Penculikan Anak di Pasar Rebo

Warga Diimbau Tak Beri Stigma Negatif ke Anak Korban Penculikan di Pasar Rebo

Pemkot Jakarta Timur mengimbau warga tidak memberikan cap negatif bagi ETZ (13) anak korban penculikan disertai pencabulan di Kecamatan Pasar Rebo.

|
Penulis: Bima Putra | Editor: Satrio Sarwo Trengginas

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, PASAR REBO - Pemkot Jakarta Timur mengimbau warga tidak memberikan cap negatif bagi ETZ (13) anak korban penculikan disertai pencabulan di Kecamatan Pasar Rebo.

Kepala Sudin Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Jakarta Timur, Hary Sutanto mengimbau warga tak memberikan cap negatif guna membantu proses pemulihan trauma ETZ.

Pasalnya setelah menjadi korban penculikan dan pencabulan pria tetangga kontrakannya sendiri, korban kini trauma dan membutuhkan dukungan moril dari lingkungan untuk pulih.

"Tolong (korban) diterima (kembali di masyarakat) secara normal. Jangan ada stigma (negatif) dan lainnya," kata Hary saat dikonfirmasi di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Jumat (18/4/2025).

Menurut Sudin PPAPP Jakarta Timur dalam beberapa kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, masyarakat justru memberi stigma negatif dan mempersalahkan korban.

Korban yang seharusnya mendapat dukungan justru diposisikan bersalah atas kasus tindak pidana yang dialami, bahkan dikucilkan keluarga atau masyarakat di lingkungan terdekat.

Hal ini turut membebani dan menghambat proses pemulihan trauma, padahal butuh waktu bagi perempuan dan anak korban kekerasan untuk bangkit setelah peristiwa tindak pidana dialami.

"Kasihan itu, ini kan korban. Namanya korban, siapa sih yang mau menjadi korban. Karena yang namanya trauma sulit dihilangkan, ibarat coretan di kertas dihapus bekasnya masih ada," ujarnya.

Sehingga pihak keluarga, teman, dan lingkungan terdekat korban diimbau ikut aktif membantu proses pemulihan yang kini sedang dilakukan psikolog Sudin PPAPP Jakarta Timur.

Hary menuturkan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak sedianya perlu dipahami sebagai permasalahan yang menjadi tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah.

Kesadaran masyarakat diperlukan untuk mencegah kasus serupa terjadi, termasuk berperan aktif melaporkan ke petugas bila mendapati adanya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.

"Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Butuh stakeholders, butuh masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat, seluruh elemen wajib (terlibat aktif mencegah)," tuturnya.

Sebelumnya ETZ (13) yang merupakan warga Pasar Rebo, Jakarta Timur menjadi korban penculikan dilakukan pria tetangga unit kontrakannya pada Kamis (10/4/2025) sekira pukul 08.00 WIB.

Dalam aksinya pelaku meminta izin kepada kedua orangtua ETZ untuk membawa korban ke pusat perbelanjaan di kawasan Pasar Rebo dengan iming-iming dibelikan baju.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved