Guru Besar Binus Bekasi Paparkan Sudut Pandang Positif dari Perang Tarif Amerika-Cina 

Prof Gatot Soepriyanto menilai, ada dampak positif yang bisa terjadi dari perang dagang Amerika-Cina setelah kedua belah pihak saling menaikkan.

Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Rr Dewi Kartika H
TribunJakarta.com/ Yusuf Bachtiar
Guru Besar Binus Bekasi, Prof Gatot Soepriyanto saat dijumpai di kampus Bekasi, di Bekasi Utara, Kota Bekasi, Selasa (14/4/2025).  

Laporan wartawan TribunJakarta.com Yusuf Bachtiar 

TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI UTARA - Guru Besar Universitas Binus Bekasi, Prof Gatot Soepriyanto menilai, ada dampak positif yang bisa terjadi dari perang dagang Amerika-Cina setelah kedua belah pihak saling menaikkan tarif impor. 

Menurut Gatot, ada potensi yang bisa saja menjadi keuntungan bagi Indonesia di tengah ketegangan antara Amerika-Cina. 

"Beberapa melihat bahwa uncertainty (ketidakpastian) ini menciptakan hal yang positif atau peluang yang positif," kata Gatot dijumpai di Binus Bekasi, Selasa (15/4/2025). 

Cina dan Amerika merupakan dua raksasa ekonomi dunia, jika ketegangan tak mereda otomatis harus ada opsi lain untuk memindahkan pasar. 

Indonesia merupakan negara yang potensial, memiliki sumber daya manusia serta pasar yang kuat untuk memastikan produk kedua negara bisa tetap terjaga. 

"Indonesia punya sumber daya manusia, pasarnya kuat, dekat juga secara logistik," ucap Gatot. 

Dia mencontohkan, jika perang tarif impor Amerika-Cina tak menemui titik temu, kedua negara mungkin memiliki opsi merelokasi industrinya di Indonesia. 

Kehadiran investasi asing bukan melulu soal persiapan infrastruktur, peningkatan kapasitas tenaga kerja pun jadi elemen penting dalam penyikapi situasi global. 

"Kalau kemudian sebuah daya tadi, pabrik tadi, pindah di Indonesia, berarti dibutuhkan kepotensi-potensi tambahan. Contoh, kalau pabrik Cina yang pindah ke sini, berarti bahasa Mandarinnya perlu ditambah," ucapnya. 

Binus dalam hal ini, terus melakukan penyesuaian demi menghadapi situasi global seperti melalui inovasi pembaruan materi kuliah yang relevan dengan isu industri terkini. 

Misalnya melalui studi kasus terbaru dan menghadirkan dosen tamu praktisi yang menghadapi langsung situasi ekonomi global terkini. 

"Kalau misalnya anak ekonomi bicara World Trade Organization, sekarang case-nya sudah diubah ya. Bagaimana kalau kondisinya bergantian dengan trade war dan ada yang perang tarif yang ada satu sama lain. Jadi bisa di dalam kaitannya tadi," terang dia.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved