PSI Soroti Rendahnya Kompetensi Guru di Jakarta, Padahal Sektor Pendidikan Punya Anggaran Besar

PSI Soroti Rendahnya Kompetensi Guru di Jakarta, Padahal Sektor Pendidikan Punya Anggaran Besar

Tribun Jakarta
SOROTI KOMPETENSI GURU DI JAKARTA - Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Justin Adrian Untayana, menyoroti rendahnya tingkat kompetensi guru di DKI Jakarta. Justin menilai rendahnya kompetensi guru tersebut menandakan buruknya pengelolaan sektor pendidikan di Jakarta saat ini, padahal sektor pendidikan memiliki anggaran tahunan yang besar. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Justin Adrian Untayana, menyoroti rendahnya tingkat kompetensi guru di DKI Jakarta.

Justin menilai rendahnya kompetensi guru tersebut menandakan buruknya pengelolaan sektor pendidikan di Jakarta saat ini, padahal sektor pendidikan memiliki anggaran tahunan yang besar.

"Data Disdik DKI Jakarta menunjukkan fakta yang mengejutkan. Bahwasanya, hanya terdapat 34,29 persen guru yang lulus uji kompetensi di Ibu Kota pada tahun 2022 lalu,” kata Justin dikutip dari keterangan pers.

Berdasarkan data Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta tahun 2024, Justin merincikan hanya ada 34,29 persen guru yang lulus uji kompetensi pada tahun 2022 lalu. 

Sebagian besar lainnya, disebut belum dapat melewati tahapan itu.

Ia pun menilai, rendahnya kualitas guru di Jakarta menunjukan upaya minim dari pihak berwenang khususnya dalam hal pengembangan SDM di sektor tersebut.

Di sisi lain, sektor pendidikan memiliki anggaran besar mencapai sekitar Rp 18 triliun pertahun.

“Fakta Rendahnya kualitas guru itu berbanding terbalik dengan fakta besarnya anggaran dinas pendidikan DKI Jakarta yang ada dalam kisaran Rp18 triliun per tahun. Hal ini seakan mengkhianati kontribusi besar warga Jakarta melalui pajak,” kata dia.

Menurut Justin, keadaan ini sangat mengkhawatirkan. Fakta rendahnya kompetensi guru menunjukkan bahwa Jakarta belum siap membekali putra dan putrinya dengan pendidikan yang memadai.

Anak-anak saat ini dituntut untuk mampu menghadapi dunia kerja yang terus berkembang seiring kemajuan teknologi dan kemajuan global.

Namun di sisi lain, guru yang mendidik mereka justru belum dapat lolos uji kompetensi kelayakan dengan nilai yang memuaskan.

“Menjadi lucu dan ironis,” tegasnya.

“Pemprov DKI Jakarta, terutama Disdik DKI Jakarta seolah tidak sadar bahwa anak-anak kita akan menghadapi persaingan yang sangat berat akibat kebutuhan keahlian yang semakin kompleks dalam dunia kerja", tambah dia.

Berdasar data 2024 kata Justin, sektor yang paling berkontribusi terhadap perekonomian DKI Jakarta adalah perdagangan besar, keuangan, serta informasi dan komunikasi (infokom).

Dua sektor terakhir itu, membutuhkan pekerja-pekerja dengan kualitas pendidikan yang mumpuni. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved