Kisah Pilu Mantan Pemain Sirkus Dipasung Pakai Rantai Gajah, Malam-malam Kabur ke Hutan Cisarua
Mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) mengaku pernah dirantai memakai rantai gajah. Ada yang malam-malam kabur ke hutan Cisarua Bogor.
Butet Juga Alami Siksaan Selama Bekerja
Butet juga mengaku sering mendapatkan perlakuan kasar selama berlatih dan menjadi pemain sirkus.
“Kalau main saat show tidak bagus, saya dipukuli. Pernah dirantai pakai rantai gajah di kaki, bahkan untuk buang air saja saya kesulitan,” kata Butet.
Bahkan, Butet juga tetap dipaksa tampil ketika sedang mengandung. Setelah melahirkan, ia kemudian dipisahkan dari sang anak.
“Saat hamil pun saya dipaksa tetap tampil. Setelah melahirkan, saya dipisahkan dari anak saya, saya tidak bisa menyusui. Saya juga pernah dijejali kotoran gajah hanya karena ketahuan mengambil daging empal,” ungkap Butet sambil menahan tangis.
Butet pun mengungkapkan bahwa selama hidupnya ia tidak pernah mengetahui identitas aslinya, baik itu nama, keluarga, dan usia karena sudah ditempa sebagai pemain sirkus sejak kecil.
Tuntut Keadilan
Kisah Pilu ini diungkap Fifi, Butet, dan beberapa pemain sirkus OCI lainnya di hadapan Wakil Menteri HAM Mugiyanto, di Kantor Kementerian HAM, Jakarta, Selasa (15/4/2025).
Mereka mengadukan pengalaman pahit yang dialaminya selama bertahun-tahun.
Kuasa hukum para korban, Muhammad Soleh, berharap pemerintah untuk membentuk tim pencari fakta untuk mengusut kasus dugaan eksploitasi dan kekerasan terhadap para pemain sirkus ini.
Soleh meyakini bahwa masih banyak pemain sirkus yang mengalami nasib serupa dan masih berada di lingkungan Taman Safari Indonesia.
Baca juga: Sosok Zainal Abidin Sekdes di Pasuruan Viral Rela Gendong Ibunya saat Tawaf Umrah, Sempat Masuk RS
“Sekarang, para korban harus didengar, dan masih banyak korban yang masih ada di Taman Safari. Itu harus diungkap. Mereka pasti punya orang tua, baik yang masih hidup ataupun sudah tidak,” kata Soleh.
Ia juga menyayangkan sikap pihak Taman Safari Indonesia yang menurutnya belum menunjukkan itikad baik.
“Sampai saat ini, Taman Safari Indonesia tidak mengakui kesalahan, seolah tidak ada pelanggaran dan kekejaman yang dilakukan. Menurut saya, ini jelas perlu ada keadilan,” kata Soleh.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.