Demo Tolak UU TNI dan Revisi UU Polri di Depan DPR RI, Massa Lebih Banyak 'Aksi' Dibanding Orasi
Mayoritas mengenakan pakaian hitam, massa aksi menggeruduk depan gedung DPR RI di Jalan Gatot Soebroto, Jakarta Senayan, Jakarta Pusat.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Wahyu Septiana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra
TRIBUNJAKARTA.COM - Mayoritas mengenakan pakaian hitam, massa aksi menggeruduk depan gedung DPR RI di Jalan Gatot Soebroto, Jakarta Senayan, Jakarta Pusat.
Pantauan TribunJakarta.com, massa mulai berdatangan ke kawasan DPR sejak pukul 15.30 WIB.
Mereka datang secara bergelombang.
Aksi dimulai dengan orasi yang disampaikan beberapa perwakilan massa terkait tuntutan mereka dalam aksi hari ini.
Ada dua tuntutan utama yang mereka suarakan.
Pertama menolak pengesahan UU TNI. Kedua menolak pembahasan RUU Polri.
"Sudah banyak orang-orang yang tewas di bawah dua institusi ini. Tapi anehnya DPR dengan bodohnya memberikan kewenangan lebih kepada mereka," pekik salah satu massa yang berorasi.
Tak ada pengeras suara ataupun mobil komando yang membersamai aksi hari ini.
Orasi yang disampaikan pun tak berlangsung lama.
Sekira pukul 16.30 WIB, massa aksi yang jumlahnya sekira ratusan orang ini mulai menutup arus lalu lintas di jalan arteri dari arah Semanggi menuju Slipi sehingga kendaraan hanya bisa melintas di jalur Transjakarta.
Tak ada lagi orasi, massa aksi lebih memilih melakukan sejumlah 'aksi' di depan DPR RI.
Ada yang membentangkan spanduk berisi protes, mencoret tembok DPR, merusak besi pagar hingga membobok tembok pagar.
"Kami butuh solusi, bukan dwifungsi. Kembalikan TNI ke barak," begitu salah satu poster yang dibawa massa aksi.
"Marhaban ya melawan. JKT melawan DPR, tolak dwifungsi," tulisan di tembok pagar DPR yang dicoret menggunakan cat semprot.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.