini dan mungkin lumpur kita masukin ke dalam karung," ungkap Lala.
Jika puing dan lumpur sudah berhasil dibersihkan, pihak sekolah berencana menggelar ujian di sekolah.
"Kalau kondisinya sudah aman dan lebih enak nyaman ya mungkin di sini," jelasnya.
Meski fasilitas sekolah mengalami kerusakan dan ujian ditunda, SMAN 21 Bekasi tetap melanjutkan kegiatan belajar mengajar secara daring.
"Jadi ganti-gantian," ujar Lala. Ia menjelaskan, siswa akan mengikuti pelajaran dalam dua shift agar semua tetap bisa belajar meskipun dalam situasi yang sulit.
Keputusan untuk mengundur pelaksanaan ujian dan kerusakan fasilitas sekolah membawa kesedihan bagi para siswa SMAN 21, salah satunya Ariyadi Mulya Ardi (18).
"Sedih karena banyak alat sekolah, alat guru, fasilitas seperti komputer rusak terendam, terus juga alat-alat kita belajar seperti meja terendam," ungkapnya.
Meskipun mendapat waktu lebih untuk belajar, Ariyadi mengaku sangat merasa sedih ujian sekolah diundur.
Sebab, dirinya jauh-jauh hari telah menyiapkan diri menghadapi ujian tersebut.
"Intinya lebih banyak sedihnya sih daripada senangnya walaupun jadi punya banyak waktu untuk belajar lagi," jelas dia. B
Senada dengan itu, David Ramadhani (18) juga merasakan hal serupa.
Senangnya sih enggak ada. Kalau jujur-jujuran, enggak ada senangnya. Siapa sih orang yang senang sekolahnya banjir," ujarnya.
Dalam suasana yang penuh kesedihan, mereka tetap berusaha menutup kesedihan dengan berkontribusi membersihkan puing-puing bekas banjir yang berserakan di sekolah mereka.
Selain itu, SMAN 21 Bekasi berstatus menyewa lahan dan bangunan sekolah. "Kondisi kami masih sewa," kata Lala.
a menghibahkan tanah dan membangun gedung untuk sekolah tersebut.
"Insya Allah tahun ini dari Provinsi Jawa Barat akan memberikan kami tanah dan beserta membangun gedungnya di kawasan bebas banjir. Insya Allah nanti kita akan pindah," imbuhnya. (TribunJakarta.com/Kompas.com)
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.